#12

168 23 13
                                    

#12Perfect Harmonies



Yuri menopang dagunya dengan kedua tangan, dia melirik dan seketika sweatdrop melihat Keito terlihat begitu serius sampai dahinya berkerut. Yuri mengulurkan tangannya, dia lantas memukul keras dahi Keito hingga pemuda itu menjerit. ''Ya ampun! Kau ini apa-apaan, sih?!'' sahut Keito kesal, ''aku sedang konsentrasi, nih!''

''Kita ini hanya mendengarkan dan menonton video permainan biola,'' ucap Yuri, ''kenapa kau jadi serius begitu? Seperti sedang ujian saja.''

''Kan, kau sendiri yang mengatakan kalau kita harus serius dalam semua hal,'' balas Keito.

Yuri berdecak, dia kembali menonton video permainan biola yang biasa dia tonton saat masih belajar dulu. Keito menghela napas, dia mengubah posisi duduknya dan berkomentar, ''Sulit juga bermain biola itu. Harus benar-benar menguasai. Dan.... Aaaa, bagaimana aku bisa mempelajarinyaaaa?'' Keito meremas rambutnya merana, Yuri yang melihatnya benar-benar sweatdrop. 'Dasar berlebihan,' batin Yuri, dia geleng-geleng kepala dan kembali menonton video itu.

''Chii,'' panggil Keito.

''Hm,'' sahut Yuri tanpa menoleh.

''Bagaimana pendapatmu soal Yamada-San?''

Yuri menoleh kearah Keito, dahinya berkerut. ''Yamada......'' Yuri diam sejenak, dia memekik dan menatap kaget Keito dengan menutup mulut, ''Okamoto-Kun, kau menyukai Yama-Chan, ya?!''

Keito menatap Yuri cengo, dia memberi tatapan apa-kau-tidak-bisa-bersikap-biasa-saja. ''Yappari,'' ucap Yuri, dia tersenyum bangga, ''sudah kuduga kau menyukai Yama-Chan. Dia memang manis, dan sangat feminim.'' Yuri terkikik, dia menepuk-nepuk pundak Keito. ''Aku akan membantumu dekat dengannya, jangan khawatir,'' ucap Yuri semangat.

''Matte, kenapa kau jadi bersemangat begitu?'' sahut Keito.

''Oh, itu karena Yama-Chan adalah sahabat baikku,'' ucap Yuri bangga, ''lagipula, kalau Yama-Chan dan kau benar-benar berpacaran, aku punya kesempatan mendekati.... Nakajima-San.''

Krik.

''Sudah kuduga kau menyukainya,'' sahut Keito datar sambil memalingkan muka.

Yuri menatap Keito, dia menggembungkan pipinya. ''Kenapa reaksimu begitu, hah?'' Yuri mendorong Keito, ''kau sepertinya tidak suka dengan Nakajima-San. Kau iri dengannya, ya? Karena penggemarnya lebih banyak darimu? Iya, kan?''

''Jangan sok tahu,'' Keito menoyor kepala Yuri yang terkikik, ''aku tidak pernah iri dengannya. Hanya saja aku sudah sangat terbiasa mendengar ada gadis yang menyukai Nakajima-Kun. Semua gadis menyukainya, aku akui itu.'' Keito tersenyum kecil, dia menunduk sebentar dan menghela napas panjang. ''Termasuk orang yang kusukai juga menyukainya,'' gumam Keito pelan.

Yuri terdiam, dia menatap Keito. Yuri bisa paham bagaimana perasaan saat mengetahui orang yang disukai menyukai orang lain. Apalagi 'orang lain' itu adalah orang terdekat. ''Aku akan membantumu dekat dengan Yama-Chan, kau jangan khawatir,'' ucap Yuri sambil menepuk pundak Keito, menyemangati pemuda itu, ''anggap ini sebagai rasa terimakasihku.''

Keito menatap Yuri dengan dahi berkerut. ''Terimakasih untuk apa?'' tanyanya.

''Untuk.....'' Yuri berpikir sejenak, ''....sudah mempercayaiku mengajarimu bermain biola.'' Yuri tersenyum bahagia kepada Keito. ''Ini pertama kalinya ada yang memintaku mengajari bermain biola,'' ucap Yuri, ''biasanya orang-orang akan meminta Yama-Chan atau Inoo-Chan mengajari mereka.''

Keito tersenyum, dia mengangguk. Yuri kembali menonton video, kelihatan jelas rona kebahagiaan di wajahnya. Keito menghela napas, dia akhirnya ikut menonton lagi bersama Yuri.
*
Ryosuke memejamkan mata, dia meresapi nada yang diciptakan oleh permainan biolanya. Ryosuke ingin permainan biolanya di Final Jam bisa memukau semua penonton seperti biasanya.

Ryosuke perlahan membuka mata, dia menghela napas dan meletakkan biolanya. Ryosuke menatap sekeliling ruang latihan dengan tatapan sendu, pikirannya masih saja tertuju kepada pertengkaran Kizuna dan Kei waktu itu. Dalam hati Ryosuke sangat yakin, bukan hanya dia yang risau. Bukan hanya dia yang gelisah. Waktu terus berjalan, tapi tidak ada titik terang bagaimana jadinya penampilan mereka nanti di Final Jam. Ryosuke tidak berani membayangkan reaksi Kei andai penampilan ini gagal, atau setidaknya menurut Kei gagal. Kei pasti akan sangat terpukul. Ryosuke juga tidak mau mengulangi mimpi buruk yang sama, apalagi ini adalah penampilan kolaborasi. Kalau Aozora gagal, maka Party Monsters juga gagal. Itu juga pasti akan menjadi mimpi buruk untuk Party Monsters.

''Yo, Yamada.''

Ryosuke menoleh, dia langsung tersenyum melihat Yuto berjalan kearahnya. Yuto duduk di sebelah Ryosuke, dia menatap gadis itu lembut. ''Kenapa masih disini?'' tanyanya, ''sebentar lagi gelap, kau tidak pulang?''

''Aku masih ingin disini,'' jawab Ryosuke, ''kau sendiri tidak pulang?''

''Aku masih mau mampir ke kafe dulu,'' ucap Yuto, ''kebetulan hari ini giliran Raiya menjaga toko, jadi aku bisa bebas.'' Yuto terkekeh, Ryosuke tersenyum melihatnya. Yuto menatap Ryosuke, dia berkata, ''Ayo ikut ke kafe. Kita melepas lelah sejenak disana."

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang