#13

134 23 15
                                    

Kei berlari masuk ruang latihan, dia langsung menghampiri Ryosuke yang juga kelihatan panik. "Apa maksudmu Daiki keluar dari Inokura?!" sentak Kei, "pertunjukkan tinggal dua bulan lagi!"

"Aku bertemu ayahnya tadi," ucap Ryosuke, "beliau memberitahu kalau Dai-chan akan pindah ke China."

Kei terkejut mendengar ucapan Ryosuke, dia langsung berlari keluar ruang latihan. Yabu juga berlari mengikuti Kei, meninggalkan Ryosuke yang sangat kalut. Ryosuke baru akan berlari saat Keito melangkah masuk. "Jadi benar Daiki akan keluar dari Inokura?" ucap Keito.

Ryosuke mengangguk. "Ini sangat mendadak," ucap Ryosuke, "apa yang dipikirkan Arioka-San saat memutuskan semua ini?"

Keito terdiam, pikirannya langsung tertuju kepada Yuya. "Mungkin ini ada hubungannya dengan Takaki," ucap Keito. Dia menoleh kearah Ryosuke yang mengerutkan dahi, lalu meneruskan, "Apa kau pernah berpikir kalau Arioka-San melakukan ini untuk memisahkan Daiki dan Takaki? Ini memang sedikit cheesy, tapi semua kemungkinan bisa terjadi, kan."

Ryosuke terdiam, dia perlahan memahami semuanya. "Astaga, kau benar," ucap Ryosuke, "Arioka-San tidak pernah menyukai rocker." Ryosuke mengerang panik, dia mondar-mandir gelisah. "Apa yang harus kulakukaaaannnn?!" ucapnya. Ryosuke masih gelisah, Keito berdecak dan menahannya. "Daripada kau mondar-mandir tidak jelas, kenapa kau tidak berusaha membujuk Arioka-San agar membatalkan niatnya?" ucap Keito, "atau setidaknya menunda sampai Final Jam."

"Okamoto!" sentak Ryosuke, "jadi kau setuju kalau Dai-Chan dan Takaki-San berpisah?!"

"Aku tidak mengucapkan itu, baka," balas Keito, "tapi kalau kita bisa menunda kepindahan mereka, selama itu kita harus bekerjasama menunjukkan kalau Takaki tidak seburuk pikiran Arioka-San." Keito menghela napas. "Kau paham dengan maksudku, kan?" tanya Keito.

Ryosuke diam, dia perlahan mengangguk. "Good," Keito tersenyum, dia menarik Ryosuke dan berlari keluar ruang latihan.

Yuto berhenti, dahinya berkerut menatap Keito dan Ryosuke berlari sambil bergandengan tangan. 'Apa-apaan itu?' batin Yuto, dia merasa tidak senang dengan apa yang baru dilihatnya.
*
Kei berhenti di depan rumah Daiki, dia terkejut melihat ada mobil boks disana. Kei langsung masuk, dia menemui Tuan Arioka di ruang tengah. "Paman, kumohon tunda kepindahanmu," ucap Kei, dia mengatupkan tangannya memohon, "Final Jam akan diadakan dua bulan lagi."

"Aku tahu," ucap Tuan Arioka, "tapi pekerjaanku tidak bisa menunggu."

Kei gusar, dia berucap, "Kalau begitu biarkan Daiki tinggal di rumah saya sampai Final Jam selesai. Dia bisa berbagi kamar deng..."

"Tidak!" sahut Tuan Arioka tegas, teriakannya mengejutkan Kei dan Yabu, "Daiki tidak kuijinkan tinggal sendirian. Lagipula kalau dia tinggal, siapa yang menjamin kalau pemuda itu tidak akan mengganggu putriku lagi?"

Deg.

Kei terkesiap, dia mengerti sekarang. Tuan Arioka pasti mempercepat kepindahannya ke China untuk memisahkan Daiki dan Yuya. Kei menoleh, dia terkejut dan langsung mendekati Daiki yang mengintip dari tangga. "Dai-chan..." Kei berucap, dia tidak jadi bicara saat Daiki memeluknya dan menangis. "Aku tidak mau berpisah dengan Takaki," Daiki terisak, "aku tidak mau berpisah dengannya. Inoo-chan..." Daiki menatap Kei dengan mata berair, "Inoo-chan tolong aku. Bujuk ayahku, dia pasti mendengarkanmu."

Yabu menatap Tuan Arioka, dia bergegas mendekati pria itu. "Tuan, maafkan saya lancang," ucap Yabu, "tapi apa yang membuat Anda membenci Takaki?"

Tuan Arioka menatap Yabu, dahinya berkerut. Yabu tersenyum, dia berkata, "Saya teman Takaki, Tuan."

Kei yang mendengar itu mendesis sambil memicingkan mata. Yabu itu mau bunuh diri atau bagaimana? "Saya mengenal Takaki sejak SMA, jadi... saya ingin tahu apa yang membuat Anda begitu membencinya."

Perfect HarmoniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang