Bab 13

11.5K 596 6
                                    

"Apa maksud semua ini Dimas?" tanya Dinda marah begitu pintu kamar mereka tertutup.

"Kau bilang,kau mencintaiku dan nggak akan pernah mau menceraikanku sampai kapanpun. Tapi belum apa-apa sudah ada wanita yang datang kemari dan bilang akan menggantikan posisiku."

"Sayang.."

"Sayang..sayang..sayang apanya? Kau memang pembohong!" Dinda langsung melemparkan hp yang digenggamnya ke arah Dimas sangkin marahnya.

Hup..Dimas menangkapnya dengan cepat.

Huh..Dimas menarik napas lega. Dia berhasil menangkap hp Dinda. Kalau tidak..Dia tidak tahu benda apa lagi yang akan melayang ke arahnya karena Dinda pasti akan menghajarnya habis-habisan kalau hpnya sampai terjatuh dan rusak.

"Kemarikan hpku." Dinda langsung merebut kembali hp yang dilemparnya tadi ke arah Dimas.

"Aku mau menelpon mamak dan bou. Aku akan bilang kalau kita mau bercerai. Kau sudah memiliki wanita lain sebagai penggantiku."

Dimas langsung panik begitu melihat Dinda menekan beberapa nomor dan merebut kembali hp Dinda. Orangtua mereka tidak boleh sampai tahu permasalahan mereka. Kalau tidak..Habislah dia..

"Kenapa sih kau harus marah-marah begitu? Bukannya kau juga pergi ketemuan dengan teman SMA-mu itu diam-diam?" Protes Dimas tidak terima dengan ucapan Dinda yang sarat tuduhan itu. Seolah Dimas memang sudah punya wanita lain dan ingin bercerai dari Dinda. Padahal kenyataannya,Dinda lah yang berniat bercerai darinya.

"Ok..Kalau gitu kita bilang aja sekarang kalau masing-masing kita sudah punya orang lain dan kita sudah sepakat untuk berpisah."

Dinda merebut kembali hpnya.

"Ho-ho..Siapa bilang aku sudah punya orang lain?Kau yang sudah punya orang lain. Dan kau juga yang bersikeras mau pisah dariku."

"Lalu wanita tadi siapa? Kenapa dia bisa ngomong kayak tadi?"

Dinda benar-benar marah kepada Dimas dan dia tidak tahu kenapa dia jadi begitu. Dia merasa Dimas telah berbohong kepadanya. Teganya..

"Kan tadi dia udah bilang siapa namanya."

"Dimaaaaass!"

Dinda meraih bantal disampingnya dan melemparkannya ke arah Dimas. Dengan sigap Dimas langsung menangkapnya dan mengembalikan bantal tersebut ke tempat semula. Dinda menatap Dimas kesal melihat Dimas berhasil menangkap bantal yang dilemparkannya barusan.

"Sayang..Aku serius. Aku itu nggak ada hubungan apa-apa dengan Mona. Aku juga nggak tahu kenapa Mona bisa punya pemikiran seperti itu. Aku itu nggak pernah bilang mau pisah darimu. Justru aku bilang aku itu sangat mencintaimu dan nggak ada tempat untuknya dihatiku. Hatiku itu sudah penuh denganmu." Dimas meraih tangan Dinda dan mengecupnya. Dia sungguh berharap Dinda percaya padanya dan tidak marah-marah lagi padanya.

"Aku nggak percaya!" Dinda langsung menepiskan tangannya.

"Sayang.."

"Sayang..sayang..Jangan kau panggil aku dengan sebutan itu lagi. Aku mau kita pisah sekarang juga!"

Dinda langsung pergi meninggalkan Dimas yang diam tak berdaya.

Pelangi Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang