24

12.4K 718 23
                                    

Pagi adalah bagaimana kamu memaknainya.
Setiap orang memiliki pagi yang berbeda, setiap pagi memiliki cerita yang tak sama.

Pagi ini adalah harapan baru untuk Kamila, harapan dimana dia akan memulai lagi harinya dari awal. dia akan mulai meninggalkan egonya demi kebahagiaan orang-orang yang dia cintai.

Kamila mulai menyadari satu hal, cinta seharusnya tak membuat dia menjadi lemah, cintalah yang menguatkan. Cinta tak seharusnya membuat dia menjadi jahat, karna cinta adalah suatu kebaikan. Cinta bukanlah merampas, tapi mengikhlaskan.

Berhari-hari dia menemani Alwan di rumah sakit, akhirnya hari ini Alwan akan kembali kerumah mereka.

Satria menjemput Alwan dan Kamila untuk membawa mereka pulang kerumah. Senyum tak pernah lepas dari wajah Satria. Bagaimana tidak? Dia akan membawa pulang kebahagiaan dari istrinya, seseorang yang membuat Naira bahkan susah tersenyum karna khawatir dan rasa bersalahnya.

Tak ada percakapan selama perjalanan, hanya Satria yang bersenandung mengikuti alunan musik yang di putarnya, Alwan memilih memejamkan mata entah tertidur atau berusaha tidur, sementara Kamila larut dengan segala pemikirannya.

Mobil sudah terparkir dengan rapih tapi baik Alwan maupun Kamila tidak juga menyadari bahwa mereka telah sampai di rumah.

"Mas, Kak, udah nyampe nih."

Kamila hanya tersenyum dan lebih dulu keluar dari mobil yang di ikuti Alwan. Dia berjalan lebih dahulu menuju pintu masuk.

"Mil, tungguin aku dong. Tega banget"

Kamila menoleh, dia berhenti untuk menunggu Alwan yang masih tertatih dibelakangnya.

"Jangan tinggalin aku"

Alwan menatap tapat di manik mata coklat Kamila dan menggenggam erat jari-jari mungil istrinya itu. Kamila masih terdiam, dia belum bisa menguasai dirinya. Kata sederhana dari Alwan sukses meruntuhkan pertahanan yang dia buat. Dia selalu jatuh cinta pada Alwan setiap waktunya, dia mencintai suaminya meski dalam rasa sakit yang dia terima.

Di belakang mereka, ada Satria yang sekuat tenaga menahan tawa, entah apa yang menurutnya lucu.

"Assalammu'alaikum"

"Wa'alaikumusalam"

Satria melihat Naira berlari dari tangga menuju kearah mereka dengan senyum secerah mentari.

"Oh my sunshine"

Satria menjatuhkan tas yang dia bawa agar bisa merentangkan tangannya untuk memeluk Naira, dalam fikirannya Naira yang berlari kearahnya akan memeluk dia dan berterimakasih sudah membawa Alwan dan kamila pulang. Tapi semuanya di luar ekspektasi, Naira memeluk Kamila dengan sangat erat. Satria hanya tersenyum bodoh sambil bersedekap agar rentangan tangannya tidak mubazir.

Gantian Alwan yang tertawa lepas melihat tingkah Satria.

"Diem lo mas, prihatin dikit kenapa? malah ngetawain"

"Sedih gua liat lo, Sat hahaha"

"Anak bunda baru dateng udah ketawa-ketawa aja, bagi-bagi dong bahagianya"

Alwan baru saja menyadari kedatangan bunda di sela-sela tawanya.

"Assalammu'alaikum Bun"

"Wa'alaikumsalam anak ganteng."

"Bun, Satria gak kalah ganteng loh bun," Sergah Satria tak terima.

Satria bersungut-sungut menatap ke arah Alwan yang masih mengulum senyum gelinya.
bunda ikut tertawa mendengar ucapan Satria yang masih seperti anak kecil berebut perhatian mamanya.

Seikhlas Langit [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang