"Bayu Setyo"
Mereka bertiga menoleh ke sumber suara, dan betapa terkejut nya ayah dengan apa yang dia lihat saat ini.
"Kaa... Kamu"
"Wow, aku kira kamu sudah melupakan ku"
Wajah ayah menegang saat bertatapan langsung dengan laki-laki yang sudah belasan tahun tak dilihatnya.
"Bunda, ajak Naira masuk!"
Perintah ayah tak terbantahkan, rahangnya sudah mengeras sekarang.
"Mau apa kamu datang kemari?"
"Tentu saja aku akan mengambil putriku"
Arnes tersenyum mengejek, masih sama seperti dulu tetap angkuh."Ke.. kenapa kamu mau mengambil anak kamu disini? Ini bukan panti asuhan. Semua yang ada di rumah ini adalah anakku"
"Jangan berlaga seperti orang bodoh, aku tau Kamila adalah anakku. Sekarang aku akan membawa nya pergi"
"Anak? Apa pernah sekali saja kamu memberi nya makan? Apa pernah kamu memberi dia kasih sayang? Kamila adalah anakku!"
Nada suara Ayah sudah benar-benar meninggi, dia tidak akan pernah merelakan anak yang sudah di asuh nya sejak kecil hingga sebesar sekarang. Gadis yang sudah sangat dia sayangi seperti anak kandungnya sendiri.
"Jangan seperti orang bodoh, bagaimanapun aku lah ayah kandungnya. Aku lebih berhak atas anakku"
Arnes berbicara dengan santai, dan sesekali menyunggingkan senyumnya.
"Sekarang kamu bisa pergi dari sini! Atau saya akan menjebloskan kamu ke penjara lagi!"
"Baiklah, tapi kamu harus ingat bahwa aku akan kembali untuk mengambil putriku"
Arnes beranjak keluar gerbang meninggalkan ayah yang masih menatap punggung Arnes.
...................
Semua anggota keluarga sudah duduk di dalam kamar ayah dan bunda. Ayah sengaja mengumpulkan semua orang untuk membahas rencananya.
"Ayah kenapa sih? Kok jadi tegang semua gini. Nai gak ngerti"
Kamila membulatkan mata nya kearah Naira pertanda meminta Naira untuk diam namun di balas Naira dengan memutar bola matanya.
"Kamila, ayah mu tadi datang kemari"
Ucap ayah nyaris tak terdengar."Maksud ayah, ayah kandung mu tadi datang kemari"
Kamila terlihat shock mendengar pernyataan ayahnya."A.. ayah ayah kandung?"
"Iya ayah kandung mu nak, Arnes Laksono"
Semua diam, tidak tau apa respon yang tepat untuk hal ini. Bunda sudah memeluk Kamila dengan erat, menyalurkan kasih sayang pada gadis yang sudah seperti anak kandungnya sendiri sejak kecil.
"Dia ingin mengambil mu dari ayah, dia ingin mengambil putri kecil ayah. Ayah tidak akan membiarkan itu terjadi, ayah tidak akan membiarkan hal yang terjadi pada ibumu terjadi juga dengan mu. Tidak akan nak"
"Tapi mas, bagaimana jika dia datang lagi?"
Tak ada jawaban, ayah masih bingung memilih kata yang akan dia ucapkan.
"Ayah tidak punya hak apapun atas Kamila karna Kamila memanglah bukan putri kandung ayah, tapi seorang suami akan memiliki hak seutuh nya pada seorang istri. Untuk itu ayah akan segera menikahkan Kamila"
"Hah! Ayah apa-apaan! Nai gak setuju, kak Mila udah seperti kakak kandung Nai. Mana bisa jadi ibu tiri! Enggak Nai gak suka!"
Semua nya diam, shock melihat kearah Naira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Langit [SUDAH TERBIT]
SpiritualTumbuh bersama, tawa, tangis dan bahagia sejak kecil mereka bagi bersama. tapi usia memberi tahu sampai kapanpun mereka bukan lah satu. juga rasa yang tak mungkin bisa di bohongi, tumbuh subur namun selalu berusaha di bunuh dengan kekejaman jarak. s...