Naira pov
Aku terbangun dalam keadan yang mengenaskan, apa semua pengantin baru mengalami ini? Ini benar-benar gila!
Setelah kemarin Mas Alwan pulang dari rumah sakit, malam harinya aku di boyong Satria dan keluarganya untuk tinggal dirumah Satria ya tentunya untuk menghindari segala hal yang tidak di inginkan. Dan ini untuk pertama kalinya aku tinggal sekamar dengan Satria minus dia menyelinap numpang tidur di kamarku malam itu atau malam-malam dirumah sakit.
Huuussssstt jangan jadi mikir, ini gak seperti pernikahan normal lainnya. Mana ada pengantin baru yang bernasib seburuk aku. Lihatlah keaadaanku yang sudah sulit aku ceritakan ini.
Lipstik dan pensil alis yang sudah tercoreng moreng mengganggu wajah cantikku yang di ciptakan langsung oleh Allah ini. Dasar Satria setres, gilak, nyebelin. Tegaaaaa!!!!!!!!
Jangan bingung aku kenapa subuh-subuh sudah menggerutu dan memasang wajah yang gak banget ini, jadi ceritanya entah kenapa aku yang tukang tidur jadi mendadak semalaman tidak bisa tidur.
Setelah semua upaya yang aku lakukan untuk tidur tidak juga berhasil, Satria (yang juga tidak bisa tidur) mengajakku bermain Uno. Apalah dayaku yang selalu kalah sampai dia harus melukis indah di wajahku, dan persyaratannya tidak boleh di hapus sampai kami tertidur. Rrrrrrrrrrggghhh
Dan see, dia masih tertidur dengan tampan dengan hanya satu coretan di atas bibirnya membentuk segaris kumis, ah jahat ini tidak adil. seketika muncul bohlam di atas kepalaku.
Ku raih lipstik dan pensil alis mama yang di ambil diam-diam oleh Satria tadi malam, aku mulai melukis dengan lincah di wajah Satria, biar saja biar tau rasaaaaaaa!!
Selesai....
"Sat, bangun. kebo banget sih mau subuh nih."
Dengan berlagak tak terjadi apapun aku mulai membangunkan Satria, hahahaha
"Emmm iya Nai."
Satria bangun, duduk di tepi ranjang dan melafalkan do'a baru setelah itu dia beranjak ke kamar mandi. Saat dengan sempoyongan dia berjalan menuju ke kamar mandi aku sudah mulai menghitung mundur.
lima
empat
tiga
dua
sa...
"NAIRAAAAAAAA!"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA Iya sayang, i'm coming"
"Lo apain sih ini tampang gua yang ganteng?"
"Hahahaha, salah sendiri tampang unyu gua ini lo coret-coret."
Aku bersedekap didapan dada dengan bersandar di pintu kamar mandi sembari menertawakan wajah Satria yang penuh coretan serta ditekuk separah itu.
"Jahat banget malah ngetawain. semalem kan lo kalah, lah ini gua dicoret tanpa dosa."
"Hahahaha bodok amat, udah sono buruan bersih-bersih sebentar lagi adzan subuh."
Aku akan beranjak keluar saat dia menarikku kembali masuk.
"Enak aja, mau kemana lo? bersiin buruan gua gak mau tau!"
"Bersiin aja sendiri, gua juga tadi bersiin sendiri kok."
"Tanggung jawab! bersihin! kalau gak gua gak mau bersihin dan bakalan jalan ke masjid dengan muka yang kayak gini."
"hahaha situ yakin? sana deh berangkat kalau berani."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Langit [SUDAH TERBIT]
SpiritualTumbuh bersama, tawa, tangis dan bahagia sejak kecil mereka bagi bersama. tapi usia memberi tahu sampai kapanpun mereka bukan lah satu. juga rasa yang tak mungkin bisa di bohongi, tumbuh subur namun selalu berusaha di bunuh dengan kekejaman jarak. s...