Matahari hampir kembali ke peraduannya namun aktivitas di taman perumahan Sun Flowers belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. masih banyak anak-anak yang bermain. ada yang bermain wahana yang disediakan di taman, ada yang bermain pasir, bahkan ada anak yang makan sambil disuapi oleh sang ibu dan beberapa anak lainnya tengah asik berlari-lari di pinggiran taman tanpa menggunakan alas kaki.
senyum bahagia terukir disetiap wajah mereka. Tapi, pemandangan tersebut tidak menimbulkan senyum yang sama pada gadis kecil berkuncir dua yang berpakaian serba panjang dan sepatu kulit berwarna merah muda yang sedang duduk di bangku taman mengamati mereka dari jarak yang cukup jauh dengan senyum sendu di wajahnya.
"Mah, fany mau lepas sepatu ya. rasanya gerah. fany mau lari seperti mereka" pinta gadis kecil itu kepada mamanya dengan jari yang menunjuk ke arah anak-anak yang berlarian di taman.
"Fany, jangan ya sayang kamu boleh lepas sepatunya nanti di rumah, kita pulang yuk sudah sore" tolak mamahnya secara lembut
"Tapi mah, fany mau seperti mereka. kenapa gaboleh mah ?" kali ini dengan nada hampir menangis
"Karena kamu berbeda dengan mereka, sayang" ucap mamanya dalam hati.
"Kan sudah sore sayang, kak bintang pasti sudah pulang dan bawain permen yupi kesukaan fany, lain kali aja ya ? sekarang kita pulang ya, fany mau permen yupi dari kak bintang kan ?" bujuk mamahnya dengan nada riang yang sangat bertolak belakang dengan hatinya yang sedih mendengar penuturan gadis kecilnya.
"Iyah mah fany mau banget, yuk mah kita pulang aja fany udah ga sabar mau makan permen yupi dari ka bi" ujar gadis kecil itu dengan semangat dan melupakan keinginan awalnya.
"Yuk" ajak sang mamah sambil menggandeng tangan mungil gadis kecilnya seraya meninggalkan taman dengan dua perasaan di dalamnya. senang karena gadis kecilnya lupa akan keinginan awalnya, namun ada sedih juga di dalamnya. Sedih yang tak bisa dijelaskan.
.
.
.
.
.
Hai! Ini cerita pertamaku!
Aku mohon bantuannya untuk kasih kritik yang membangun supaya tulisan aku bisa lebih baik lagi.
Jangan lupa voments ya!
Makasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The bloods
Teen FictionDarah ? Banyak dari kalian yang phobia akan dirinya bukan ? Aku bukan takut akan dirinya, tapi aku benci! Sampai ketika kamu datang dan mengubah semua persepsiku tentang darah. Darah sama kamu tidak beda jauh dimataku, sama-sama sering hadir dalam (...