Darah 26

750 43 0
                                    

Fany dan Faisal tiba di Paradhita tepat pukul 20.00. Faisal membukakan pintu mobil untuk Fany.

"Makasih cal" Faisal membalasnya dengan senyuman.

Fany baru mengamati penampilan Faisal yang sangat tampan dan rapih saat ini. Seperti pengantin pria yang hendak meminang pengantin wanita. Faisal dengan stelan jasnya yang membuat bahunya terlihat lebih tegap. Rambutnya lebih klimis dengan pomade yang membantu rambutnya terlihat lebih rapih. Dan lengkap dengan senyum mempesonanya. Lesung pipi di kedua pipinya membuat Fany memberikan nilai plus untuk laki-laki itu. Fany terlalu fokus mengamati penampilan pacaranya. Lamunan tentang penampilan Faisal langsung buyar ketika suara Faisal terdengar.

"Eh tunggu bentar deh. Aku punya sesuatu buat kamu" Faisal memutari mobilnya, masuk melalu bagian kemudi dan kembali menghampiri Fany lagi.

"Nih buat kamu" Faisal menyodorkan setangkai bunga mawah merah yang telah dipercantik dengan sampul plastik, dan sebungkus permen yupi jenis ice cream cone. Fany tersenyum sumringah melihat hadiah sederhana namun sangat mewah di mata Fany. Fany langsung memeluk Faisal seraya mengucapkan terimakasih.

"Makasih ya cal" Fany menguraikan pelukannya.

"Sama sama sayang" Faisal langsung menggandeng tangan Fany dan menariknya masuk ke dalam aula Paradhita. Tanpa Faisal ketahui bahwa ucapannya tadi memiliki efek yang sangat dahsyat bagi diri dan hati Fany. Fany masih diam tak bersuara dan menurut saja kemana kaki Faisal melangkah. Fany jadi merasa bahwa Faisal yang memiliki acara ini dan Fany hanya mendampingi.

Tangan Fany masih dalam kaitan tangan Faisal yang sudah berhenti melangkah. Mata Faisal menyisir seluruh ruangan mencari seseorang yang ingin Faisal temui. Ketika mata Faisal menemukan orang-orang itu, Faisal langsung meneriakin nama orang-orang itu.

"Fan, chok, tom" Faisal melambaikan tangannya ke arah teman seperkumpulannya itu. Ketiganya langsung menghampiri Faisal.

Mata ketiganya langsung jatuh ke tangan Faisal yang masih menggenggam tangan Fany. Fany yang menyadari itu langsung bergerak salah tingkah.

"Awww so sweet" celetukan pertama keluar dari mulut Tomo.

"Oh jadi ini nona Fany" kali ini suara Irfan yang terdengar. Irfan menganggukan kepalanya tanda mengetahui dan memahami.

"Fan, mo, ternyata nona Fany lebih cantik ya dari yang diceritain tuan Iyan" ledekan Choki membuat Fany makin salah tingkah. Fany langsung menatap Faisal tanda meminta penjelasan atas tiga orang laki-laki dihadapannya ini. Faisal yang melihat itu langsung memahaminya. Faisal langsung memperkenalkan mereka satu sama lain.

"Fan, kenalin ini Irfan, Choki, Tomo. Mereka temen aku" Faisal mengarahkan tangannya ke arah tubuh temannya sesuai dengan nama yang disebutkannya.

"Aww udah aku-kamu an" lagi-lagi suara Tomo keluar, membuat Faisal mendaratkan jitakan di kepala Tomo. Yang langsung di sambut tawa oleh Irfan dan Choki, juga Fany yang sedikit menyembunyikan tawanya. Tomo mengusap kelapanya sambil memasang wajah melasnya.

Ketika tawa mereka berhenti, Fany langsung mengulurkan tangannya dan menyalami ketiga teman Faisal seraya menyebutkan namanya.

Fany mengutarakan pertanyaannya kepada teman-teman Faisal. Yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

"Ko kalian bisa ada di sini sih ?" Fany termasuk gadis yang friendly. Jadi tak heran jika Fany langsung berani berbicara dengan teman-temannya Faisal yang baru di kenalnya.

Pertanyaan Fany dijawab oleh Faisal "gebetan mereka anak Paradhita semua, makanya mereka bisa ada disini" Fany menganggukan kepalanya tanda paham.

"Hmm pantesan"

"Yaudah tuan, kita balik ke gebetan kita ya. Dan kami doakan semoga hubungan kalian langgeng" ucap Tomo yang langsung diamini oleh Irfan dan Choki.

"Aamiin....." dalam hati, Fany dan Faisal juga mengamini doa Tomo.

Ketiga teman Faisal pergi meninggalkan Fany dan Faisal.

Faisal dan Fany ngobrol sambil meminum minuman yang telah disediakan oleh panitia acara. Acara prom night diisi oleh berbagai macam penampilan dari murid Paradhita dan bintang tamu yang telah dibayar oleh panitia acara.

"Aku tau pasti kamu lahir di bulan april makanya nama kamu Aprilia"

"Itu termasuk apasih cal ? Pernyataan atau apa ? Hah ? Gaje banget dah" Fany tertawa meledek Faisal.

"Tapi benerkan ?" kali ini wajah Faisal serius ketika mengajukan pertanyaannya kepada Fany.

"Iya bener, aku lahir di bulan April. Tepatnya tanggal 17 April" Faisal menganggukan kepalanya. Faisal mengetahui info baru tentang pacarnya itu.

"Dan kamu tau gak apa yang spesial di hari itu ?"

"Ya hari lahir kamu lah" Fany menggeleng dan Faisal mengernyitkan dahinya.

"Hari ulang tahun kamu ?" Fany menggeleng lagi.

"Ya terus apa dong ?"

"Yang kamu sebutin emang bener sih. Tapi ada yang lebih spesial dari itu semua. Tepat tanggal 17 April diperingati sebagai hari hemofilia sedunia. Mengejutkan ya ? Hari hemofilia sedunia buat orang yang lahir di tanggal dan bulan yang sama, dan pengidap hemofilia pula" Fany mengucapkan itu tidak dengan nada sedihnya tapi dengan nada sedikit bangga. Faisal tersenyum. Gadis mungilnya telah lebih dewasa. Dan memahami semua hal dengan melihat dari berbagai sisi. Bukan hanya dari satu sisi saja. Faisal sangat kagum dengan sosok Fany.

Selanjutnya obrolan ringan kembali mengalir. Sambil Fany menghabiskan permen yupi yang diberikan oleh Faisal tadi.

"Kenapa sih kamu suka banget sama yupi ?" tanya Faisal heran. Karena baru kali ini Faisal menemukan cewek yang sangat menyukai permen kenyal itu seperti Fany menyukai yupi.

"Gatau sih kenapa, cuma dulu waktu kecil kan aku suka nangis kalo ga dibolehin mamah main sama temen seumuran aku. Ya kamu tau lah alesannya apa. Nah setiap aku nangis, mamah selalu ngasih aku permen yupi. Jadi selama aku kecil sampe aku SD aku cuma kenal permen yupi aja. Gatau permen lain" Faisal tertawa mendengar penjelasan Fany yang menurutnya sangat lucu. Faisal langsung mencubit pipi Fany yang tembam. Fany sempat cemberut namun sedetik kemudian, Fany melanjutkan omongannya.

"Terus pas aku SMP aku mulai ngerasa aku suka banget sama yupi, kaya mulai mikir kenapa setiap aku nangis mamah kasih aku yupi ? Begitu pula dengan ka bi yang kalo aku ngambek karena ulah jailnya, dia selalu nyogok aku pake yupi. Dan ya emang bener setelah makan yupi, aku lupa akan kesedihan, kekesalan aku. Aku langsung seneng lagi aja gitu" Faisal menganggukan kepalanya mendengar penjelasan Fany yang lainnya.

"Berarti kalo kamu ngambek aku gampang baik-baikin kamunya" Faisal nyengir kuda.

"Enak aja, kalo kamu yang nyogok aku gamau. Ga akan ngaruh sama yupi" Fany melipat tangannya di depan dada.

"Ah curang kamu mah" Faisal mencubit hidung mancung Fany. Fany membalas dengan juluran lidahnya ke arah Faisal.

"Nih, terus ya yupi tuh manis, kenyal, bentuknya unik-unik, lucu-lucu, menarik aja gitu. Kan gemes aku ngeliatnya"

"Kaya aku dong ya ?" Faisal mengerlingkan matanya ke arah Fany.

"Yeee, pede banget kamu"

"Eh tapi, beneran loh. Yupi tuh enak. Nih ya kamu cobain ya" Fany membukakan bungkus permen yupi dan mengambil yupinya lalu menyuapkannya ke mulut Faisal. Faisal memakannya, mengunyahnya dan tersenyum manis ke arah Fany.

"Benerkan enak ?" Fany menanti jawaban Faisal.

"Iyah, manis kaya kamu" Fany yang mendengar jawaban Faisal langsung melotot tak percaya. Fany salah tingkah dan pipinya memerah digoda seperti itu oleh Faisal. Fany mencubit pinggang Faisal yang langsung dibalas tawaan keras Faisal.

Fany tersadar bahwa kebahagiaannya saat ini adalah bisa terus berada di samping Faisal.
.
.
.
.
.

The bloodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang