Di dalam mobil milik Faisal terdengar pelan lagu Rizky Fabian yang lagi hitz dikalangan remaja masa kini. Fany masih menunggu untuk diajak bicara oleh Faisal yang fokus menyetir.
Setelah beberapa menit berlalu pandangan Faisal sesekali dialihkan ke arah Fany yang menghadap ke arah jendela mobil.
"Jadi apa yang ngembuat lo nerima ajakan stranger ini ?" merasa pertanyaan itu diajukan untuk dirinya, akhirnya Fany menoleh menghadap Faisal yang sudah tersenyum ke arah Fany.
"Kebetulan gua juga mau ke toko buku tadi sama kaka gua. Tapi dia ninggalin gua" Faisal terkekeh mendengar kejujuran dari mulut Fany.
"Jadi bener ya dugaan gua. Ternyata lo mau nemenin gua bukan karena emang lo mau ketemu gua lagi. Gua nya aja yang kegeeran. Tapi gua seneng sih akhirnya lo mau juga pergi sama gua apapun itu alasannya" Fany melihat di mata Faisal, bahwa laki-laki ini memang tulus ingin sekali mengajak Fany bertemu. Tapi yang membuat Fany heran adalah apa alasan Faisal melakukan ini. Memikirkan kemungkinan jawaban pertanyaannya membuat Fany pusing sendiri.
Tanpa sadar mereka tiba di salah satu mall yang terkenal di daerah kota Jakarta.
Keduanya turun dari mobil dan memasuki area mall. Tanpa berpikir panjang keduanya langsung ke toko buku dan pergi mencari kebutuhannya masing-masing."Nanti kita ketemuan di kasir deket pintu masuk ya" ujar Faisal yang dibalas anggukan oleh Fany.
°•°•°•°•°•°
Setelah menghabiskan waktu 30menit Faisal mendapatkan komik yang dibutuhkannya dan sudah membayarnya. Sekarang dirinya telah berdiri di dekat kasir menunggu Fany. Tapi sudah 15menit berlalu Fany belum juga menghampiri Faisal. Akhirnya Faisal memutuskan mencari Fany.
Faisal menemukan Fany di area art yang sedang memilih buku sketsa.
"Lo suka gambar ?" Fany tersentak kaget melihat Faisal sudah berada di sampingnya. Faisal yang menyadari itu dengan cepat Faisal meminta maaf.
"Sorry sorry, abisan lo serius banget liatin bukunya sampe ga sadar gitu gua di samping lo" Fany jadi malu sendiri menyadari kalau dirinya sudah diperhatikan dari tadi oleh Faisal.
"lo nya aja yang kaya hantu cal tiba-tiba muncul terus ngagetin" sungut Fany. Raut wajah Faisal berubah mendadak pias mendengar perkataan Fany. Faisal menyadari Fany memanggilnya dengan panggilan kecilnya yang hanya digunakan oleh almarhumah ibunya. Ada perasaan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya ketika panggilan itu memasuki telinganya setelah selama 5tahun lamanya Faisal tak pernah mendengar sebutan itu untuk dirinya dari mulut orang lain. Lama sekali Faisal terdiam mematung membuat Fany menggerakan telapak tangannya tepat 10senti di depan wajah Faisal sambil memanggil-manggil namanya.
Akhirnya kesadaran Faisal kembali "eh iya, sorry sorry Fan" Faisal tersenyum tak enak hati kepada Fany.
"Fan, abis bayar barang lo, kita makan dulu ya baru pulang. Mau ga ?" tawar Faisal kepada Fany. Fany berpikir beberapa saat namun akhirnya menyetujui juga karena perutnya sakit sepertinya butuh makan.
"Boleh deh cal" mendengar itu Faisal tersenyum senang. Merasa ada yang berbeda dengan panggilan yang digunakan Fany. Namun dia membiarkan saja karena biar bagaimanapun siapapun berhak memanggilnya seperti itu bukan hanya ibunya. Dan sepertinya memang dia harus bangkit dari keterpurukan masa lalunya tentang almarhumah ibunya. Faisal senang jika bisa berdamai dengan masa lalunya dengan mencoba membiasakan mendengar panggilan itu dari mulut Fany.
Setelah membayar kebutuhan Fany di kasir, akhirnya keduanya pergi menuju restaurant cepat saji yang terkenal dengan ayam gorengnya. Fany menunggu di meja, sedangkan Faisal mengantri untuk memesan makanan.
Entah kenapa perut Fany terasa sakit sekali sejak di gramedia tadi. Pikir Fany mungkin dirinya lapar karena tadi pagi tak sempat sarapan. Lamunan Fany buyar ketika Faisal meletakan nampan berisi 2 nasi, 2 ayam, 2 pepsi, 1 kentang goreng ukuran besar, dan 1 es krim vanila bertabur coklat cair dan kacang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The bloods
Teen FictionDarah ? Banyak dari kalian yang phobia akan dirinya bukan ? Aku bukan takut akan dirinya, tapi aku benci! Sampai ketika kamu datang dan mengubah semua persepsiku tentang darah. Darah sama kamu tidak beda jauh dimataku, sama-sama sering hadir dalam (...