Darah 17

782 51 1
                                    

Jam terakhir kelas Faisal adalah jam kosong, guru yang mengisi kelasnya sedang mengikuti kegiatan seminar keguruan. Dan keadaan kelas kosong sudah pasti pernah dirasakan seluruh anak sekolah. Ya, ricuh. Di sela-sela berisiknya kelas Faisal, handphonenya berdering tanda panggilan masuk. Faisal melihat ID pemanggilnya, dan terdapat nama "Tante Sella" di layar handphonenya. Dengan cepat Faisal menjawab panggilannya.

"Iyah tante wa'alaikumsalam"

"Bantu apa ya tan ?"

"Iya bisa tan, nanti ical yang anter Fany ke rumah sakit"

"Sama sama tan"

Faisa memutuskan panggilannya. Ketika bel pulang berbunyi Faisal bergegas meninggalkan kelasnya. Namun langkahnya terhenti ketika di depan pintu  ada Vanesha yang tersenyum manis ke arahnya.

"Yan, hari ini kita jadi pergi kan ?" Lusa Faisal janji ingin nonton film yang diperankan oleh Ernest Prakasa, Stand Up Comedy-an yang sedang naik daun. Namun Faisal lupa akan janjinya itu.

"Cha, kita nontonnya besok aja ya" pinta Faisal kepada pacarnya itu.

"Ko gitu yan, kenapa ?"

"Aku harus nganterin Fany ke rumah sakit. Tadi mamahnya minta tolong sama aku. Dia harus ambil vitaminnya" ya, Faisal sudah menceritakan sedikit tentang sosok Fany kepada Vanesha. Bahkan Faisal berniat untuk mempertemukan keduanya. Namun belum sempat niatnya terwujud.

Mendengar alasan Faisal membatalkan janjinya membuat wajah Vanesha mendadak lesu. Dia ingin sekali marah. Tapi apa daya. Kebutuhan Fany sekarang memang lebih penting dibanding acara nontonnya. Tapi tetap saja dalam hatinya ada rasa tak terima ketika Faisal rela membatalkan janjinya demi Fany. Tapi Vanesha mencoba untuk mengerti keadaan dan membiarkan Faisal menemani Fany ke rumah sakit.

"Yaudah deh gapapa kita nontonnya besok aja, lagian keadaan Fany lebih penting dibanding acara nonton kita" Vanesha berusaha mencetak senyum di wajahnya. Walaupun hatinya tak terima dirinya melakukan itu.

"Makasih ya sayang, kamu udah mau ngertiin" Faisal mengusap puncak kepala Vanesha.

"Yaudah gih berangkat, salam ya sama Fany" setelah itu Faisal meninggalkan Vanesha.

°•°•°•°•°•°

Mobil Faisal sampai depan gerbang Paradhita berbarengan dengan Fany dan Syifa keluar dari gerbang. Faisal langsung menghampiri keduanya.

Fany yang menyadari kehadiran Faisal langsung mengajukan pertanyaan juga membuat Syifa menoleh ke arah Faisal. Tak lupa Faisal tersenyum ramah ke arah Syifa sebagai tanda sapaan "Eh ical, ngapain disini ?"

"Tadi tante Sella nelfon gua. Dia minta tolong gua buat nganterin lu ke rumah sakit buat ambil vitamin. Soalnya ka Bintang lagi ada urusan kampus" penjelasan Faisal membuat Fany melongo. Sella benar-benar membuat perkataannya menjadi kenyataan "mengandalkan Faisal saat Bintang tak ada". Fany merasa tak enak hati merepotkan Faisal.

"Cal, gua order taksi online aja deh. Gaenak ngerepotin lo terus. Lagian mamah ngapain coba nelfon lo duhh"

"Gapapa lagi Fan, gua udah janji ke tante Sella buat nemenin lo"

"Iya Fan, gapapa lo bareng ical aja. Gua gamau juga lo kenapa napa di jalan nanti kalo sendirian" kali ini suara Syifa yang terdengar seperti pro kepada Faisal.

Fany menghela napasnya pertanda pasrah "lo gapapa cip balik sendiri ?" pertanyaan Fany dibalas anggukan oleh Syifa.

"Kaku aja lo, udah sana duluan gih"

"Gua duluan ya cip, lo hati-hati"

"Syif duluan ya" pamit Faisal kepada Syifa.

"Iya, kalian juga hati-hati ya"

Fany dan Faisal memasuki mobil Faisal dan langsung menuju Rumah Sakit Harapan.

Lagi-lagi kejadian itu terlihat oleh mata orang di dalam Paradhita yang menatap tajam ke arah mereka.

°•°•°•°•°•°

Setibanya di rumah sakit, Fany langsung menuju ruangan dokter Fandi yang diikuti oleh Faisal.

Tak sampai 15menit keduanya telah keluar dari ruang dokter Fandi. Fany hanya dipesan untuk minum vitamin seperti biasanya dan makan makanan yang banyak mengandung protein.

Keduanya berjalan menuju parkiran.

"Cal, maaf ya ngerepotin lo terus"

"Gapapa Fan, gua seneng ko. Kan gua udah janji mau ngejagain lo semampu gua"

"Makasih ya cal"

"Sama sama Fan" Faisal tersenyum ke arah Fany.

Keduanya memasuki mobil Faisal. Di dalam mobil mereka ditemani oleh celotehan penyiar radio.

"Oh iya fan, dapet salam dari Vanesha" ya, Fany juga sudah mengetahui sebagian sosok Vanesha-pacar Faisal dari cerita-cerita Faisal.

"Salam kembali buat dia, cal"

"Oh iya, kapan-kapan gua mau nemuin kalian berdua deh. Lo mau kan Fan ?" mendengar itu ada perasaan tak enak di hati Fany. Pasalnya hati Fany sering merasakan cemburu ketika Faisal menceritakan tentang pacarnya itu. Bagaimana jika Fany harus bertemu ? Kalian pasti pernah merasakan perasaan jika orang yang kalian sukai itu ternyata memiliki pacar yang lebih cantik dari diri kalian. Pasti ada perasaan tak rela. Ya, itu lah yang dialami oleh Fany. Tapi Fany tak mau egois. Sejauh ini Vanesha selalu baik kepadanya lewat salam-salam dari Faisal. Jadi Fany memutuskan mau bertemu dengan wanita itu, selain itu Fany juga penasaran dengan wanita yang sering diceritakan oleh Faisal.

"Iya cal, gua mau ko"

"Ah, gimana kalau besok ? Besok gua ada janji mau nonton film ngenest sama dia gimana kalau lo sekalian ikut aja" Fany tak menyangka jika Faisal seantusias itu mempertemukan dirinya dengan Vanesha. Fany bingung harus menjawab apa. Dia takut disana tak bisa menahan rasa tak sukanya ketika melihat sepasang kekasih itu beromantis ria. Namun Fany juga tak bisa menolak ajakan Faisal.

"Apa gapapa kalo gua ikut acara kalian ? Gua gaenak cal"

"Gapapa lagi Fan, ikut aja ya. Besok gua sama Vanesha jemput lo di rumah ya sorean aja kita nontonnya" Fany mengangguk ragu.

Menit-menit selanjutnya hanya terdengar suara radio. Hingga mobil Faisal tiba di rumah Fany. Di halaman rumah Fany sudah berdiri Sella menyambut mereka. Faisal langsung mencium tangan Sella dengan sopan.

"Cal, makasih ya udah nemenin Fany dan jagain dia juga"

"Sama sama tan, jangan sungkan-sungkan kalo mau minta tolong tan"

"Tau ih mamah ngerepotin ical tau"

"Icalnya aja gapapa tuh. Ko kamu yan sewot. Iya kan cal gapapa ?"

"Iya tan gapapa. Gapapa lagi Fan. Selagi gua bisa bantu gua bakal bantu"

"Yaudah yuk cal masuk dulu"

"Gausah tan, ical langsung pulang aja. Papah tadi minta ditemenin soalnya"

"Oh yaudah kalo gitu" Sella mengangguk tanda paham.

"Cal, sekali lagi makasih ya. Maaf udah ngerepotin lo"

"Iya Fan sama sama"

"Assalamu'alaikum" setelah mengucapkan salam, Faisal memasuki mobilnya dan langsung menginjak pedal gas mobilnya meninggalkan rumah Fany.

Sepeninggalan Faisal, Sella merangkul anak gadisnya "ical baik ya Fan" Fany mengangguk dan dalam hatinya berkata "iya mah ical baik, tapi sayang dia pacar orang".
.
.
.
.
.

The bloodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang