promise : (1) Reality

332 20 0
                                    

Aku terbangun dari tidur cantiku karena suara alaram dan suara bunda tercintaku yang begitu nyaring di telingaku.

Aku mematikan alaram yang ada di nakas dan berjalan ke kamar mandi. Aku memandangi pantulan diriku dari depan kaca kamar mandi. Ohh siittt mengerikan sekali. mataku bengkak, hidungku merah, rambutku aut-autan. Bahkan aku lebih menyeramkan dari monster tapi, yasudah lah lupakan.

Aku bergegas mandi tidak butuh waktu lama untuk mebersihkan tubuh karena cuaca hari ini sangat dingin. Setelah beres mandi aku menggunakan seragam sekolahku.

Aku memandangi penampilanku dari balik cermin. Mataku masih terlihat bengkak mana mungkin aku berangkat kesekolah dengan keadaan yang seperti ini.

Aku menggigit bibir bawahku berfikir sebentar. Aha aku mengambil kaca mata item yang ada di mejariasku dan aku menyambar tasku lalu bergegas keluar kamarku.

Dimeja makan aku melihat bunda yang sedang menyiapkan sarapan.

Aku menarik kursi kosong di meja makan dan mendudukinya.

Bunda meliriku "kamu kenapa pake kaca mata item di dalam rumah ki" ucap bunda sambil menyodorkan roti untukku.

Aku mengambil roti dari tangan bunda dan memasukkannya kedalam mulut "ga papa bun lagi pengen pake aja" ucap ku

Bunda menggelengkan kepalanya "yaudah cepetan tar kamu telat, kasian anza udah lama nungguin kamu"

Aku tersedak susu yang aku minum. Apa anza jemput aku
"Siapa bun?" tanyaku

Bunda mengelus kepalaku"hati-hati kalo minum, siapa lagi yang biasa jemput kamu"

Aku melotot kenapa dia masih berani nunjukin mukanya setelah mematahkan hatiku. Bener-bener nyari masalah.

Tidak menunggu waktu lama aku langsung mecium tangan bunda dan bergegas keluar rumah.

Aku melihat motor gede terparkir di halaman ku setelah aku keluar dari rumah. Aku mengedarkan pandangan ku untuk mencari si pemilik motor.

Aku tersentak kaget ketika aku melihat di kursi teras "kenapa lo jemput gue" aku membuang muka darinya.

"Kan tanggung jawab gue buat anter jemput lo kesekolah" ucapnya yang terdengar ambigu di telingaku.

Apa katanya 'tanggung jawab' cih.

Aku melangkah tetapi tanganku dicekal. Aku menoleh kebelakang, oh aku tau itu tangan siapa.

Aku berusaha melepaskan tangan ku dari cekalannya tapi dia mempereratnya.dan menariku meuju motornya.

"Mau lo itu apa? hah. belum puas lo sakitin gue. Dan sekarang lo mau menuhin tanggung jawab lo. Cih. Ga perlu gue bukan bocah" aku berterika dan melepaskan cekalan tangannya.

Dia hanya terdiam.

Aku berlari kedepan kompleks untuk mencari kendaraan umum. Aku menghentikan angkot yang lewat dihadapanku aku pun masuk kedalam angkot.

Aku menyusuri koridor sekolah. Banyak murid yang menatap ku dengan neh. Mungkin mereka mengira aku orang gila yang menggunakan kaca mata item pagi-pagi begini tapi aku tak mempedulikannya.aku sedikit berlari menuju kelas ku hingga tiba-tiba Brukk ada yang menabrak bahuku. Sakit sekali rasanya.

" lo kalo jalan pake mata dong" aku mendongak melihat siapa yang menabrakku. Damn

Dia hanya terdiam melihatku.

Aku menatapnya dengan tatapan benci. Dan meninggalkan berlari menuju kelasku.

Aku menjatuhkan tasku keatas meja dan mendaratkan pantatku ke kursi.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang