Promise : (10) Move On?

143 6 0
                                    

Typo dimana-mana....

Happy Reading......

"Bunda pokoknya Kiki gak mau bun" rengekku.

"Gak bisa itu udah keputusan bunda Ki. Bunda cuma gak mau kamu kenapa-napa" kata bunda menyodorkan roti untukku.

"Bunda please..." aku memasang puppy eyes.

Bunda menggeleng. Duh susah deh kalo bunda udah bikin keputusan.

"Tapi bun kenapa harus Anza yang jagain Kiki"

"Ya karena bunda percaya sama dia"

"Bunda aku ajak Lisa sama Naya aja ya bunda buat nginep disini"

"Iya gapapa tapi tetep Anza harus nginep disini buat jagain kamu" kekeh bunda

Aku melahap rotiku dengan muka ditekuk.

"Udah dong jangan ditekuk gitu mukanya" bunda memgelus rambutku.

"Au ah. Kiki sebel sama bunda"

Bunda terkekeh...

Hih... Sebel!!! Kenapa harus dia. Bunda juga ada-ada aja. Aku harus gimana, mana bisa aku lupain Anza kalo dia terus ada deket sama aku.

"Kiki" bunda menyadarkanku dari lamunan. "Itu Anza udah didepan"

Aku mengangguk menyalami tangan bunda dan keluar rumah.

"Nih pake dulu helemnya" titah Anza.

Aku mengambil helem dari tangannya dan memakainya lalu aku naik ke motor gedenya.

"Pegangan Dea. Nanti aku dimarahin bunda karena udah buat lecet anak kesayangannya" Anza sedikit berteriak karena bising dari kendaraan lain.

Aku tidak menggubris ucapannya dan memilih memegang pundaknya.

Bilang aja lo mau dipeluk-peluk gitu sama gue. Batinku.

Selama kurang lebih tigapuluh menit akhirnya aku bisa jauh dari Anza.

Aku turun dari motornya ketika motor Anza terparkir sempurna di halaman sekolah.

"Dea tungguin" aku menghiraukan teriakan Anza dan langsung menuju kelasku.

"Dea" aku menoleh melihat sosok laki-laki yang memanggilku.

"Kenapa Niel?" tanyaku ketika Daniel mendekat kearahku.

"Pulang bareng gue ada yang mau gue omongin" kata Daniel merangkul bahuku.

"Kema..." ucapanku terpotong ketika ada yang menarik paksa tubuhku dari rangkulan Daniel.

"Dea gak bisa. Dia pulang bareng gue" katanya memeluk pinggangku.

Aku melepas pelukkannya. "Apaan sih lo"

Anza tersenyum miring dan berbisikan di telingaku. "Kamu gak inget pesan bunda?"

Aku menatapnya penuh emosi.

"Sorry Niel gue gak bisa lain kali aja deh gue janji" merasa bersalah sama Daniel.

"Yaudah deh. Gue tunggu ya De" mengacak rambutku dan pergi meninggalkan aku dan Anza.

"Puas lo" mendorong tubuh Anza dan melangkahkan kakiku kedalam kelas.

[Class room]

"Kiki gue liat tugas B. Inggris ki" rengek Naya.

Aku menyodorkan buku catatanku ke Naya.

"Ki lo gapapa?" Naya menempelkan telapak tangannya dikeningku.

Aku menggeleng.

"Kenapa masalah Anza lagi?"

Aku mengangguk. "Gue capek Nay"

Naya menatapku sendu. "Cerita sama gue"

Aku balik menatap Naya. "Bunda nyuruh Anza jagain gue karena dia ada urusan diitaly, gimana gue bisa lupa sama dia kalo dia terus deket sama gue Nay. Gue harus gimana?"

"Gini. Kalo dia mau perbaikin hubungan lo kenapa engga Ki"

"Gue gak mau Nay. Gue gak mau jatuh kelubang yang sama"

"Kiki lo masih ada rasa sama dia? kenapa lo gak ngasih kesempatan kedua buat dia Ki. Coba lo pikirin dulu aja" Naya meyakinkanku.

Aku terdiam meresapi semua ucapan Naya.

"Udah ya pikirin dulu omongan gue. Tuh Bapak botak udah masuk" tunjuk Naya ketika pak Ahmad masuk kelas.

Selama pelajaran aku tidak begitu memahaminya karena pikiranku terus melayang dengan ucapan Naya.

Apa aku kasih Anza kesempatan?. Tapi aku takut. Takut dia ngulangin kesalahannya lagi.

Jujur aku masih sayang sama Anza, aku masih menginginkannya.

"Ki lo gak kekantin" tanya Lisa.

Ternyata sudah waktunya istirahat.

Aku menggeleng. "Duluan aja, gue gak laper"

Lisa dan Naya keluar kelas.

Aku menenggelamkan mukaku dilipatan tanganku.

"Makan" titahnya

Aku mendongak melihat siapa yang nyodorin aku makanan.

Tuhan kenapa dia lagi. Dia lagi sih!!!

"Dea makan"

"Gue gak laper. Makan aja sama lo"

Dia menggeleng. "Ini aku beliin buat kamu"

"Gak usah gue gak laper" kekehku.

"Aaa..." Anza menyodorkan makanan kemulutku.

Aku membekap mulutku. "Gak mau Anza"

Lagi-lagi Anza menggeleng. "Lo harus makan Kiza"

Akhirnya aku menyerah membuka mulutku.

"Gitu dong..." Anza mengelus kepalaku.

Aku memilih diam dan tidak terasa satu piring somay masuk kedalam perutku.

"Minum?" pintaku.

Anza tersenyum lalu menyodorkan tempat minumnya.

Aku meneguknya hingga habis

"Hati-hati minumnya, sampe acak-acakan kaya gini" jari  Anza bergerak mengelap ujung bibirku.

Badanku lemes... Kenapa juga Anza ngelakuin kek gitu.

"Ekhm" Lisa menepuk punggung Anza.

Anza menoleh. "Kenapa lo?"

"Udah masuk kali pacaran mulu lo" maki Naya.

"Ganggu aja lo" Anza menatapku. "De pulang bareng gue ya". Turun dari mejaku dan melangkah kemejanya

"Tumben nurut" tanya Naya.

Aku mengedikkan bahu.

"Cie...  Ada yang CLTK"

"CLTK apaan Lis" tanya Naya.

"Cinta Lama Terulang Kembali" jawab Lisa diiringi dengan cengirannya.

"CLBK dodol" aku menoyor kepala Lisa.

"Udah elah sama aja. Jadi bener nih" Lisa penuh selidik.

"Apaan sih!! Ya enggak lah" aku melirik Anza yang sedang mengobrol dengan Radit ketua kelasku.

"Cie... Cie...tuhkan ngeliatin doi" cecer Lisa.

"Udah ah Lis. Rese lo" aku mengulum senyum.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang