Promise: (12) Keya

206 7 0
                                    

"Niel lo mau bawa gue kemana sih?" Daniel menyeretku kebelakang gedung sekolah.

Daniel masih tidak bergeming dan menghiraukan pertanyaanku.

Hingga Daniel terdiam menatap kedepan. kesosok yang sedang membelakangi kami.

Aku tau siapa dia, tapi cewek itu aku sama sekali tidak mengenalinya dan dia Anza terlihat tertawa begitu lepas dengan gadis itu.

Tawa itu? Aku baru melihatnya lagi tawa yang menghilang ketika kata gaib itu terucap dari mulutnya. Aku merindukan tawa itu? Ya aku merindukannya.

Aku merindukan Anzaku, tapi janjiku gak akan aku ingkari. Janji yang telah mengubah hidupku. Janji yang telah menjauhkanku dengan cinta ku dengan Anza.

"De" Daniel menyentuh pundaku.

"Hah! Kenapa Niel?" Daniel menunjukan objek yang sedang berdiri tidak jauh dari hadapan kami.

Aku melihatnya dan dia berbalik melihat ku.

Gadis itu?

"Kiki.... Akhirnya gue ketemu lo juga. Gue kangen tau..." gadis itu berlari memeluku.

"Key... Gue gak bisa napas" Keya terkekeh.

Gadis itu?... Keya sahabat karibku dengan Anza. Aku merindukannya setelah dia menghilang selama 2 tahun tanpa kabar. Keya orang yang gak mau diem, pecicilan, cerewet dan masih banyak lagi julukan untunya. Dan karena dialah aku sama Anza pacaran gegara keemberan dari mulut kaya.

Flashback

Libur sekolah. Aku, Anza dan Keya berencana berlibur kepuncak milik Anza.

Saat ini kami hanya berempat divilanya Anza karena orangtua Anza gak diijinkan Anza ikut dengan alasan 'itung-itung belajar jauh dari mama' itu katanya.

Saat ini kami sedang barbekyuan dengan aku yang bertugas memasak dagin Anza membakar jagung dan Keya si nyonya besar hanya membuat minum.

"Heh Za udah mateng belom?"

"Bentar lagi ini" Anza mengangkat tagungnya kedepan Keya.

"Kiki yang cantik yang enak ya masaknya" Keya menghampiriku dengan senyum mengejeknya.

"Bacot aja lo. Bantuin gue kek panas ni"

Keya terbahak "Oy Anza itu si Kiki minta bantuin katanya!" teriak Kanya.

Aku langsung melototinya "Key apaan si lo" Keya hanya tersenyum meninggalkanku.

Acara makan malam kita selesai dan Keya mengajak kami buat main Truth or Dear.

"Sekarang giliran gue ya" Keya memutar botolnya.

Jangan gue. Gue mohon. Kataku dalam hati.

"Nah lo botolnya kearah lo Ki. Turt or Dear?"

"Dear" jawabku mantap.

"Dear yah?" aku mengangguk.

"Tantangannya ungkapin isi hati lo"

"Hah?"

"Ayo ungkapin" Keya menyeringai.

Anza menatap kami bergantian.

Aku menarik napas dalam "Za..." aku langsung menggeleng. "Ganti aja deh Key... Plis... Lo jahat banget sama gue" bisikku dikuping Keya.

Keya menggeleng.

"Kan lo udah milih. Cepetan elah, gapapa kali cewe yang maju duluan"

Tarik napas hembuskan "Za gue suka sama lo"

Anza diam. Keya tersenyum menang.

"Gue tinggal dulu ye" Keya berjalan meninggalkan aku dan Anza.

Aku menunduk tidak berani menatap Anza.

Anza bergeser mendekat kearahku "lo tadi nilang apa De... Gue gak denger" tersenyum mengangkat wajahku menatap matanya.

"Bilang apa tadi gue gak denger" ulangnya.

Aku menggeleng "ga ada pengulangan Anza... Gue malu" menutup mukaku.

Anza melepas tanganku dan menggenggamnya "lo telat gue udah suka sama cewek lain"

"Gapapa kok Za gue gak..." ucapanku terputus.

"Namanya Kiza Dea Arham" Anza merapatkan duduknya.

Aku terdiam memandangi Anza. "Apa Anza gue gak denger" ulangku.

"Idih nyuri kata-kata gue lagi"

"Biarin"

"Gak ada pengulangan ya" Anzaenjawil idungku.

"Anza sakit bego" aku memukul lengannya "lagian yang tadi gue bilang itu boongan"

"Masa sih?" aku mengangguk.

"Itu kenapa blushing mukanya" mengelus pipiku.

"Anza apaan sih lo"

"Ok. Ok aku ulang ni yah..."

"Cie... Ngomongnya aku"

"Dea serius ini" Anza mengerang kesal.

Aku terbahak "iya. Iya becanda elah sensi amat sih pak"

"Ekhm ekhm test test..."

"Anza..."

"Hahaha iya. Iya"

Anza menggenggam tanganku dan menatap ku "Dea will you be mine?"

Aku tersenyum "engga" jawabku.

Anza cemberut. " De..." Sebelum Anza melanjutkan ucapannya aku berucap duluan

"Gaakan nolak maksudnya" Anza menempelkan jidatnya denganku dan tersenyum licik.

Aku bergidik ngeri dan hendak beranjak dari dudukku tapi Anza menahan pinggangku.

"Anza?"

"Kenapa hm kamukan udah jadi pacarku" Anza semakin mendekatkan wajahnya.

Anza meringus kesakitan
"Eitsss... Main nyosor aja lo" Keya menjewer kuping Anza.

Aku terkekeh.

Flashback of.

"Hello... Kiki gue lo kacangin lagi. Gak kangen apa lo sama gue" Keya mencebikan bibirnya.

Aku terkekeh dan kembali memeluknya "kangen ko gue kangen bangeeeeett" aku melepas pelukkanku.

Keya menatapku bingung karena melihat mataku berkaca-kaca.

"Ya elah lo mah Kiki segitu kangennya lo sama gue ampe mewek kek gitu?"

Aku memukul lengan Keya "Najis gue kangen sama lo mah. Yang ada nih ya idup gue gak bakalan adem ayem lagi"

"Jaha banget lo"

"Hahaha becanda gue" aku kembali merangkul Keya.

Tanpa lo ngomongpun gue tau Ki lo ada masalah. Batin Keya.

Diklik dong bintangnya biar berasa ada yang nyemangatin gitu *author berharap

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang