Promis : (3) Staf One

211 10 0
                                    

Saya datang lagi. Walau pun ceritanya abal-abal dan bayak typonya.

Happy reading;)

********************************

Aku melewati gudang yang setiap hari selalu sepi. Untuk menuju kantin. Karena lisa dan naya meninggalkanku jadilah aku sendiri melewati gudang yang hawanya sangat mencekam.

Aku menghentikan langkahku ketika aku melihat kepulan asap dari dalam gudang yang pintunya tetbuka sedikit.

Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam gudang. Hingga tiba-tiba aku meliahat siswa yang menggunakan jaket sedang minghisap benda yang sangat mematikan.

Tunggu dulu!!.. Aku mengenali jaket yang di kenakan siswa cowo itu. Aku berfikir sebentar dan mengambil handpone yang ada di saku kemejaku.

Cekrek..

Aku tersenyum melihatnya dan memasukan kembali handpone ku saku kemejaku lalu melanjutkan langkahku ke kantin.

"Knapa lo? Senyum-senyum" tanya naya menempelkan telapak tangannya di dahiku setelah aku sampai ke kantin dan duduk di depan mereka.

"Ga panas" gumam naya.

"Ki lo kenapa sih" kali ini lisa yang angkat suara.

Aku masih mengembangkan senyum di bibirku. " ga papa" ucapku dan meminum jus jeruk yang ada di hadapanku.

"Kiki itu punya gue" ucap naya sambil menarik gelas yang sedang kunikmati isinya.

Aku nyengir dan melihat lisa membisikan sesuatu kekuping naya.

"Gue rasa dia setres gara-gara di putusin anza" bisik lisa kekuping naya.

"Gu ga budek" ucapku menatap tajam mereka berdua.

Mereka menatapku dan nyengir tanpa dosa..

Bel masuk berbunyi dan kami langsung meninggalkan kantin kantin.

Aku berjalan melewati pintu kelas sampai langkahku terhenti karena melihat seorang cewe sedang memeluk cowok dengan posesifnya. Aku langsung membuang pandangankua dan melanjutkan langkahku menuju mejaku. Setelah aku sampai di mejaku aku langsung mendaratka pantatku dan mengambil ponselku. Karen hari ini kelas free jadilah aku bermals-malasan dengan ponselku.

"Sayang kamu jadikan nati malem kita ngedat" aku mendengar suara menjijikan itu dari pojok kelas.

"Hm" jawab si cowoknya

Cup

Aku mendengar hal lebih menjijikan lagi.

"Yaampun nay apa urat malu lo udah putus. Mau aja lo jadi bahan tontonan gratis seisi kelas. Berasa dunia milik berdua." huh ucapku sedikit berteriak dan naya hanya menatpku dengan bingung.

Dan aku mengalihkan pandangnku kembali ke ponselku.

Aku mendengar teman-teman sekelas ku terkekeh mendengar ucapaknu.

"Sirik aja lo" ucap cewe tadi.

Aku menggedikan bahu cuek.
"Lo tu nay kalo jadi cewe jangan murahan. Jangan kaya cabe yang udah ga laku di pasaran terus di obral murah dah tuh" ucapku menyindir si cewe tadi. Naya menatapku dengan tampang bloonnya. Dan aku mendengar lisa terkekeh di belakang.

"Nih yah gue kasih tau sama lo Nay jangan mau lo ketipu sama omongan bauya darat. Jangan sampe lo di puji-puji sampe melayang setinggi langit trus lo tiba-tiba dihempaskan kebumi begitu saja. gimana rasanya nay?" tanyaku padan naya. Yang mmenyindir si cowoknya.

Naya menjawab pertanyaan ku "sakit" dengan tampang polosnya.

"Nah itu lo tau kenapa lo masih mau deket-deket sama dia" ucapku lagi dan aku mendengar lisa tertawa mendengar ucapanku.

Dan aku kembali memainkan ponselku. Aku merasa tanganku ditarik paksa hingga aku bangkit berdiri. Aku mendongak melihat orang yang menarik tanganku dan menyeretku keluar dari kelas.

Aku memghempaskan tanganku dari genggamannya setelah kami sampai di taman belakang gedung sekolah.

"Makdud lo apa ngomong kaya gitu tadi hah"? Tanyanya berteriak di depan mukaku dan menatapku dengan emosi

Aku tersenyum miring menanggapinya "kenapa lo ngerasa kesindir sama ucapan gue?" jawabku pelan dan balik menatapnya. "Bagus kalo lo ngerasa" lanjutku dan balik meninggalkannya. Dan lagi-lagi tanganku di tahan olenya.

"Mau lo apa?" tanyanya memutar balik tubuhku dan menyudutkanku ketempok dan menguci tubuhku dengan tangannya.

Aku tersentak kaget. Tapi aku bersikap biasa saja dan berusaha mendorong tubuhnya tapi usahaku gagal karena dia menipiskan jarak diantara kami.

Aku menatapnya "gue mau membalas apa yang telah lo lakuin sama gue. Bukannya lo udah nerima permainan yang gue buat" ucapku "oh jangan-jangan lo taku?"

Dia mengngerang prustasi dan melepas cekalan tangannya dari tanganku "gue ga mau nyakitin orang yang gue sayang" ucapnya tanpa menatapku.

Aku menaikkan sebelah alisku dan terkekeh "lo ga mau nyakitin orang yang lo sayang" tanyaku "bulsyit" ucapku pergi mendorong dia didepanku dan kembali ke kelas. Dan dia hanya mematung tanpa menjawab ucapanku.

"Ki lo tadi di apain sama anza" tanya lisa. Setelah aku kembali ke mejaku.

Aku menggeleng

"Eh udik apa maksud lo tadi hah?" ucap seseorang yang menggebrak mejaku. Aku menoleh melihatnya.

Dia menatapku dengan tersenyum meremehkan

"Sory lo ngomong sama gue" tanyaku sok polos.

"Siapa lagi yang udik di sini cuma lo" katanya sambil menoyor kepalaku.

"Gue rasa ada tuh yang lebih udik dari gue" kataku bangkit berdiri menatapnya.

Dia menggeram kesal "maksud lo gue?" tanyanya.

Aku tersenyum miring "bukan gu loh yang ngomong"

"Lo!!!" Ucapnya geram dan lagi-lagi menggebrak meja.

"Eh mbak ini tuh sekolah. Emang situ preman yang biasa malakin di pasar" ucapku tersenyum miring.

"Awas ya kalo lo berani ngelawan gue dan lo deketin anza. Gu pastiin idup lo ga bakalan tenang" ancamnnya

"Weshh nyantai mbak menurut ngana saya bakalan ngerebut cowo yang jelas-jelas sudah menjadi mantan saya. Tenang saya ga bakalan deketin dia kecuali dia deketin saya duluan itu lain urusanya" ucapku santai dan melirik ke pojokan kelas dimana anza sedang menatapku.

"Awas ya lo udik gu bakalan balas perbuatn lo" ucapnya meninggalkna mejaku.

"Gue tunggu" ucapku sedikit berteriak dan kembali duduk ke kursiku.

********

Jangan lupa tinggalkan jejek :)

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang