Promise : (11) Home With Anza

139 6 0
                                    

Typo berserakan....

Happy Reading......

"Dea garem dimana?" teriak Anza dari dapur.

Duh aku lagi enak-enak juga ganggu aja tuh bocah.

"Disebelah kompor Anza. Cari aja" balasku lebih keras.

"Engga ada De... Dimana?"

Huh!! Aku bangkit dari tempat tidurku keluar kamar.

"Nih. Makannya kalo nyari pake mata jangan, pake mulut. Berisik!" aku menyodorkan garam kedepan Anza.

"Makannya kamu dong yang bikin makan" Anza memasang mimik puppy eyes.

"Gak. Guekan udah bilang delivery aja lo malah ngotot pengen masak"

"Akukan pengen dimasakin sama kamu De"

"Udah. Berisik tau gak lo, awas sini gue bikinin" aku mendorong Anza keluar dari dapur.

"Makasih. Kamu emang istri idaman" Anza mencolek daguku dan ngeloyor ke ruang tv.

Aku mengulum senyum. "Najong!!".

Aku sih gak pinter-pinter banget masak. Jadi aku buatin nasi goreng buat Anza berhubung itu yang paling praktis dan juga enggak menguras tenaga.

Cuma dalam waktu dua puluh menit akhirnya Nasi Goreng ala Chef Kiza jadi juga.

"Nih" aku menyodorkan nasi goreng kedepan Anza.

Anza tidak menggubrisku dia malah asik sama dunianya sendiri yaitu main game.

"Anza ini makanannya" Aku mendorong piring berisi nasi goreng itu kehadapan Anza.

Anza menatapku dengan cengirannya. "Suapin dong De"

"Hah?"

"Suapin" jawab Anza.

"Makanlah sendiri udah untung gue bikinin. Malah minta disuapin juga, kerajinan banget" aku mengacuhkannya.

"Dea nanggung dikit lagi" rengeknya.

Dengan sangat terpaksa akhirnya aku menuruti apa maunya Anza. "Aaa" sambil memasukan sendok kemulut Anza.

"Itu telornya" tunjuk Anza.

Lagi aku memasukan telor kemulutnya.

Anza masih fokus dengan gamesnya sementara aku nyuapin dia makan seperti aku ibu yang sedang nyuapin anaknya tau gak. Yang disuruh jagain aku kan dia kenapa, malah jadi aku yang ngurusin dia.

"De... Minumnya?. Seret nih!!" pinta Anza setelah satu piring nasi goreng ludes masuk keperutnya.

Aku menyodorkan gelas. Dan Anza meneguknya hingga ludea tak tersisa.

"Movie maraton yu" ajak Anza.

Aku mengangguk.

Anza memilih kaset yang ada dilaci sedangkan aku memilih menunggunya duduk di sofa.

"Dea yang koleksi kita disebelah mana?" tanya Anza.

"Kiri" jawabku. Aku menyenderkan kepalaku di sofa.

"De nonton yang ini aja ya" Anza menunjukan salah satu koleksi kaset kami.

Aku mengangguk.

Setelah Anza memutar kasenya dia melangkah duduk disebelahku.

"Sini deketan" Anza menepuk sebelahnya nyuruh aku lebih mendekat.

Aku menggeserkan tubuhku dan Anza memelukku dari samping. Sementara aku merebahkan kepalaku dibahunya.

Yah... Dulu pas kita masih jadian aku sama Anza sering movie maraton dirumah. Dengan posisi Anza memelukku.

Aku mulai merasa ngantuk dan tidak lama kemudian aku sudah masuk alam mimpi.

****

Aku menggeliatkan tubuhku, membuka mata dan bangun dari tidurku. Perasaan semalem gue tidur di ruang tv deh. Aku menggaruk kepalaku. Melangkah turun dari tempat tidur dan masuk kekamar mandi.

Setelah selesai mandi dan ganti pakaian aku bergegas keluar kamar. Aku melangkah menuju ruang tv dan mengambil remot menyalakan tv lalu memilih chanel. Aku aih niatnya hari minggu ini nggak kemana-mana lagi mager.

Aku menolehkan kepalaku kearah dapur karena mendengar bunyi yang lumayan gaduh kaya orang lagi masak gitu tapi siapa?, perasaan aku di rumah sendirian aja jangan-jangan....

Dengan langkah pelan aku melangkah memasuki dapur seperti detektif yang sedang mengintai musuhnya dengan berbekal Sapu aku mengendap-endap semakin melangkahkan kakiku.

Setelah memasuki dapur aku melihat bayangan item lagi berdiri dengan memaksakan keberanian aku melayngkan sapu dengan kecepatan kilat.

"Aaaww. Aduh aduh" dia terpingkal-pingkal membungkukkan badanya karena aku menggebugi badannya yang terbalut kaus tipisnya. Aku semakin mengencangkan pukulanku hingga dia mendongak menatapku.

"Anza" Anza meringis mengusap punggunya yang tadi aku pukul.

Aku diam menatap Anza dengan mata yang tidak berkedip.

Lagi gamood banget jadilah dikit gini partnya :(

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang