12

2K 206 11
                                    

Sungjae membuka kedua matanya dengan berat, berusaha untuk melihat jam weker disampingnya.

"Ck sudah jam 6 pagi." Sungjae memijit-mijit kepalanya yang sepertinya masih terasa pusing.

"Hmmm, perutku lap ---" Sungjae melompat kaget ketika melihat Sooyung yang masih tidur di samping ranjangnya.

"Teokboki, kimbap, nasi goreng slurrppp." Sooyung mengelap air liur di bibirnya.

"Aish, jinjja lihat bagaimana dia mengeluarkan liurnya, jorok sekali. Ck, lagipula kenapa dia tertidur disini, apa dia tidak merasa kedinginan?." Sungjae mulai memandangi wajah Sooyung masih tertidur pulas, biburnya yang sedari tadi mengomel-ngomel malah menyunggingkan senyum yang begitu manis.

"Kau seharusnya jangan tidur disini, bagaimana jika kau sakit?." Ucap Sungjae lirih.

Sungjae memandangi Sooyung untuk waktu yang cukup lama, hingga tangannya yang sejak tadi diam mulai bergerak ke arah rambut Sooyung yang terlihat kusut di pagi hari.

"Hoammmmmm." Sooyung terbangun tiba-tiba, padahal 1 cm lagi tangan Sungjae sudah menyentuh kepalanya.

"Ah, kepalaku......" Sungjae memegangi kepalanya yang sebenarnya tidak pusing sama sekali, dia hanya ingin menutupi keterkejutannya karena melihat Sooyung yang tiba-tiba bangun.

"Kau masih pusing? Coba kulihat." Sooyung menempelkan tangannya di dahi Sungjae yang membuat Sungjae sedikit dibuat kaget.

"Y-yah! Ap-pa yang kau lakukan." Sungjae menepis tangan Sooyung dengan cepat.

"Aku hanya mengecek suhu tubuhmu kalau kau masih sakit lebih baik jangan masuk sekolah dulu, aku yang akan menyampaikan suratmu nanti."

"Ya......lagipula aku memang berniat untuk tidak masuk hari ini."

"Baiklah kalau begitu, aku akan membuatkanmu sarapan anggap saja layanan khusus tetangga apartemenmu."

"Terserah kau saja."

30 minute later

"Nasi dan telur gulung? Hanya ini yang bisa kau buat?." Sungjae mengabsen satu persatu piring yang ada di hadapannya.

"Anak manja yang satu ini memang benar-benar! Kau seharusnya mengatakan aigoo Sooyung-ah kelihatannya enak sekali, aku akan memakannya sekali lahap. Kau sekarusnya mengatakan hal itu, bukannya mencela hasil kerja kerasku. Pokoknya makan saja apa yang ada, kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh, lagipula siapa yang menyuruhmu hujan-hujanan untuk mencariku."

"Yah! Mobilku rusak karena menabrak trotoar, kau tahu siapa penyebwabbbbbbrr." Sooyung menyumpalkan sesumpit nasi kedalam mulut Sungjae.

"Aku tahu, aku tahu. Karena itu.....karena itu......makanlah yang banyak dan juga.....terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku, aku tak tahu kau akan melakukan itu."

"Ukhum. Tentu, apakah kau baru menyadari betapa kerennya aku."

"Terserah kau saja tapi yang lebih penting sekarang adalah bagaimana untuk menyembunyikkan pertunangan kita dari teman-temanku disekolah, kau pasti tak mau juga kan banyak orang yang tahu."

"Sudah terlambat." Sungjae melemparkan setumpuk majalah dan koran yang kalau dilihat dari judulnya adalah beberapa majalah dan koran yang terkemuka di Korea.

"Apa maksudnya?." Sooyung membolak-balik beberapa majalah yang sedang dipegangnya.

"Ayahmu dan ayahku melakukan beberapa interview dengan majalah dan koran yang sedang kau pegang sekarang, kalau kau penasaran baca saja isinya."

What Is Love?Where stories live. Discover now