22

1.9K 180 12
                                    


Sungjae Pov

"Tuan muda, anda tidak ingin masuk?" Suara bibi Lee menginstrupsi lamunanku. Aku baru sadar masih berdiri di luar dengan cuaca yang sukses membuat bulu kudukku membeku. Aku hampir melupakan tujuanku kesini.

"Suhyun di dalam?" Aku bertanya sambil berjalan melenggang memasuki rumah, diikuti bibi Lee dibelakangku.

"Tidak. Nona muda pergi ke rumah sakit dengan Tuan besar."

Aku tak berteriak kaget atapun menggoncang-gancangkan tubuh Bibi Lee untuk menanyakan kenapa adikku masuk rumah sakit. Setidaknya aku tak melakukannya semenjak aku tahu adikku memang langanan gedung bernuansa putih itu. Dokter hanya bilang ini karena kondisi tubuhnya yang lemah. Ia terlahir dengan kekuatan fisik yang sama dengan ibuku. Karena itu, sejak kecil dia tak pernah dibentak atau dimarahi. Semua kesalahannya akan tertimpa kepadaku, kakakknya. Tapi walaupun dimanja, Suhyun tetap tumbuh menjadi anak yang baik dan rendah hati. Karena itu aku selalu menyanginya.

"Mungkin dia hanya check up. Rumah sakit apa bi?"

"Apa tidak apa-apa mengatakannya? Ayah tuan muda bilang untuk tak memberitahukannya kepada siapapun."

Ada yang tak beres. Check up biasa tak mungkin harus dirahasiakan seperti ini.

"Kalau begitu katakan padaku, berapa lama Suhyun akan pergi ke rumah sakit?"

"Tuan besar mengatakan mungkin sekitar 3-4 hari."

Fix! Ini bukan check up biasa.

Mendengar berapa lama Suhyun di rumah sakit, aku terus mendesak Bibi Lee mengatakan dimana rumah sakit tempat adikku dibawa. Aku langsung menstarter mesin mobilku setelah bibi Lee mengatakan alamatnya. Aku tahu bibi akan memberitahukanku. Dia tak akan tega melihatku duduk di pojokan sambil menggigit kuku jariku khawatir. Setidaknya aku akan melakukannya jika bibi tetap merahasiakannya padaku.

~~~

1 Hour Before.

(Joy's Pov)

Aku duduk sendiri di sebuah kantin rumah sakit. Aku tak tahu kenapa Sungjae Appa memintaku datang kesini, ke rumah sakit. Aku menurut saja saat ia bilang ada yang ingin dibicarakan denganku. Walaupun sebenarnya rasanya masih sedikit canggung bertemu dengannya. Maklum, aku baru bertemu dengannya beberapa kali, hubungan kami tak sedekat status kami sebagai calon menantu dan mertua.

"Aku benar-benar minta maaf, kau pasti sudah lama menunggu."

"Aniyo." Jawabku bohong. Aku menyunggingkan senyum manisku untuk meyakinkan bahwa aku tak terlihat lelah karena menunggunya. Padahal pada kenyataannya aku sudah duduk termangu disini sekitar 45 menit. Menunggu orang sibuk seperti dia memang tak cukup 10-15 menit.

"Aku minta maaf karena mendadak memintamu datang ke rumah sakit, hanya sekarang waktu luang yang aku punya."

Aku tersenyum memaklumi permintaan calon ayah mertuaku, lagipula aku juga tidak sesibuk itu.

"Tapi kenapa anda ada di rumah sakit?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibirku. Semua orang juga tahu, rasa penasaran tak dapat dikubur begitu saja.

Namun sepertinya ekspresi Sungjae Appa sedikit tak nyaman saat aku menanyakannya, aku seperti baru saja menyinggung orang yang mendapatkan nilai nol pada ujiannya.

"Adik Sungjae, Suhyun, harus menjalani operasi dalam waktu dekat ini. Aku membawanya kembali ke Korea agar lebih mudah memantaunya. Setidaknya aku tak boleh mengulang kesalahanku yang kedua."

Namun jauh dari bayanganku, dia menjawab pertanyaanku dengan jelas tanpa ragu. Aku menggigit bibir tak enak saat mendengar penjelasannya. Seharusnya aku tak boleh menyinggung kenapa dia berada di rumah sakit. Bodohnya aku.

What Is Love?Where stories live. Discover now