CEKLEK.
"Omo!!!!." Pekik Hyuk yang tiba-tiba membuka pintu tanpa izin. Ia langsung membuang muka, tak tahu harus melihat kemana saat melihat dua pasangan itu tengah berpelukan mesra.
Sooyung yang merasa kesadarannya telah kembali 1000% langsung melepaskan tangan Sungjae yang melingkar erat di perutnya.
"Akhirnya kau sadar?." Pikir Sungjae.
"Hyuk-ah, ketuk pintu sebelum masuk, benar-benar tidak sopan." Omel Sungjae yang langsung meraih kausnya.
"Mianhe. Lagipula Siapa suruh kalian tak mengunci pintunya, aku pikir Cuma kau yang ada di kamar Sungjae-ah." Ucap Hyuk menyesal.
"Tolong jangan katakan apapun kepada yang lain, kita bisa mendapat masalah." Pinta Sooyung.
"Tentu, aku tak akan membiarkan temanku mendapat masalah. Ah! Ngomong-ngomong aku kesini untuk memanggil kalian ke atas, makan malamnya sudah siap."
"Mmm, kami akan segera kesana." Sungjae lalu mendorong Hyuk untuk segera keluar dari kamarnya.
"Ne! Ne! Ne! Aku keluar!. Santai saja Sungjae-ah, bukankah kau sudah pernah melakukannya dengan Sooyung, jadi jangan marah begini." Bisik Hyuk dengan polosnya. Sooyung yang samar-samar mendengarnya menangkap sesuatu yang salah.
"YOOK SUNGJAE!!!!!! MATI KAU!!!."
---
"Haruskah kita melakukan yang lebih?"
Kata-kata Sungjae terus terngiang dikepala Sooyung, ia bahkan mengacuhkan Johyun yang sejak tadi duduk di hadapannya.
"Permisi...apa aku pergi saja? Sepertinya kehadiranku tak ada artinya disini." Johyun menyedot minumannya bosan sambil memandangi sahabatnya yang benar-benar jatuh dalam lamunannya sendiri.
"Ternyata dia benar-benar mengacuhkanku." Johyun lalu berdiri dan berniat beranjak pergi dari tempatnya duduk.
"Johyun-ah, sepertinya aku harus ke dokter." Kata-kata Sooyung membuat Johyun yang sudah berdiri, dengan cepat menarik kursinya kembali.
"Mwoya? Apa kau mengidap penyakit parah?." Tanya Johyun penasaran.
"Akhir-akhir ini jantungku suka berdegup kencang tanpa alasan, aku takut aku mengidap pen--."
BRAK!
Belum selesai Sooyung bicara, Johyun menggebrak meja di depannya membuat orang yang mendengarnya langsung sadar dari lamunannya. Sooyung langsung memegangi dadanya yang ia khawatirkan terkena penyakit jantung itu.
"Kau jatuh cinta! Paboya!."
Sooyung yang mendengar spekulasi Johyun hanya tertawa cekikikan. Bagaimana mungkin dia menyimpulkan hal itu sebagai cinta, padahal dia hanya mengatakan perihal jantungnya yang terasa aneh.
"Aku serius! Kau bukanlah terkena penyakit jantung, kau hanya jatuh cinta. Siapa itu? Yook Sungjae?." Johyun lalu melirik meja dimana Sungjae tengah menikmati makan malam sendirian di dekat jendela restaurant.
"Kau yang bercanda! Mana mungkin aku sedang jatuh cinta, apalagi dengan si Yook byuntae."
Sooyung lalu meminum minumannya dengan sekali tenggak, sambil sesekali melirik Sungjae yang tak jauh dari mejanya. Mengamati lelaki yang kini sudah hampir 3 Bulan menjadi tunangannya, yang membuatnya tanpa sadar mengingat ciuman pertamanya bersama Sungjae. Ya, ciuman di depan apartemen saat itu adalah ciuman pertama bagi Sooyung, namun entah untuk Sungjae, yang pasti setelah itu entah berapa kali Sungjae sudah menempelkan bibirnya yang seksi itu ke atas bibir merah cherry milik Park Sooyung. Namun sial, hanya mengingatnya saja hati kecil Park Sooyung sudah berpacu hebat. Membuatnya kembali meletakkan genggaman tangannya diatas dadanya.

YOU ARE READING
What Is Love?
FanficKeadaan keluarganya mendesak Sooyung untuk bertunangan dengan lelaki pilihan orang tuanya, padahal sekarang dia masih menjalin kasih dengan seseorang yang masih sangat dicintainya. Sungjae yang sudah tak percaya akan kata cinta mulai kembali menumb...