Sore itu setelah melakukan sesi recording bersama ayahnya, Sungjae segera datang ke bandara. Ia harus menjemput adik manisnya yang pulang ke Korea. Awalnya ia diajak ayahnya untuk datang bersama, namun dasar Sungjae, ia malah melarang ayahnya untuk menyambut kedatangan putrinya sendiri.
"Appa tak usah datang, cukup aku saja sudah membuatnya bahagia." Kira-kira itulah yang dikatakan sungjae kepada ayahnya.
Namun ternyata sudah ada dua orang yang berdiri di depan gerbang kedatangan dimana Yook Suhyun nantinya muncul. Dua orang itu adalah Yerin dan Jaehyun. Ya, sudah sepatutnya Yerin datang menyambut kedatangan Suhyun, maklum mereka teman yang cukup dekat di Jerman. Sedangkan Jaehyun? Sudah jelas karena dipaksa Yerin untuk menemaninya. Mungkin kata memaksa tidak cocok disini karena Jaehyun juga cukup dekat keluarga Sungjae.
"Jaehyun-ah!." Panggil Sungjae. Namun sepertinya suara Sungjae masih kurang dari 20 desibel, membuat orang yang dipanggil sama sekali tak menyadari ada seseorang yang menyerukkan namanya. Baru akan melangkahkan kakinya mendekat ke tempat teman-temannya, Sungjae harus mengurungkan niatnya tersebut karena tiba-tiba seorang wanita yang datang dengan gaya rambut terbarunya muncul sambil menepuk punggung Sungjae layaknya sedang mengetuk pintu sebuah rumah.
Merasakan hal itu Sungjae lantas membalikkan tubuhnya penasaran, namun tak ada sepatah dua patah katapun yang meluncur dari mulutnya, ia hanya terdiam. Mengaggumi ciptaan tuhan yang benar-benar telah ia dustakan.
"Bagaiamana? Cantik, kan?" Tanya wanita itu.
Sungjae tak menjawab. Kedua bola matanya masih terjerat pesona makhluk di depannya.
Park Sooyung. Ia muncul tiba-tiba dengan rambutnya yang baru saja ia pangkas saat akan ke bandara tadi. Rambut hitamnya yang panjangnya ia potong sebahu. ia juga menambahkan sebaris poni yang menggantung diatas alisnya, yang sesekali harus ia rapikan saat tertiup angin yang menerpa wajahnya. Warna rambutnya juga ia ganti menjadi coklat persis dengan Sungjae. Entah apa yang membuat Sooyung tiba-tiba memutuskan untuk mengganti gaya rambutnya, yang jelas Sooyung tak usah repot-repot menunggu jawaban atas pertanyaannya itu karena ekspresi wajah Yook Sungjae sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan kalau penampilan barunya itu AMAT SANGAT BEGITU MEMPESONA lelaki yang masih memandangnya lekat itu.
"Yoboseyo?" Sooyung memiringkan kepalanya sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Sungjae. Sepertinya Sungjae benar-benar sudah terhipnotis olehnya.
"Yook Sungjae!" Sooyung kembali menyadarkan Sungjae dari lamunannya.
"Ah! Kau datang. Bagaimana kau tahu adikku pulang?." Setelah sadar Sungjae segera mengalihkan pandangannya menuju ke arah lain. Ia bahkan tak menjawab pertanyaan Sooyung yang begitu mudah. Ia hanya tak mau kelihatan terlalu mengaggumi kecantikan Sooyung sore itu. Lucu sekali, padahal ekspresinya sudah mengatakan segalanya.
"Bagaimana mungkin aku jatuh cinta dengan lelaki yang jual mahal sepertinya"
Kira-kira itulah isi pikiran Sooyung saat mendengar Sungjae yang sama sekali tak memuji penampilan barunya itu. Padahal saat di salon ia sudah sangat begitu percaya diri dapat membuat mulut Yook Sungjae mengatakan cantik untuk yang kedua kalinya (Setelah di Jeju tempo lalu).
"Huh, membayangkannya saja sudah terasa manis" pikirnya. Namun Sooyung sepertinya harus berlapang dada menyingkirkan segala ekspetasi tingginya itu mengingat memang seperti inilah sifat Yook Sungjae, terlebih ia yang memang sudah bertekad untuk belajar menerima apadanya pribadi Sungjae.
"Ayolah. Tak usah banyak bertanya." Ucap Sooyung. Ia lalu dengan santainya menarik tangan Sungjae mengikutinya ke tempat Jaehyun dan Yerin berada. Sungjae hanya menurut seperti anak TK yang sedang digiring gurunya. Padahal dia yang lebih dulu datang dibanding Sooyung.
YOU ARE READING
What Is Love?
FanfictionKeadaan keluarganya mendesak Sooyung untuk bertunangan dengan lelaki pilihan orang tuanya, padahal sekarang dia masih menjalin kasih dengan seseorang yang masih sangat dicintainya. Sungjae yang sudah tak percaya akan kata cinta mulai kembali menumb...