Sisi Nathania Amora adalah putri tunggal dari pengusaha sukses, Nathan Josef dan Chintya Amora.
Hidup bergelimang harta ternyata tidak membuat nona kecil ini bahagia.Bagaimana tidak, di masa kanak-kanak nya ia harus hidup berpisah dari orang tuanya, hanya karena alasan kesibukan bisnis. Miris memang tapi itulah faktanya.
Sisi harus rela tinggal di Jakarta bersama orang kepercayaan papa dan mamanya. Sementara orang tuanya tinggal di luar negeri, Amerika tepatnya. Mereka hanya mengunjungi Sisi sebulan sekali, itupun tak bisa di pastikan dan sering kali mereka lupa tak mengunjungi putri mereka.
Beruntung bi Sari yang merawatnya memiliki putri yang sebaya dengan Sisi, Shalsa Nabira namanya.
Sisi dan Shalsa tumbuh bersama bak saudara kandung. Keduanya sama-sama cantik. Pokonya di mana ada Sisi di situ juga ada Shalsa. Bahkan Sisi selalu minta pada orang tuanya agar Shalsa di sekolahkan di tempat yang sama dengannya.
Namun tidak hanya Sisi dan Shalsa yang tinggal bersama bi Sari ada pula Digo Bayu Arkayana, anak lelaki yang menurut pengakuan bi Sari adalah putra dari sahabatnya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri, karena orang tuanya telah tiada.
Shalsa dan Digo sangat dekat, walaupun mereka baru tinggal serumah beberapa waktu yang lalu namun mereka sudah tampak begitu akrab. Lain hal nya dengan Sisi, ia sangat tak mau berteman dengan bocah lelaki berbulu mata lentik ini. Baginya Digo bak Virus yang harus di hindari.
Shalsa dan Sisi memang mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang. Shalsa yang sangat periang dan mudah bergaul, sementara Sisi tidak terlalu membuka diri dalam pergaulan. Bukan tanpa alasan, namun ia sangat malas jika teman-temannya sudah bertanya perihal orang tuanya. Mereka kerap mengejek Sisi saat orang tuanya tak bisa mengantar atau menjemputnya ke sekolah seperti kebanyakan siswa lainnya.
Sisi dengan gaya hidup modernnya terkadang suka menjadi bahan incaran anak-anak nakal dari kompleks lain. Seperti hal nya sore ini, Digo dan Shalsa yang sedang bermain di taman melihat Sisi yang sedang di ganggu 2 anak lelaki yang umurnya sebaya dengan mereka. Memang jika ada Digo, Sisi memilih menjauh dari Shalsa padahal sering kali Shalsa ingin mereka bertiga bisa bermain bersama, namun Sisi selalu menolak.
Digo segera menghampiri Sisi di ikuti oleh Shalsa yang berlari dengan wajah cemasnya. Sebagai anak laki-laki, Digo merasa punya kewajiban untuk melindungi perempuan. Ya setidaknya pelajaran inilah yang selalu di tanamkan ayahnya sebelum beliau tiada.
Digo yang memang sudah mahir bela diri dari usia belia tidak merasa takut sedikitpun menghadapi 2 anak nakal di depannya. Hal ini pula lah yang membuat Shalsa diam-diam mengagumi sosok tampan ini.
Jika Shalsa menyuruh Digo berhati-hati lain halnya dengan Sisi, nona kecil ini dengan juteknya malah memaki Digo.
"Heh, awas aja ya klo lo sampe kena pukul sama mereka, gue bakal aduin sama papa"
"Tenang aja nona lo ga perlu repot-repot ngadu sama bokap lo karena gue akan baik-baik aja"
Digo menjawab percaya diri, bukankah sebenarnya makian Sisi barusan adalah bentuk khawatirnya pada Digo yang menginginkan bocah lelaki itu baik-baik saja?.
Namun baru saja Digo berbalik, kedua anak nakal tadi sudah pergi karena dari kejauhan nampak security taman kompleks tempat mereka bermain berjalan ke arah nya.
Merasa sudah aman, Digo mengajak Sisi dan Shalsa untuk pulang karena hari sudah sore. Digo menggenggam jemari Shalsa erat, berjalan beriringan berbeda dengan Sisi gadis itu sudah berjalan lebih dulu dengan wajah datarnya. Sebenarnya Digo juga ingin menautkan jemarinya dengan jemari mungil Sisi agar mereka bertiga bisa saling menggenggam satu sama lain, namun dengan cepat gadis ini menolak dan menepis tangan Digo.
Hal yang tak pernah Sisi duga sebelumnya, tiba-tiba saja orang tuanya datang dan ingin membawa Sisi ikut serta ke Amerika. Sisi yang sudah sangat dekat dengan Shalsa, memohon pada orang tuanya agar Shalsa juga ikut pindah bersama mereka.
Bukan hal sulit bagi orang tua Sisi untuk mengabulkan keinginan putri mereka. Lagipula Shalsa juga sudah seperti saudara Sisi. Papa Sisi berjanji pada bi Sari akan menjaga dan merawat Shalsa seperti mereka merawat Sisi.
Sebelum keberangkatannya ke Amerika, malam harinya Shalsa menghabiskan waktunya bersama Digo. Sudah di pastikan Shalsa akan sangat merindukan sahabat tampannya ini. Begitupun dengan Digo, ia pasti akan kehilangan Shalsa. Namun mereka berjanji akan tetap menjaga persahabatan mereka dan akan tetap berkirim kabar.
Digo yang ikut dengan bi Sari untuk mengantar keluarga Sisi ke bandara, tak pernah melepas genggaman tangannya di jemari Shalsa. Saat Shalsa akan melewati boarding pass, ia segera berlari ke arah ibunya. Sekali lagi Shalsa menangis di pelukan bi Sari.
Tak lupa Shalsa juga memeluk erat Digo, dengan cepat Digo mengecup kening Shalsa. Bocah lelaki yang baru berumur 8 tahun ini hanya ingin memastikan semua akan baik-baik saja. Terbukti Shalsa berhenti menangis setelahnya.Sisi yang melihat kejadian ini ikut memeluk bi Sari, walau bagaimanapun ia sudah menganggap wanita ini seperti mama nya sendiri. Untuk pertama kalinya Sisi menerima uluran tangan Digo, namun lagi-lagi bukan kata manis yang terlontar dari bibir mungilnya, sekali lagi ia malah memaki Digo dengan kalimat mengancamnya.
"Heh dengerin gue baik-baik, lo harus jaga mama ke dua gue. Awas aja klo sampe bi Sari kenapa-kenapa, Lo berurusan sama gue"
Digo yang mendengar perintah dari nona kecilnya ini tertawa geli, tanpa di suruhpun sebagai anak lelaki sudah di pastikan ia akan menjaga bi Sari yang sudah merawatnya 2 tahun belakangan ini.
"Pasti nona jutek"
Tanpa di duga oleh Sisi, Digo mengecup punggung tangannya yang sedari tadi ia genggam.
"Baik-baik di Amerika, jangan jutek-jutek nanti lo ga punya temen" Digo terkekeh geli mengakhiri ucapannya
Sisi segera menarik tangannya yang di genggam Digo, nona belia ini melemparkan tatapan tajamnya pada Digo dan segera berlalu dengan wajah juteknya.
Bagaimana kelanjutan hubungan Digo, Sisi dan Shalsa.
Tunggu kelanjutanya di next chapter, klo ada yang mau baca itu juga wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Nona Amerika
FanfictionPerbedaan adalah alasan indah Tuhan untuk menjadikan aku dan kamu menjadi KITA Sisi Nathania Amora Digo Bayu Arkayana