chapter 8

1.3K 122 0
                                    

"Pagi Sha" Digo menyapa gadis yang sedang menikmati sarapannya seorang diri

"Haiii,, pagi Digo" Shalsa berlari menubrukan tubuhnya memeluk Digo, lelaki penjaga hatinya.

"Aku kangen" ucapnya manja

Digo mengelus rambut Shalsa, menyelipkan anak rambut yang terurai menutupi wajahnya. Namun mata lelaki ini berkelana ke seluruh penjuru rumah, mencari seseorang yang membuat tidurnya tak enak malam tadi.

"Kamu uda sarapan belum?" Shalsa mendongak melihat wajah tampan Digo yang hari ini terlihat sedikit lesu.

"Kamu sakit?, muka kamu pucet" Shalsa mengelus wajah Digo yang memejamkan matanya

Digo menggeleng,,

"Aku ga apa-apa, cuma kurang tidur aja"

"Kenapa kamu ga bisa tidur semalem?" Shalsa bertanya perhatian

"Mikirin kamu" tiba-tiba saja Digo menjawab seperti itu saat melihat Sisi yang berjalan ke arahnya. Entahlah mendadak ia jadi marah mengingat semalam gadis ini hanya berduaan dengan Amar.

Sisi mencoba tak peduli dengan pemandangan menjengkelkan di depan matanya, ia pura-pura menyibukan diri dengan ponsel di tangannya.

"Ya ampun Digo, kamu so sweet banget sih" Shalsa langsung baper membuat Sisi mual dan ingin menghilang dari keadaan terkutuk ini.

"Ayo berangkat" Digo menggenggam tangan Shalsa, namun lelaki itu berhenti saat menyadari tak ada pergerakan sedikitpun dari Sisi.

"Lo berangkat bareng gue, ini perintah dan gue ga mau di bantah karena bokap gue yang nyuruh"

Ckkk,, Sisi berdecak malas dan segera berlalu mendahului pasangan yang menurutnya sangat lebay. Lihat lah bagaimana sepanjang perjalanan Shalsa menyandarkan kepalanya di bahu Digo yang tengah fokus menyetir atau celotehan manja Shalsa yang membuat Sisi rasanya ingin pura-pura mati saja.

Sisi bersyukur saat sampai di lahan yang di tumbuhi dengan banyak pohon strwberry ini, Amar sudah berdiri dengan kamera yang menggantung di lehernya, membuat lelaki itu tampak lebih keren.

"Haiii cantik" Amar menyapa Sisi dengan senyum pepsodentnya.

"Haiii juga Amar" kali ini Sisi membalas sapaan Amar lengkap dengan senyum cerianya.

"Bro, ko lo ada di sini?, sekarang kan ga ada jadwal ngecek"

Digo mengernyit heran saat melihat sosok Amar yang sudah ada di perkebunan sepagi ini, biasanya lelaki itu paling malas jika di suruh ayahnya untuk mengecek perkebunan strwberry.

"Gue uda bilang kan sob, bidadari cantik yang menjelma jadi pegawai lo ini uda bikin gue gagal fokus"

"Minum aja Aqua" Digo berseloroh asal membuat tawa Amar pecah.

"Sorry Mar kali ini lo ga bisa ganggu pegawai gue, karena Sisi harus ikut gue buat belajar mengelola perkebunan ini"

"No problem, gue ke sini cuma mau mastiin aja klo nanti sore gue akan jemput Sisi pulang, sekalian mau ngajak jalan-jalan. Mau kan Si?"

Sisi mengangguk, meng iyakan ajakan Amar membuatnya melonjak girang. Sebelum Amar pergi, lelaki itu mengajak Digo dan Sisi berfoto ria dengan kamera ponselnya.

Shalsa dengan tak ikhlas dan terpaksa menjadi fotografer dadakan untuk mereka bertiga. Digo berdiri kaku dengan senyum anehnya, sementara Amar dengan cepat menarik Sisi agar mendekat padanya membuat Digo berdecak kesal.

"Ini bukan lagi bikin cover sinetron, jadi ga usah sok ngerasa jadi pemeran utama dengan foto nempel-nempel kaya gitu"

Sisi mengernyit, Digo benar-benar aneh dari kemaren cwo ini selalu membahas sinetron. Atau jangan-jangan ada hasrat terpendam Digo yang ingin jadi pemain sinetron.
Ahhhh ini konyol!!!

Amar terbahak mendengar celetukan Digo yang menurutnya sangat lucu. Lelaki ini sama sekali tidak tersinggung bahkan menyuruh Shalsa mengambil beberapa gambar mereka. Setelah puas, Amar segera berlalu membiarkan mereka kembali bekerja.

********************

"Ehmmmm"

Deheman Digo berhasil membuyarkan aksi saling tatap Amar dan Sisi.

"Mar, gue boleh minta tolong?" Ucap digo to the point.

"Tentu, apapun itu"

"Kebetulan gue juga mau ngajak Shalsa makan malem tapi mobil gue mogok, gue boleh nebeng sama lo?"

Amar mengernyitkan alisnya sebentar, setelahnya ia kembali tersenyum tanpa beban.

"Boleh aja, sekalian double date" Amar mengakhiri ucapannya dengan tawa renyahnya, sementara Digo memutar bola matanya malas.

Amar melajukan mobilnya menyusuri ramainya kota Bandung di malam hari, lelaki ini memarkirkan mobilnya di rumah makan lesehan khas kota kembang ini.

Mereka menikmati makan malam dalam diam, hanya terdengar celotehan Amar yang sesekali menggoda Sisi atau Shalsa yang berkomentar klo Amar sangat cocok dengan Sisi.

Sisi berdiri hendak pergi ke toilet, membuat Amar juga sepontan berdiri.

"Gue anter ya Si?"

"Ga usah yang ada nanti lo ngintip gue" Sisi berseloroh asal

" Heh sembarangan banget lo, emangnya gue jaka tarub yang ngintipin bidadari mandi" Amar kembali duduk dengan mencebikan bibirnya imut sekali.

Setelah Sisi tak lagi terlihat, Digo pun mengikutinya dengan alasan yang sama ingin ke toilet.

Sisi terkejut saat keluar dari toilet, Digo sedang menyandarkan tubuhnya di tembok pembatas.
Lelaki itu segera menarik lengan Sisi.

"Jangan terlalu deket sama Amar, gue ga suka" Digo berbisik tepat di telinga Sisi membuat darahnya berdesir.

"Gue mau deket atau ngga sama Amar, bukan urusan lo!!" Sisi menatap Digo tajam dan segera melepaskan cekalan Digo.

"Dia itu bukan cwo yang baik buat lo" Digo menatap Sisi tak kalah tajam.

"Setidaknya dia cwo gantle yang sangat mengerti perasaan perempuan"

"Ckkk lo belum kenal siapa Amar" Digo menggelengkan kepalanya

"Lo lupa, gue juga belum terlalu kenal sama lo. Dari kecil yang berteman baik sama lo itu Shalsa bukan gue dan sekarang pun begitu, ga ada yang berubah. So... ga usah ngerasa klo gue lebih kenal lo dari pada Amar"

Sisi segera berlalu, Digo pun tak berniat sama sekali untuk mengejarnya. Hellllllooo ini bukan FTV tentang cinta-cintaan dimana selalu ada adegan dramatis dengan lagu cinta yang mengiringinya.

Sisi membuang nafasnya kasar dan berusaha bersikap biasa saja saat Digo kembali dari toilet. Namun tak bisa di pungkiri aura kemarahan masih terpancar jelas saat keduanya tak sengaja beradu pandang.

*************

"Thanks uda mau nemenin gue makan malem"

Amar menatap Sisi dalam, kini mereka sudah ada di depan teras rumah Sisi. Sementara Digo sedang menggendong Shalsa ke kamarnya karena gadis itu tertidur saat perjalanan pulang, namun lebih tepatnya hanya pura-pura tidur.

"Oke, sering-sering aja lo traktir gue" ucapan Sisi mengundang tawa dari keduanya.

"Pasti Si, apa sih yang engga buat lo"

"Mar, ayo kita pulang. Gue uda ngantuk banget" lagi-lagi kedatangan Digo seakan melenyapkan suasana romantis Amar dan Sisi. Namun kali ini Amar sepertinya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat di kecupnya kening Sisi membuat gadis itu tak bisa menghindar.

"Selamat tidur, mimpiin gue yaa" Amar mengacak rambut Sisi sekilas dan segera berbalik meninggalkan Sisi yang mematung.

Digo mengepalkan tangannya emosi, rasanya ia ingin segera menghapus jejak kecupan Amar di kening Sisi. Namun untuk saat ini Digo hanya bisa menyimpan keinginannya, mengingat hubungannya dengan Shalsa.

I Love You Nona AmerikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang