chapter 11

1.4K 122 2
                                    

"Maaf den Digo saya mau izin keluar sebentar, mau jemput istri dan anak saya di terminal"

Suara mang Firman membuat Digo menghentikan aktivitasnya sejenak, ia menoleh mendapati lelaki paruh baya yang sudah mengabdikan diri pada perkebunan miliknya sedang menunduk menunggu jawaban.

"Oh ia mang silahkan, lagian ini juga emang uda waktunya mamang pulang kan?" Digo tersenyum santun pada mang Firman.

"Iya den, tapi kan den Amar sama neng Sisi masih ngecek barang di gudang, tapi nanti mamang pasti balik lagi ko den" mang Firman mengusap tengkuknya merasa tak enak pada Digo.

Digo mengerutkan alisnya, pertanda bingung dengan ucapan pegawainya ini.

"Maksud mamang sekarang Amar dan Sisi ada di gudang?"

"Iya den, uda dari setengah jam yang lalu makanya saya izin dulu buat jemput anak sama istri saya, baru abis itu balik lagi buat beresin dan ngunci gudang"

Digo mengepalkan tangannya emosi, ia tak habis fikir bagaimana Sisi bisa berduaan bersama Amar di gudang, padahal jelas-jelas ia sudah menyuruh gadis itu pulang bersama Dirga.

"Yda mang Firman pulang aja ga usah balik lagi ke sini, biar gudang nanti Digo yang ngunci"

"Aduh den hampura nya( maaf ya) mamang jadi ga enak ma aden"

"Ga apa-apa mang, lagian ini emang uda waktunya mamang pulang"

"Makasih ya den, klo begitu mamang permisi"

Digo mengangguk sebagai jawaban, hatinya tak tenang mengingat Amar dan nona Amerikanya sedang berduaan.

Digo dengan cepat melangkahkan kakinya ke arah gudang, saat akan sampai sayup-sayup ia mendengar suara isakan dan benda-benda yang di lempar.

"BRAAKK"

Digo mendobrak pintu gudang yang sengaja Amar kunci dari dalam, emosinya memuncak melihat Amar yang sedang menindih tubuh Sisi yang terus meronta di bawahnya.

"Digo??, hai bro kebetulan lo datang, ayo kita seneng-seneng sama jalang ini" Amar menyeringai menjijikan tangannya membelai pipi mulus Sisi yang sudah memar

"Brengsek"

"Bughh"

"Bughh"

Digo menghajar Amar tanpa ampun, lelaki itu benar-benar hilang kendali saat melihat kondisi Sisi yang sudah berantakan dengan dahi dan pipinya yang memerah.

"Digo, lo apa-apaan hah?, kenapa lo malah mukul gue?"

"Karena lo uda berani nyentuh cwe gue" Digo berteriak memaki Amar, sekali lagi Digo melayangkan pukulannya tepat di sudut bibir Amar.

"Digo stop apa-apaan ini?"

Tapat saat Digo menginjak perut Amar, Danu Perwira datang bersama Shalsa.

"Om Danu, bagus lah om datang tepat waktu" Amar berdiri di bantu oleh ayah Digo.

"Ajari anak pungut ga tau diri ini sopan santun" Amar menunjuk Digo

"Jelasin sama daddy atas kekacauan ini Digo!!" Om Danu memandang anak semata wayangnya meminta penjelasan, namun belum Digo membuka mulut, suara pilu seseorang terlebih dulu menyita perhatian Danu.

"Om Da..nu"

Bagai di pukul oleh gada Bima, Danu sangat terluka melihat kondisi Sisi. Lelaki paruh baya ini baru menyadari keberadaan Sisi di sekitarnya setelah mendengar Sisi memanggilnya.

"Ya Tuhan, siapa yang ngelakuin ini sama kamu sayang?" Om Danu menghampiri Sisi, di bukanya jas yang ia kenakan dan di balutnya tubuh bergetar Sisi.

I Love You Nona AmerikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang