chapter 12

1.8K 119 4
                                    

Digo mencoba memejamkan matanya agar ia bisa cepat terlelap, namun sayang bayangan kejadian di gudang terus saja berputar di kepalanya. Membuatnya benar-benar tak bisa tidur.

Bosan, lelaki tampan ini memilih mengambil gitar, untuk mengusir sepi. Digo bersenandung pelan mencoba menepis gundah di hatinya.

Namun baru saja Digo menyanyikan beberapa bait lagu, matanya harus berbagi fokus dengan objek yang kini berdiri kaku di depan pintu kamar, Sisi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun baru saja Digo menyanyikan beberapa bait lagu, matanya harus berbagi fokus dengan objek yang kini berdiri kaku di depan pintu kamar, Sisi,.ya gadis itu tengah menatap lurus ke arah Digo dengan pandangan yang kosong.

Digo meletakan gitar di samping ranjangnya, dengan langkah pasti ia menghampiri Sisi yang masih terdiam.

Tangan Digo terulur mengelus rambut panjang Sisi, mata hitam legamnya tak pernah lepas dari wajah sayu di depannya.

"Kenapa belum bobo?, ini uda malem banget"

Sisi menggeleng lemah sebagai jawaban pertanyaaan Digo.

"Kamu kenapa hemm?"

Lagi-lagi Sisi menggeleng, namun kali ini gadis ini terisak membuat Digo menariknya ke dalam dekapannya.

"Aku... aku uda kotor Digo" Sisi meremas dada Digo pelan.

"Cwo brengsek itu uda nyium aku" Kali ini tangis Sisi pecah, ia benar-benar merasa di lecehkan oleh lelaki bernama Amar.

"Sssttt sayang, uda ya please jangan kaya gini. Biar aku yang hapus jejak bibir Amar di tubuh kamu"

Sisi mendongak menatap wajah tampan Digo, lelaki ini selalu mampu menenangkan hatinya.

"Di bagian mana lelaki brengsek itu nyentuh kamu Si?" Desis Digo pelan.

Tangan Sisi bergerak menunjuk pipi dan lehernya, membuat Digo dengan cepat mengecup setiap bagian tersebut. Saat bibirnya turun menyentuh leher mulus Sisi, Digo menarik nafasnya dalam. Sebagai lelaki normal wajar saja jika Digo sedikit bergairah, apalagi dari tubuh Sisi menguar bau harum karena ia baru saja selesai mandi.

"Sekarang cuma aku yang pernah nyentuh kamu" Digo mengelus pipi Sisi yang merona dengan ibu jarinya.

Mata hazzel Sisi bersibobrok dengan iris hitam legam milik Digo. Bagai tertarik medan magnet, Digo kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Sisi. Hidung mereka sudah bersentuhan namun tak ada niat keduanya untuk menghindar.
Bahkan Sisi memejamkan matanya memberi lampu hijau agar Digo meneruskan aksinya.

Cuppp..

Kali ini Digo mendaratkan bibir sexy nya tepat di bibir ranum milik Sisi. Bagai mendapat angin segar, Digo bergerak melumat bibir Sisi saat gadis itu membuka mulut.

Digo dan Sisi segera menjauh satu sama lain saat suara om Danu mengintrupsi kegiatan mereka.

"Ehhmmm,,. ga baik bermesraan di depan pintu"

Om Danu berdiri sambil bersidekap dada, senyum jail menghiasi wajah penuh wibawa lelaki paruh baya itu.

Pipi Sisi semakin bersemu saat menyadari om Danu menyaksikan ciuman panasnya bersama Digo.

I Love You Nona AmerikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang