chapter 3

1.2K 122 0
                                    

Setelah puas jalan-jalan menikmati kota Jakarta di malam hari, kini Sisi dan yang lainnya tengah menikmati makan malam minus om Danu, karena beliau ada urusan mendadak yang tak bisa di tinggalkan.

"Rencana kalian apa setelah ini?" Digo bertanya pada Shalsa dan juga Sisi memecahkan keheningan yang tercipta.

Shalsa menggeleng menjawab pertanyaaan Digo, setelah kejadian di caffe ia lebih banyak diam dan melamun. Sisi pun melakukan hal yang sama, menggelengkan kepalanya pelan. Sebenarnya pikiran Sisi melayang pada perlakuan manis Digo, hati kecilnya merasa bersalah pada Shalsa namun tak di pungkiri ada rasa bahagia yang diam-diam merayap memenuhi rongga dadanya menerima perhatian dari lelaki tampan ini.

Digo tersenyum melihat kekompakan Sisi dan Shalsa. Baginya tak ada yang berubah dari ke dua gadis ini, Sisi si jutek yang jarang bicara dan Shalsa si ceria yang cerewet. Namun sayang Digo salah mengenali keduanya.

Mereka kembali melanjutkan makan malamnya dalam diam, bahkan sampai mobil Digo berhenti tepat di depan gerbang rumah Sisi pun tak ada yang memulai obrolan. Shalsa dan Sisi mengucapkan terima kasih namun saat Sisi akan masuk ke dalam rumahnya tangannya di cekal oleh Digo.

"Tunggu Sha, aku mau ngomong sama kamu"

Lagi-lagi Sisi harus menarik nafas mendengar Digo salah menyebut namanya. Sisi melirik ke arah Shalsa yang menggangukan kepalanya dan segera berlalu dari mereka.

"Ya Digo, ada apa?" Sisi menundukan kepalanya, tak mau menatap Digo

"Kamu kenapa hemm?" Digo mengangkat dagu Sisi agar gadis itu menatapnya.

"Kenapa apanya?, gue ga apa-apa" Sisi memalingkan wajahnya, ia benar-benar merasa bersalah sekarang. Apa mungkin Digo dan Shalsa memiliki hubungan special yang tidak ia ketahui.

"Jangan bohong Sha, aku kenal kamu uda dari kecil ya" Digo menyentil hidung Sisi pelan

"OMG Digo gue Sisi bukan Shalsa!!" rasanya Sisi ingin berteriak di depan Digo, namun lagi-lagi kalimat itu tertahan di tenggorakannya dan ia biarkan menjadi rahasia dirinya dan Tuhan.

"Gue bener-bener ga apa-apa Digo"
Akhirnya kata-kata ini lah yang keluar dari mulut Sisi

"Oke klo kamu ga mau cerita sekarang ga apa-apa, tapi emangnya kamu ga kangen aku?"

Sisi gelagapan mendengar pertanyaaan Digo, bagaimana ini apa yang harus ia katakan. Jika Shalsa yang di tanya sudah pasti gadis itu akan menjawab sangat rindu, tapi ia bukan Shalsa. Jujur saja bahkan sedikitpun Sisi tak pernah berfikir bisa bertemu lagi dengan Digo Bayu Arkayana, lelaki yang dulu ia anggap virus yang harus di hindari, namun setelah bertemu sekarang Sisi jadi ingin membawanya pulang dan di simpan di dalam kamar,, ehhhh

"Jawab Sha, kenapa kamu diem aja" Digo lagi-lagi menangkup wajah Sisi agar melihatnya.

"Rindu" Sisi merutuki jawaban terbodoh yang pernah ia keluarkan seumur hidupnya.

Digo tersenyum sumringah mendengar jawaban Sisi, sekali lagi ia membawa Sisi ke pelukannya.

"Besok pagi aku jemput"

"Emmm gue,,"

"Sttttt, aku ga mau denger penolakan" Digo meletakan jarinya di bibir tipis Sisi

"Sekarang kamu istirahat, jangan lupa mimpiin aku"

Digo mengerlingkan matanya genit, dan segera masuk ke dalam mobilnya bergegas meninggalkan Sisi yang mematung.

Tak ada yang menyadari sedari tadi Shalsa menyaksikan semuanya, ternyata ia tak benar-benar masuk ke dalam rumah. Gadis ini buru-buru berbalik masuk ke dalam rumah setelah melihat Sisi yang akan berjalan ke arahnya.

I Love You Nona AmerikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang