Hari minggu, Miming keluar rumah sambil membawa sebuah alamat. Adell yang penasaran kenapa Miming tiap hari minggu selalu keluar sambil bawa alamat memutuskan untuk membuntutinya hari ini. Adell bareng Rifky ngikutinya. Rifky sebenarnya tak mau ikut dalam misi ini, tapi berhubung Adell mau kasih pin bbm Miu sebagai hadiah akhirnya Rifky mau juga. Padahal Adell tak punya tuh pin bbm Miu.
"Eh ngapain di sini?" Tanya Miming heran melihat Rifky duduk di teras bareng Adell. "Udah nyerah jadi pedofil?"
Rifky tersinggung dikatain 'pedofil' wajahnya masam. "Miu bukan anak SD, dasar."
"Nah, kamu juga ngapain? Nungguin Roby?" Miming melihat Adell.
"Terserah aku mau ngapain." Balas Adell.
Miming merasa tak ada lagi yang bisa diomonging. Ia pergi ke garasi, mengeluarkan motornya lalu pergi tanpa bilang apa-apa.
Selepas Miming pergi, Adell buru-buru menyuruh Rifky mengikutinya. Rifky kaget Adell tak ikut.
"Nanti Roby liat aku boncengan sama kamu, cemburu dia."
Rifky mengkerut. Tapi tak urung dia mengejar Miming yang masih kelihatan di ujung komplek hendak ke jalan raya. Rifky berhasil mengikuti Miming setelah menyalip ibu-ibu yang baru pulang dari pasar. Miming tak sadar dibuntuti, dia sibuk mengkomat-kamitkan sebuah kalimat hingga orang-orang yang kebetulan deket dengannya agak menjauh.
Tak jauh dari Rifky, Miu juga ngebuntut. Tuh anak juga penasaran kemana Miming tiap hari minggu. Tapi berhubung Miming naik mobil jadi rada susah ngebuntut. Tapi untung saja minggu ini lalu lintas tak sepadat minggu-minggu yang lalu.
Miming berhenti depan kawasan komplek elit. Dia bicara dengan satpamnya sebentar lalu masuk dengan mudah. Miu melihat hal itu kaget bukan main. Ada siapanya di sana? Miu bertanya-tanya dalam hati. Sedangkan Rifky sudah lemes pengen pulang aja soalnya ga bakal bisa masuk kalau tak berkepentingan.
Miu tak sengaja melirik Rifky yang memutar motornya. Ia segera menurunkan kaca jendela.
"Eh, ngekor Miming ya?" Apa nih anak suka sama Miming? Saban hari di parkiran biasanya barengan mulu. Pikir Miu menerka-nerka.
Rifky mengangguk. "Kamu juga?"
Miu kelabakan, dia tak bisa bilang dia ngebuntut Miming. "Ngga kok, aku lagi mau ke rumah temen." Untung aja Stella sama Hendro tinggal di komplek ini, pikir Miu lega.
"Aku ikut ya? Aku musti ngikutin Miming."
Miu mengkerut. Beneran, dia suka sama Miming. Ini tak boleh dibiarin! Miming tak boleh ditaksir sama cowok! Tak boleh! Miu berteriak-teriak dalam hati.
"Ga boleh! Aku laporin ke Miming ya biar dipukul?"
Rifky menelan ludah, dia pernah ditampar Miming gara-gara ngebuntut Miu seharian. Dan rasanya seperti dihantamkan ke dinding. Dia cepat-cepat menggeleng.
"Sudah sana! Pulang!" usir Miu.
Rifky cepat-cepat pergi. Sedangkan Miu menyuruh supirnya untuk masuk ke dalam komplek. Mereka masuk dengan mudah karena kebetulan supirnya kenal sama satpam. Begitu masuk tak jauh dari rumah pertama di komplek itu Miu mendapat Miming sedang celingukan dengan secarik kertas di tangannya.
Dia pasti kenalan sama cewek terus mau ngejemput ceritanya, pikir Miu memicingkan matanya memastikan itu memang Miming. Ia segera keluar hendak menghampiri Miming yang sekarang mengetuk sebuah rumah. Ia belum juga berjalan terlalu jauh dari mobil tapi begitu dilihatnya seseorang keluar dari rumah yang diketuk Miming, ia berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
HumorKita pernah suka dengan orang yang terlalu dekat dengan kita. Tapi, terkadang saat kita terlalu memandang jauh ke yang lain, yang dekatpun tak pernah terlihat. Walau hanya sedetik.