Miu seneng banget pas duduk berhadapan dengan Miming di restoran jepang dekat apartemennya. Restoran itu sekarang cantik dengan pernak-pernik valentine. Miming yang baru sampe sibuk mengeringkan rambutnya dengan serbet. Padahal barusan dikasih handuk sama pelayannya.
"Pesen aja dulu. Aku mau ke toilet." Miming segera bangkit karena pengen pipis.
Miu mengangguk dan mulai manggil pelayannya yang memakai pakaian ala-ala jepang. Pelayan itu langsung mengeluarkan buku kecil dan pulpen. Miu juga langsung nunjuk beberapa menu yang ada di buku menu. Si pelayan capek nulisin pesenan Miu. Begitu selesai si pelayan buru-buru pergi.
"Udah pesen?" Tanya Miming ketika Miming balik dari toilet.
"Udah." Kata Miu lalu melihat ke jendela. Di luar sedang hujan, lampu jalan tampak lebih indah mala mini dan sorot lampu kendaraan terlihat lebih indah daripada menyakitkan mata. "Kamu ga pesen?"
Miming manggil pelayan tadi dan mesen tak kalah banyaknya dengan Miu. Si pelayan geleng-geleng kepala. Pasangan setan, pikir si pelayan yang buru-buru pergi.
Sambil menunggu pesanan seabrek-abrek. Miming dan Miu main jenga. Yang kalah harus makan wasabi satu sendok. Miming yang tak biasa nari ksesuatu pelan-pelan kalah dua kali dan permainan harus dihentikan karena Miming mau nangis makan dua sendok wasabi. Berhubung pesenan mereka banyak dan masih lama, kayaknya, keduanya pergi ke meja tempat mainan yang disediakan buat pengunjung restoran.
Miu merampas kotak catur dari seorang cowok klimis. Tuh cowok mau protes dan narik kotak itu. Tapi begitu Miming berdiri di belakang Miu tuh cowok langsung kabur.
"Yang kalah jidatnya disentil." Kata Miming ketika keduanya duduk lagi di mejanya.
Miu geleng-geleng kepala. "Kalau kamu kalah, kamu cium kening ibu-ibu itu." Miu menunjuk seorang ibu-ibu dengan dandanan menor dan kerudung yang membuat kepalanya 3 kali lipat lebih besar.
"Kalau kamu kalah?"
"Aku cium tuh cowok." Miu menunjuk seorang cowok keren dengan tubuh atletis yang sedang asyik nyuapin pacarnya.
Miming yang geleng-geleng kepala. "Enak ke kamu kalau gitu."
"Kan tuh cowok ada pacarnya. Kalau aku cium dia, pacarnya kan ngamuk."
"Lah, itu ibu-ibu kan ada lakinya. Nanti malah ribut."
Miu merengut. "Jadi, yang kalah gimana?"
"Yang kalah jalan jongkok mundur dari ujung sana sampai ke meja mainan." Miming menunjuk ujung restoran.
"Aku pake rok, bego banget sih. Udha ah, yang kalah di pentung aja pake ini." Miu menarik bambu yang terbuat dari plastik di dekat jendela.
"Oke."
Tapi belum juga mereka mulai. Pesenan mereka dateng. Seisi restoran langsung melihat keduanya heran, ada jengekel, ada yang ketawa ada pula yang tak peduli. Pelayannya malah harus nambah satu meja lagi biar pesanannya bisa ditaroh semua.
Begitu semuanya sudah dihidangkan. Keduanya langsung diem dan sibuk makan pesenan masing-masing. Restoran itu yang tadinya rame banget penuh dengan suara mereka berdua sekarang jadi terasa sepi. Tapi suasana sepi itu tak berlangsung lama. Miu nyeletuk lagi.
"Apa bedanya Gombel sama boneka?"
Miming mengkerut, dia lagi nyeruput sup misonya.
"Boneka apa? boneka santet? Ga ada bedanya."
Miu ngakak. "Boneka teddy bear dong, masa iya boneka santet."
Miming pura-pura mikir sambil menelan susi yang ada di depannya. "Gombel item, teddy bear nggak."
![](https://img.wattpad.com/cover/81841845-288-k415503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
HumorKita pernah suka dengan orang yang terlalu dekat dengan kita. Tapi, terkadang saat kita terlalu memandang jauh ke yang lain, yang dekatpun tak pernah terlihat. Walau hanya sedetik.