Setidaknya Usaha Dulu

77 3 0
                                    

Natasha, Ella dan Tin lagi duduk di dekat gerbang sekolah seperti biasa. Mereka anak kelas 12. Mereka ini lebih galak dari pak Har. Lebih ngeselin dari Miu dan Miming. Lebih ganas dari Miming yang abis kecolongan pisang goreng. Mereka hobinya ngebully anak-anak kelas 11 dan 10. Dan hari ini, kebetulan mereka habis denger desas-desus Miming dan Miu lagi renggang. Mereka mau ngebully Miu ceritanya, soalnya Miu tak berkutik kalau yang ngebully itu kakak kelas. Lagipula Natasha dan Tin punya mulut mirip petasan isi cabe.

Kebetulan banget Miu dateng dengan rok mini. Mereka langsung napsu ngebully Miu. Miu bukannya lagi datang gatelnya dengan memakai rok mini ke sekolah. Celananya tadi pas mau disetrika jatoh ke kotak pasirnya Nono. Dan terpaksa deh dia pake rok pas SMP yang salah beli dulu.

"Eh! Cebong! Sini!" teriak Natasha melihat Miu nyelonong aja.

Miu menghampiri mereka. "Ada apa?" Tanya Miu.

Ella dan Tin yang mau menarik rok mini Miu tak jadi ketika melihat Miming dari lantai atas. Tapi Natasha tak melihat Miming. Natasha terus nyrocos hingga tau-tau Miming sudah berada di sampingnya sambil menyilangkan tangan.

"Eh, Miming. Ngapain?" Tanya Natasha sambil nyengir.

"Mau jemput ini cebong." Miming menyeret Miu yang masih mau ngelawan omongan Natasha. "Udah, masuk kelas."

Natasha mengelus dada. Biarpun Miming tak memukul cewek, tapi kalau cewek-cewek sebangsanya Ella, Natasha dan Tin udah pasti digampar bolak-balik. Natasha pernah ngelapor karena digampar Miming karena ngegangguin Miu dan Adell. Miming dengan mudahnya berkelit dengan kepsek dan kepsek mau tak mau melepas Miming. Natasha waktu itu masih kesal dan melapor ke orang tuanya. Orang tuanya melapor ke polisi dan polisi yang sudah tau tabiat Miming hanya mengurus Miming seadanya lalu melepasnya. Orang tua Natasha mau tak mau menyewa tukang pukul dan tukang pukul itu berakhir di rumah sakit dan orang tua Natasha malah masuk penjara karena melakukan tindakan tidak menyenangkan pada Miming.

"Jangan diladenin. Kalau orang tuanya ngelapor ke polisi lagi mati sudah aku." Kata Miming ketika berada di kelas.

Miu melepas cengkraman Miming lalu menatap Miming heran. Ini sudah tiga hari setelah ia tak bicara lagi dengan Miming dan ia agak canggung.

"Kamu kenapa?"

Miming melirik Beni yang sedang menatapnya tajam. "Polisi setempat sepakat, jika aku melakukan ulah lagi aku akan dijebloskan ke penjara."

"Nanti aku tebus kok kalau kamu masuk penjara."

"Ga bisa, mereka ga bakal mau."

Belum juga Miming bicara Pak Har masuk. Mereka terpaksa duduk ke tempat masing-masing. Karena, kalau masih ada yang berdiri sambil ngobrol sudah pasti dilempar pake spidol.

Istirahat kedua Miming dicegat Toni, anak kelas 12. Pacarnya Natasha. Kayaknya Natasha cs masih punya dendam kesumat dengannya. Toni jago berantem, dia pernah menang juara 1 pencak silat nasional. Miming yang pernah menang ngobrak-abrik sarang preman nasional diem aja dibentak-bentak Toni.

Toni tak terlalu tahu tentang Miming karena dia baru pindah sekolah ini beberapa bulan yang lalu. Dengan garangnya Toni terus membentak Miming untuk tidak gangguin Natasha lagi. Beni yang merasa iba melihat Miming terintimidasi bak pahwalan datang menengahi. Dan terjadilah perkelahian antara keduanya.

Miming melihat keduanya mulai bergulat di lantai sambil disorak-sorakin. Miu ikutan mengelu-elukan nama Beni. Ia berjinjit dan melihat segrombolan guru beserta om satpam. Ia buru-buru menarik Miu keluar dari kerumunan itu sebelum guru-guru mendata siapa provokator perkelahian itu.

Keduanya sampai di kantin samba terengah-engah. Miming meninggalkan Miu untuk memesan es jeruk. Tapi Miming tak mendekati Miu lagi, ia duduk di tempat lain lalu meninggalkan kantin dengan Miu yang baru mau pesen es jeruk. Miu heran melihat Miming jadi seperti itu.

Istirahat kedua Miu sibuk marahin Beni yang kalah telak melawan Toni. Mukanya bonyok. Miming berusaha menghindar tapi Miu cepat-cepat mengejarnya.

"Ini salah kamu, mending kamu bonyokin si kampret Toni itu."

Miming ketawa, apalagi melihat wajah Beni. "Ini salah Beni, Aku sih seneng aja bikin Toni babak belur, tapi ini udah jadi masalah Beni." Miming kemudian meninggalkan Miu dan Beni.

Miming ada janji mau bantuin Tika sama tugas seni budanyanya. Ini kesempatan buat Miming soalnya Tika dan Veros lagi renggang. Ia sampai ke belakang sekolah dan mendapati Tika bersama teman-teman sekelasnya sedang sibuk dengan alat-alat music di tangan masing-masing. Ya, Miming biarpun mirip preman ga jadi itu jago main gitar dan drum.

"Kenapa ga main yang lain aja?" Tanya Miming pada Tika yang kesakitan mencetin senar gitar.

"Soalnya Veros bilang dia suka liat cewek bisa main gitar, katanya langka banget bisa ketemu cewek jago main gitar."

Seketika Miming berdiri. Menarik drum mini milik cowok berambut botak.

"Lebih keren kalau cowok main drum. Percaya deh. Ini lebih gampang dipelajarin ketimbang gitar. Jari-jari kamu bakalan kapalan kalau belajar gitar. Lihat nih." Miming menunjukkan jari-jarinya yang sudah lama tak mian gitar.

"Bisa bikin buku-buku jari ancur juga?" Tanya Tika memperhatikan tangan Miming.

"Ngga, ini bekas luka lain." Miming sadar kalau kapalan di jari-jarinya sudah hilang.

"Tapi aku maunya main gitar aja buat tugas ini."

"Ini kamu yang mau atau Veros yang mau?" Tanya Miming.

Tika tersenyum malu, teman-teman sekelasnya bersiul-siul meledak. Miming mau pergi saja atau menghancurkan gitar yang dipegang Tika.

"Kenapa ga minta ajarin ke Veros?"

"Dia ga bisa, lagipula kita beda kelompok."

Miming melunak. Ia setuju mengajari Tika main gitar. Gapapa deh, yang penting usaha aja dulu, pikir Miming. Dan sesi belajar gitar itu berlanjut ketika pulang sekolah di tempat yang sama. Adell yang harusnya dianter pulang malah dipaksa pulang sama Roby. Roby yang biasanya pulang sendirian harus nganterin Adell. Sedangkan Miu tak dipedulikan sama sekali ketika ngajakin main kartu di rumahnya barengan yang lainnya.

Tika bisa main setengah lagu walaupun agak aneh kedengerannya karena jari-jari Tika tak bisa menekan lebih keras lagi senarnya. Jari-jarinya udah kesakitan banget. Miming tersenyum puas. Nanti pas valentine aku tembak mungkin dia mau, pikir Miming.

Di lain tempat, Miu yang tak jadi kumpul sama yang lainnya pergi ke rumah Miming. Bicara dengan ibu Miming. Miu membujuk ibu Miming untuk menelpon Miming agar Miming pulang. Ibu Miming setuju, tapi dia butuh waktu setidaknya sampai besok. Miu tak keberatan asal jangan sampai lewat hari valentine. Soalnya dia mau Miming pulang ke rumahnya sebagai hadiah valentinenya.

Sedangkan itu Adell diomelin ibunya gara-gara ngebiarin jemuran kehujanan. Ia mengutuki Miming yang asyik-asyikan dengan Tika di sekolahan sambil belajar gitar. Tapi sebenarnya Miming lagi ga enak-enakan. Ada Veros di sana. Miming kepaksa dengan muka mirip singa kelaperan ngajarin Veros main gitar.

Pulangnya Miming diomelin Adell. Tapi Adell segera berhenti ketika Miming memberikannya sekotak shortcake. Miming masuk ke kamar tanpa ganti seragam atau mandi atau apapun. Dia tidur dengan mimpi menghajar Veros sampai babak belur, tapi tiba-tiba di dalam mimpinya Veros malah balik menghajarnya. Dia bangun dan hari sudah subuh. Dia keluar untuk mandi karena hari ini hari minggu. Jadwalnya kerja. Ada 2 kliennya yang nunggu hari ini. Setidaknya kekesalannya bisa terbalaskan hari ini.

]

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang