Miu benci sama kebetulan kayak di TV. Belum lagi kebetulan itu terjadi pada hidupnya sekarang. Cowok bau lemon itu sekarang duduk di sebelahnya dengan tatapan paling keren yang pernah Miu lihat. Bukan tatapan Miming yang kadang lesu atau bodo amat. Yang satu ini serius, keren, bikin tenang.
"Miu?" Pak Har memanggil Miu yang ngelirik cowok berbau lemon itu. Miu berdiri dan menghampiri Pak Har dengan polosnya.
"Ada apa Pak?"
Pak Har agak kaget tak dipanggil yang aneh-aneh.
"Kamu kenapa lirik-lirik dia?"
Miu menoleh kebelakang. Cowok bau lemon itu menatapnya lalu memberikan senyuman simpul paling memukau. Miu membalas dengan seringai aneh, Miming ketawa dan anak-anak satu kelas ikutan.
"Diam!" sergah Pak Har.
"Kamu naksir dia?" bisik Pak Har.
Miu kaget. Dia menggeleng cepat-cepat. Suara loncengnya berbunyi lucu.
"Aku Cuma...kagum kok."
"Kalau suka sama dia saja. Miming bahaya kalau dijadiin suami. Lihat tampangnya itu." Miu menoleh dan mendapati Miming lagi ngupil. Pak Har geleng-geleng kepala setelah Miu melihat kearahnya lagi. "Bapak juga perhatiin kamu, dan itu bikin bapak peduli sama kamu. Jadi kalau mau pilih ya jangan kayak Miming."
Bagian lain Miu berteriak setuju dan bagian paling kecil dirinya berteriak menolak dengan keras. Ia mengangguk.
"Makasih pak, udah perhatian. Jadi malu deh. Bapak bukan pedofil kan?"
Pak Har melotot. Miu segera berlari ke mejanya sambil ngikik.
Istirahat kedua ketika Miming ngajakin Miu ke atap sekolah Miu nolak. Miming agak heran tapi begitu dilihatnya Miu lagi asyik sama cowok bau lemon itu dia keluar kelas sendiri.
Ketika dia sampai di atap dia udah disambut oleh Gombel dan Rifky. Sebenarnya ini area terlarang buat murid. Tapi Miming nyolong kuncinya dan membuat duplikatnya lalu mengembalikan yang asli ke ruang guru. Mereka segera duduk sambil makan jajanan yang mereka beli di kantin. Biasanya ada Adell, tapi Adell dan beberapa temannya, tapi sekarang Adell lagi ulangan susulan.
"Mana Miu?" Tanya Gombel. "Pipis?"
"Dia lagi kasih tur singkat sama anak baru itu."
Rifky manggut-manggut. "Miming tersingkir."
"Tersingkir gimana?" Miming membuka bungkus rotinya.
"Miu sudah punya cowok yang lebih peka sama dia. Denger-denger mereka tinggalnya deketan."
"Iya, aku juga denger tadi dari Adell." Timpal Gombel.
"Itu bukan denger dari Adell, itu nguping. Aku udah tahu. Wajar dong kalau mereka akrab di sekolah." Miming memakan rotinya tanpa merasa terganggu.
Gombel dan Rifky tak berkomentar lagi. Dia juga memakan jajanan yang mereka beli. Mereka makan tanpa ada sepatah katapun yang keluar. Biasanya kalau ada Miu atau Adell atau cewek lain pasti rame. Tapi mereka lagi ga ada sekarang. Pintu terbuka ketika semuanya selesai makan. Vera yang datang barengan Adell sambil menenteng sekantung penuh makanan.
"Wah mereka udah kenyang Dell, kita balik aja yuk" Vera berbalik tapi langsung ditarik Miming.
"Kita masih laper."
Rifky dan Gombel manggut-manggut. Sebenarnya Gombel udah kenyang banget, jajanan mahalnya penuh gizi. Jadi makan dikit aja udah kenyang. Tapi berhubung ada Adell dia mau.
![](https://img.wattpad.com/cover/81841845-288-k415503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
HumorKita pernah suka dengan orang yang terlalu dekat dengan kita. Tapi, terkadang saat kita terlalu memandang jauh ke yang lain, yang dekatpun tak pernah terlihat. Walau hanya sedetik.