16

43.1K 785 22
                                    

Mark Pov.

"Brian, gila! Sungguh gila.. Aku sangat menyukai lia.. Dia itu sangat manis kau tau!" ucapku exited.

"Hm, benar.. Dia juga masih polos. Hahah tidak, aku hanya percanda.. Dia sangat baik, dan aku suka dengan kinerjanya"

"Sepertinya dia berprestasi, apa boleh aku membawanya ke kantor.. Ya mungkin saja ada yang mau menerima pekerjaan dikantorku."

"Hey, dia sudah nyaman diresto.. Jangan bawa dia kemana mana" tegah nya.

_______

"My queen!" panggilku.

"Ya, wait" ucapnya keluar dari kamar dengan balutan kimono tipis dan indah berwarna merah menyala itu. "Akhirnya kau pulang" ucapnya.

"Ya, maaf ya.. Aku tidak bisa mengantarmu pulang.." ucapku.

"Iya gapapa kok, kamu pasti capek.. Cepet mandi dan istirahat" ucapnya yang merupakan perintah untukku.

"Okay queen" ucapku lalu mengecup bibir cantiknya. Lalu tanganku menarik tubuhnya lebih dekat denganku hingga tak ada jarak antara kami.

Lalu, aku menelusuri lehernya dengan kiss mark yang kuciptakan dilehernya. Dan kembali mengecup bibirnya.

"Maaf, aku kelepasan.." ucapku.

"Hm, akkk mark! Aku harus kekamar mandi  sebentar" ucapnya berlari meninggalkanku.
Kenapa dia jadi begitu? Aneh.

2 menit kemudian..

"Maaf aku tadi langsung lari aja.." ucapnya duduk disebelahku.

"Iya, memangnya kamu tadi kenapa?"

"Aku hanya kebelet aja"

"Ohh, kamu belum mau tidur?"

"Belum, masih sore juga"

"Yaudah temenin aku nonton aja" ucapku. Lalu dia mengangguk dan bersender ditubuhku.

"Maaf yah soal tadi. Aku bukan maksud untuk mencumbu kamu begitu"

"Iya, aku ngerti. Kesalahan aku juga nggak ngaca"

"Maksudnya?"

"Ya salah akulah, mau di cium sama kamu.. Dan ya kita nggak ada hubungan yang lebih juga. Dan dasar akunya aja yang kemauan digituin sama kamu"

"Ushh, apa sih.. Udah jangan kamu berfikir kayak gitu. Hubungan kita itu udah lebih dari sekedar teman."

"Sejak kapan?"

"Sejak kamu hadir dikehidupan aku"

"Maksudnya?"

"Lia, maksud saya itu.. Kamu sudah membuat saya jatuh cinta, ya memang awalnya saya hanya menggoda kamu saja. Karna sifat jahil saya sering muncul tiba tiba.. Tapi, entah kenapa.. Perasaan saya sama kamu itu berbeda. Saya gak bisa hanya jahil saja saat menyebut panggilan sayang sama kamu.. Dan."

"Hm?"

"Dan, apa kamu merasakan hal yang sama?".

Dia melotot dan tegang. " ehmmm. Aduh gimana yah.. Ya, aku belum terlalu tau tentang itu mark.. Tapi aku rasa jalani saja dulu semuanya. Aku belum bisa membuat satu keputusan besar saat kita baru saja lebih dekat" jelasnya.

"Ya, baiklah.." ucapku lalu mengusap kepalanya.

Setelah beberapa menit aku tak mendengar suara lia lagi. Dan ternyata dia sudah terlelap.

"Dasar anak nakal... Tidur sembarangan" aku pun menggendongnya menuju kamar. "Have nice dream, I love you" ucapku lalu mengecup pipinya dan pergi menuju kamarku.

My Husband Is A Teacher Who Became CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang