Laptop

83 11 3
                                    

Screw : lee-jungjung
Lenght : Ficlet
Request by : zeakyu
Rating: PG-17

***

10.00 PM.

Chanyeol mengedipkan kedua kelopak matanya beberapa kali. Menatap langit-langit kamar sebelum kembali menoleh ke arah jam waker yang diletakkan di nakas.

10.01 PM.

Hanya bergeser satu menit, lelaki itu menghela napas. Pandangannya beralih pada sosok gadis yang duduk sembari bersandar di sandaran tempat tidurnya. Kacamata gadis itu masih terpasang apik di ujung hidung, sedang jemarinya masih sibuk mengetikkan kata demi kata.

"Hahh," Chanyeol mendesah cukup keras. Lelaki jangkung itu diabaikan, dan ia tidak suka diabaikan.

"Wendy?"

"Hum?"

"Sayang?"

Wendy mendengus kesal, tetapi tetap menoleh guna menanggapi panggilan Chanyeol. "Ada apa?" tanya gadis itu.

"Kapan selesai? Tidak ngantuk? Ini sudah malam," tutur Chanyeol setelah memiringkan badannya yang terbaring di ranjang hingga menghadap Wendy.

Kening Wendy mengerut, pandangannya beralih pada jam waker di nakas. "Masih jam 10. Masih sore. Lagipula aku belum ngantuk, masih banyak yang harus kukerjakan."

Chanyeol menghela napas panjang. Mulutnya terbuka sedikit, tetapi enggan mengeluarkan suara. Dia ingin mendebat Wendy, tetapi gadis itu sulit dibantah.

"Kalau mau tidur, tidurlah dulu, Suamiku."

Chanyeol mengerjapkan kelopak matanya cepat. Membuat satu senyum terukir menghiasi paras Wendy. Meski sudah berada di akhir usia 20 tahunan, suaminya ini masih saja bertingkah menggemaskan. Remaja labil saja kalah.

"Aku maunya tidur denganmu, bagaimana?" Chanyeol mulai merajuk.

"Ini juga tidur bersama. Kita berada di satu ranjang, ingat?"

Chanyeol merengut tidak terima. "Tapi, rasanya beda. Aku tertidur, kau terjaga. Rasanya lain. Aku ingin tidur sambil memelukmu, Sayang."

"Tapi, Chanyeol--"

"Kau lebih sayang aku atau laptop?" Chanyeol menyela dengan pertanyaan konyolnya.

Wendy memutar bola matanya malas. Apalagi ini? Kenapa Chanyeol begitu manja? Padahal biasanya juga lelaki itu baik-baik saja jika Wendy fokus mengerjakan beberapa tugas kuliahnya.

"Wendy, jawab! Aku atau laptop?"

"Chanyeol, ayolah--"

"Jawab, Wendy!"

"Kau, tentu saja kau Park Chanyeol."

Perlahan kedua sudut bibir Chanyeol tertarik. Membentuk satu senyuman manis yang selalu mampu membuat dada Wendy bergemuruh.

Tak.

Lelaki jangkung bersurai kemerahan itu menutup laptop yang berada di pangkuan Wendy. "Bagus, urusan skripsinya sudah selesai. Oke?" putus Chanyeol sepihak setelah menyingkirkan saingan terbesarnya--laptop.

"Sekarang, urusan skripsweet baru dimulai," bisik lelaki itu sebelum membungkam bibir Wendy yang hendak dibuka.

"Hmmptt--Chanyeol!" Wendy mendorong dada Chanyeol begitu saja. "Aku tidak mengerjakan skrpsi, tapi tesis."

Chanyeol mengibaskan tangannya, "Aku tidak mau tahu," katanya. "Yang jelas, malam ini jatahku. Persetan dengan laptop, skripsi, atau tesis."

"Chan--"

Sekali lagi bibir Wendy dibungkam tanpa permisi. Kecupan-kecupan ringan menggodanya. Membuat pertahanan Wendy luntur perlahan.

Persetan dengan tesisnya. Wendy ingin membagi waktunya saat ini dengan sang suami tercinta.

Lagi pula, sesekali tidak masalah, bukan?

.
.
.
Kkeutt

A

/N:
Garing yah? Maaf. Review juseyo
~lee-jungjung

POPCORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang