Summer Train

110 9 0
                                    

Screw : sintaarsokendro
Lenght : Ficlet
Req by : lee-jungjung

***

'Tunggulah, aku hampir sampai.'

Kuketuk tombol send, dan terkirimlah pesan singkat untuk Yook Sungjae. Karena terlalu fokus mengirimkan pesan, membuatku tak menyadari kereta yang kutumpangi telah berhenti di stasiun Balai Kota Seoul.

Kedua bola mataku masih enggan untuk beranjak dari layar ponsel ketika kereta makin terasa penuh. Beberapa orang yang baru masuk ke gerbong yang kutumpangi hanya dapat berdiri, karena tidak ada lagi bangku kosong yang tersedia. Hingga perhatianku beralih kepada seseorang.

Ya, ada seorang namja yang berdiri menghadap ke arahku. Ia mengenakan celana kain berwarna hitam dengan sneakers hitam-putih. Kemeja flanel berwarna biru dengan garis pink ia masukkan sehingga terkesan lebih rapi. Lengan kemejanya digulung sedikit ke atas.

Tatapanku terus menyusuri ke arah wajahnya, dia mengenakan masker warna hitam dan menyisakan hidung mancungnya. Astaga! Ternyata sejak tadi aku kepergok sedang memperhatikannya. Bagaimana ini? Sepasang tatapan tajam itu begitu lekat dibalik kacamata bening.

Aku tersenyum ke arahnya, berharap dia berhenti menatapku penuh curiga. Tak disangka, dia malah membuang muka dan beralih menghadap sebelah kananku. Haish!!

Aku memendarkan pandangan ke arah sekitar untuk mengurangi rasa malu karena ulah cueknya ini. Namun yang kudapati, semua mata di sekitar menatap ke arah kami. Ah, terlihat jelaskah hal memalukan tadi? Aish! Aku menutup mataku dan menunduk. Menyibukkan diri dengan ponsel yang tiba-tiba menyala. Yook Sungjae, dia mengirimkan pesan gambar.

Kubuka pesan gambar tersebut dan mataku terbelalak saat Sungjae mengirimkan foto seorang namja. Apa maksudnya?

'Noona, apa dia tampan?'

'wae?'

'aku akan mengenalkannya padamu, Shinyoung Noona.'

Seorang ahjusshi di sebelah kananku berdiri mendekati pintu untuk turun di stasiun berikutnya sehingga namja di depanku duduk di sebelah kananku. Dia duduk dengan kasarnya. Menyebalkan!

'Ada yang menyebalkan di sini. Ah, kenapa Seoul Station begitu jauh?'

"Ya, dari mana kau dapatkan kemeja itu?" Suara berat itu berasal dari sebelah. Namja menyebalkan itukah?

"Kau bertanya padaku?" tanyaku sambil menghadap ke arahnya, tatapan kami beradu, begitu dalam dan dingin, "bukan urusanmu," jawabku singkat dan terkesan menyebalkan. Biarkan saja.

"Ah, benar juga. Di toko baju juga banyak yang menjual kemeja begitu." Dia begitu mengejek. Kuperhatikan tingkahnya hingga seakan tersadar dengan sesuatu, dia... Dia!

Dia mengenakan kemeja flanel yang serupa dengan yang kupakai sekarang. Gelang giok warna dark green menempel manis di lengan kirinya. Pantas saja sedari tadi kita di lirik aneh oleh beberapa orang. Apa mereka sirik melihatku mengenakan beberapa benda couple dengan namja yang hmm ... cukup ganteng ini?

Namun, aku terlanjur sebal dengannya. Sungguh, sikapnya begitu menyebalkan!

"Ya, dari mana kau dapatkan gelang itu?" tanyanya dengan nada penasaran yang kentara. Namun tidak terlihat pada sikap dan tatapnya.

"Mungkin, adikku memungutnya di jalan," jawabku. Kudengar dia terkekeh geli.

"Apa adikmu mengirim namja tampan itu pada ponselmu juga?" tanyanya sambil menunjuk ke layar ponsel yang memunculkan pesan gambar yang baru saja kubuka kembali.

"Ah, sudah sampai." Kuabaikan pertanyaannya dan berdiri karena kereta sudah hampir berhenti di Seoul Station. Tak pernah kuduga saat akhirnya aku hampir saja jatuh karena terpancang oleh tali sneakers-nya yang lolos.

"Hap!" lengan kananku ditangkap olehnya dengan cepat sebelum kepalaku terpantuk lututnya.

"Hati-hatilah, Noona," ucapnya diiringi senyum pada matanya yang terukir jelas menembus kacamatanya. Dia menarikku mendekat ke arahnya karena arus manusia yang akan keluar melewati pintu.

"Gamsahamnida," ucapku lirih. Dia membuka maskernya sekilas dan tersenyum begitu lebar padaku sebelum menutupnya kembali.

"Um, good bye." Ia melambaikan tangannya dan pergi menjauh. Aku terduduk lemas karena baru saja mendapat senyum yang membuat hatiku lumer seketika. Dasar namja aneh! Kenapa mood-nya cepat sekali berubah?

Aku keluar dari Seoul Metro tepat sebelum kereta cepat itu menutup pintunya hendak pergi. Terlihat suasana Stasiun sudah tak seramai awal tadi. Aku mencari Sungjae yang telah berjanji menjemputku di sela kesibukannya. Sepupuku itu bersikeras untuk menjemputku.

"Lee Shinyoung Noona. Ah, syukurlah! Kau baik-baik saja." Benar saja, dia begitu khawatir mendapatiku baru saja muncul.

"Ah, ne. Nan gwaenchana Jae-ah."

"Kajja. Lewat sini." Dia membimbingku keluar dari stasiun ini.

"Jae Hyung!" seseorang dengan suara berat berteriak ke arah Sungjae. Kami yang baru menaiki tangga secara cepat menoleh ke arah belakang. Namja dengan baju flanel biru di kereta itu rupanya. Dia mengenal Sungjae? Kebetulan macam apa ini?

"Ya ... Tae-ah. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sungjae. Wajah berkacamata hitam itu begitu lebarnya tersenyum.

"Aku baru saja berkeliling menggunakan Seoul Metro ini. Kajja kita pergi sebelum wartawan menangkap kita," ajak Namja kereta yang dipanggil 'Tae' oleh Sungjae itu.

"Kajja. Kau mau ikut denganku?" ajak Sungjae. Dia berjalan sambil memegang bahu Tae itu. Mengabaikanku yang sibuk melihat tingkah mereka. Ah, aku jadi penasaran, siapa sebenarnya namja yang menggunakan kemeja kembar denganku ini?

"Apa aku tak mengganggumu, Hyung?"

"Tentu saja tidak." Kemudian dia menegok ke arahku. Ya Sungjae-ah, apakah sekarang kau sudah ingat keberadaanku? Aku terlalu sebal untuk diabaikan. "Silahkan Noona, naiklah." Ia kini membukakan pintu tengah mobil hitam metaliknya, dan mereka berdua berada di balik kemudi dan samping kemudi.

"Hyung, apa kau melupakan sesuatu?" Namja itu kini melepas masker hitamnya.

"Mwonde?" Sungjae yang penasaran segera menangkap isyarat dari namja itu, "ah benar! Noona, kenalkan dia Kim Taehyung. Namja yang ingin berkenalan denganmu dan mengirimkan foto terbaiknya padaku."

"Ya! Hyung-ah." Telinga namja yang bernama Kim Taehyung itu memerah seketika. Sudah dapat di pastikan wajahnya juga pasti memerah, membuatku sedikit terperangah. Dia seperti namja yang berbeda.

"Tae-ah ... gadis manis ini Noona-ku, dia Lee Shinyoung. Bukankah kau sangat ingin berkenalan dengannya saat kau melihat fotonya pada ponselku? Dia datang hanya untukmu," goda Sungjae, keterlaluan!

Tak ayal aku pun bernasib sama seperti namja kereta itu, wajahku begitu panas. Ah, aku yakin pasti sekarang sudah memerah. Untung saja aku duduk di belakang sekarang, sehingga mereka tidak melihatku secara langsung. Ah, sungguh akan kugigit Sungjae setelah ini. Namja itu, Kim Taehyung melirik sekilas ke belakang, ke arahku dengan bibir yang ia gigit malu-malu. Omona! Aku tak bisa berkata apa-apa lagi...

"Lee Shinyoung-ssi ..." suara berat itu menyapaku, aku menatap ke arahnya.

"Ne ..." jawabku pelan.

"Saranghamnida."

Fin

a/n :
Review juseyo~

POPCORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang