Hari ini adalah hari pertama aku berada di kamp ini. Aku sangat senang berada disini. Karena keadaan disini begitu damai. Berbeda dengan di luar sana penuh dengan zombie. Tapi.. Entah mengapa aku ingin pergi keluar(mungkin panggilan jiwa).
Lalu aku pergi mencari dirro. Yah entah mengapa sepertinya aku sangat ingin pergi dengan dirro.
Tetapi, saat aku baru saja ingin mencari dirro. Dirro muncul dengan membawa hand pone dan dirapatkan ketelinga. Namun, saat dirro muncul aku langsung bersembunyi di sebuah pohon.
Kulihat dia nampak terlihat bingung(mengintip dari pohon). Sambil merebahkan tubuhnya pada dinding di belakangnya.
'Apa sih mau kamu?aku udah nurutin semua permintaan mu!'ucap dirro sepertinya serius.
'Haha... Kamu tanya aku maunya apa? Aku maunya kamu bunuh dia'ucap sambungan dari hp dirro.
'Aku gak akan pernah ngebunuh dia! Karena alasan apapun!'ucap dirro dengan kasar.
'Oke. Aku gak akan maksa kamu lagi buat ngebunuh dia. Tapi dengan syarat!'ucap sambungan hp nya dirro.
'Terserah. Yang penting aku gak mau lagi. liat orang yang aku sayangi mati terbunuh'ucap dirro dengan nada pasrah.
Saat sedang asik menguping pembicaraan dirro dengan sambungan hp nya. Tiba tiba aku melihat zombie disampingku(sepertinya ikut menguping). Karena kaget aku langsung saja membunuhnya. Dan tidak memperhatikan apakah akan ketahuan atau tidak. Semoga saja tidak.
"Mita??"ucap dirro sambil berjalan menuju kearahku dengan tatapan tajam.
"A.a.a.pa?"ucapku terbata bata karena tertangkap basah.
"Apakah kau menguping pembicaraanku di telepon?"ucapnya masih dengan tatapan tajam nya. Malah tambah tajam.
" emm.. Enggaaakk!"ucapku masih terbata bata.
"Please. Answer my question!" ucapnya dengan nada mengancam.
"Ya deh!ya deh! Aku ngaku! Nguping sedikit!gak apa apa kan??" ucapku dengan mata memelas.
"Dasar!! Tukang nguping!!" ucapnya sambil menjitak kepalaku.
"Aww!! Sakit tau!! Main jitak aja!! Emang kenapa sih, penting banget ya?" teriakku saat dirro menjitakku.
"Gak. Gak juga. Omong omong ada apa kamu mencariku?" ucapnya mengalihkan pembicaraan.
"Antar aku. Aku ingin pergi keluar. Mencari udara segar!" ucapku sambil menarik tangan dirro.
"Eh.. Tunggu dulu! Kita mau kemana?" ucap dirro sambil memberontak saat aku menarik tangannya.
"Sudah jangan memberontak! Percuma!!" ucapku mengancam.
"Ya sudah lah.. Apa daya ku.."ucapnya pasrah.
****
Saat diperjalanan ada sekelompok orang yang ingin menyerang aku dan dirro. Dan otomatis aku langsung menghalangi tubuh dirro. Entah mengapa aku begitu mempedulikannya." tenanglah!! Aku takkan mengganggu si bodoh itu! Aku hanya ingin menanyakan suatu hal pada mu"ucapnya sambil menunjuk dirro dan langsung menarik tanganku.
Aku yang terheran heran, akhirnya hanya mengikuti orang yang menarik tanganku saja. Siapa tahu penting. Lalu aku melirik kebelakang(melihat dirro).
**dirro pov**
"Jangan!!..." lirihku Menambah kesan drama.
"Drama. Dia hanya meminjamnya sebentar. Lagian Mana berani kita main main dengan kaki tangan alharits"ucapnya membuatku kaget.
" hah.. A.. Apa maksudmu?aku tidak mengerti?"ucapku berpura pura tidak tahu.
"Pikirlah sendiri" ucapnya lalu meninggalkanku.
'Oh tuhan.. Bagaimana dia tahu? Bukannya aku sudah menutupinya sejak lama? Siapakah dia sebenarnya?'
Ya.. Aku adalah kaki tangan alharits. Tapi itu bukan keinginanku. Aku menjadi kaki tangan alharits karena dia mengancamku. Aku telah membunuh banyak orang dan kini aku harus membunuh mita? Tidak mungkin. Aku takkan pernah.
Kini aku hanya dapat menikmati permainannya. Dan saat dia(alharits) lengah aku akan membunuhnya. Karena itu satu satunya cara untuk menghentikan permainannya.
**end dirro pov**
**mita pov**
'Apa sih maunya? Dia terus saja menarikku!. Sakit tau'
"Aku mau kau menjauh dari dirro" ucap laki laki yang menarikku.
"Memangnya kau siapa?" tanyaku kesal.
"Aku erwant.." ucapnya.
'Erwant? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu? Tapi dimana ya..?'ucapku dalam hati sambil mengingat ngingat.
"The killers zombie" ucapnya membuatku kaget.
"Hmm??" gumamku.
Lalu tiba tiba dia langsung memelukku. Suasana saat ini sangat sendu. Apalagi ditambah isakan hangat dari wajahnya yang menangis rindu.
Lalu saat dia mulai melepaskan pelukannya. Aku mulai memperhatikan wajahnya. Seperti.. Ah! Iya aku ingat.
"Oh.. Ya!aku ingat!! Kau kan salah seorang yang menari dibawah hujan waktu itu,kan?" ucapku berseru.
"Tak kusangka kau mengingatnya!" ucapnya dengan nada rendah.
"Tapi kenapa kau melarangku untuk mendekati dirro? Memang apa urusannya dengan kau?" tanyaku penasaran.
Lalu dia berjalan mendekatiku. Mendekatkan mulutnya ke telingaku.
Lalu dia membisikkan..
"Karena dirro adalah kaki tangan alharits!" bisiknya membuat ku geli.
"Memang siapa alharits?" tanyaku penasaran.
"Astaga!!.kau pelupa?"ucapnya.
" sebenarnya aku tahu. Tapi tidak terlalu detail"ucapku seadanya.
"Ya sudah. Nanti ku jelaskan!. Sekarang mari kita pulang!" ucapnya membuatku heran.
"Memangnya kau punya rumah?"tanyaku dengan tatapan menyindir.
" kita pulang kerumah mu!"ucapnya dengan mata memelas.
**normal pov**
"Oke sekarang kita pulang" ucap mereka berbarengan.
****
Hah.... Selesai... Juga part ini. Lumayan panjang kan 736 kata. Loh..
Tolong hargai dengan menekan tombol vote!oke!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killers Zombie (End)
Science FictionBisa kalian bayangkan bagaimana jika kalian terjebak di dunia penuh zombie?!. Apa yang akan kalian lakukan?. Petualangan mita sang killers dengan dirro membuat mereka hanyut dalam kisah cinta yang penuh pengorbanan. Dan bagaimana dengan alharits yan...