Ballerina

4K 303 13
                                    

Manusia kadang terlalu naif dalam menjalani roll kehidupannya. Bahkan tubuh jiwa raga yang diberikan Tuhan bukan menjadi prioritas utama mereka. Seakan kesibukan lebih penting. Atau bahkan berpacaran dengan berkas berkas kantor, pergi keliling dunia dengan rumus rumus aneh, atau merancang sebuah arsitektur baru untuk kemajuan dunia?

Dua yang dipikirkan gadis itu,

Repot dan melelahkan.

Jung Yein -nama gadis itu- kini dengan lihainya bergerak kesana kemari, seolah dunia ini hanya miliknya. Tungkainya dengan lentur bergerak seiring dengan irama yang memacu gadis itu agar tak berhenti. Ia benar benar menikmati saat saat ini,

Saat saat dimana bebannya memilih pergi daripada terus menempel dipikiran gadis itu.

Yein berhenti sebentar, sekedar mengambil nafas. Lalu mematikan tape yang hampir dua jam mengiringnya menuju kedamaian yang memabukkan.

Jujur, gadis itu tak tahu jalan pemikiran orangtuanya, atau orang orang pebisnis itu -Yein tak peduli-. Kenapa mereka begitu 'mencintai' pekerjaan gila itu sampai sampai rela berkunjung ke negara menapun dengan waktu tidur yang singkat demi mencapai target dan memperoleh setumpuk lembar won?

Cih, Yein tak peduli. Ia lebih menikmati hidupnya sekarang. Menari sesuai dengan kemauan hatinya. Biarpun tak dapat lembaran won, tapi setidaknya ia mendapat ketenangan batin hati dan pikiran.

BRAK

"Hah, Jadi daritadi kau disini?" Yein menatap singkat manusia yang dengan lancang membuka pintu ruang latihannya. "Lekaslah, kita harus cepat. Bisa bisa ayahmu akan menjadi singa mengetahui anaknya tidak tepat waktu" Yein terkekeh kecil mendengar gurauan Jaehyun -sepupunya-

Yein lalu menghela nafas pendek. "Aku tidak suka bisnis. Kau tahu? Aku ingin menari balet saja. Kenapa aku tak bisa? Kenapa ayah tak mengijinkan? Kenap--"

"Jung Yein,"

Entah sejak kapan Jaehyun sudah berada didekatnya. Yang jelas, gadis itu bisa merasakan sentuhan pelan pada puncak kepalanya.

"Aku tahu perasaanmu. Tapi bagaimanapun juga, kita harus menurut sebagai anak. Bukankah memang tradisi keluarga kita seperti itu? Menuruti segala perintah orangtua, apalagi kepala keluarga,"

Jaehyun lalu tersenyum, memberi sedikit ketenangan pada Yein adalah jalan terbaik untuk saat ini. Apalagi gadis itu sudah seperti adik kandungnya sendiri, bagaimana bisa Jaehyun melihat saudaranya terpuruk seperti ini? Mengerikan.

"Apa hari ini kita akan bertemu rekan kerja ayahku?" Yein bertanya dengan suara lirih. "Ne, dan kau sebagai calon pengganti ayahmu, harus menghadiri pertemuan ini," Balas Jaehyun pelan.

"Baiklah, Jae oppa. Tunggu aku, 15 menit!"

"Kutunggu, bunny,"

Jaehyun tersenyum, lalu duduk dengan nyaman sambil sesekali memainkan ponselnya. Pria itu menghela nafas.

"Apa Yein bisa akrab dengan rekan kerjanya?"

Dan disinilah, kisah Yein dimulai.

.
.

TBC.

GENGSSSS DD BUAT EPEP/? BARU NIH CHAPTER NGEHEHEH. MASIH PENDEK SIH SOALNYA BARU PERKENALAN GITU NGAHAHAH BIAR PADA PENASARAN/? VOTEMENT SANGAT MEMBUAT DD SEMANGAT UNTUK MENGERJAKAN NDEEE SAMPE KETEMU DI NEXT CHAPTERRR!!💞💞

Salam lobeu

Dd ntiqqq

Breath [SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang