Decision

1.9K 241 107
                                    

"Kau menyetujuinya? Serius?."

Yein mau tak mau mengangguk ketika Jungkook kembali menghujaminya dengan pertanyaan yang sama. Sudah empat kali laki-laki itu bertanya, dan itu cukup membuat Yein ingin melempar Jungkook menggunakan higheels miliknya.

Lelaki itu kemudian tersenyum miring sembari menyesap americano nya. Jungkook mendekat pada Yein, mengambil posisi di belakang gadis itu. Yein sendiri sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul Jungkook jikalau pria itu berbuat macam macam.

"Eh?," Yein sedikit terlonjak ketika merasakan sesuatu di sekitar lehernya— gadis itu kemudian mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang Jungkook sematkan di lehernya.

"Tanda bahwa kau telah menyetujui kerja sama kita," Lelaki itu berujar pelan. "Bukankah aku ini terlalu romantis untuk dijadikan pacar bohongan?." Jungkook melanjutkan kalimatnya disertai kekehan kecil. Mampu membuat Yein merotasikan bola matanya sebal.

Kalau boleh jujur, Yein cukup terpesona saat pertama kali melihat liontin bening itu menggantung di lehernya. Desain liontin tersebut sangat polos, berbeda jauh dari style Yein yang lebih gemar menggunakan sesuatu yang berkilau, terlihat mewah namun simple.

 Desain liontin tersebut sangat polos, berbeda jauh dari style Yein yang lebih gemar menggunakan sesuatu yang berkilau, terlihat mewah namun simple

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tahu kalung itu bagus, tapi bukankah aku ini lebih indah di lihat daripada benda itu?." Sindiran halus Jungkook berhasil mengalihkan perhatian gadis itu. Yein mendelik sejenak, kemudian menyesap latte miliknya.

"Seleramu benar-benar buruk, Jeon Jungkook."

"Itu bagus tahu, itu dibuat khusus sehingga tak ada jiplakannya,"

"Siapa yang peduli tentang itu? Harusnya kau memberi liontin dengan manik, perak atau emas yang berkilau untuk seorang wanita."

"Cih, memangnya kau wanita?."

"Kau mau ku kubur dimana?."

Jungkook tak melanjutkan pertengkaran mereka. Lelaki itu malah meneguk habis americano nya dengan senyuman tertahan. Entah mengapa, bertengkar dengan Yein adalah sesuatu yang menggelikan. Menurut Jungkook.

Laki-laki itu mendesah pelan. "Arra, arra. Perempuan memang tak pernah mau disalahkan," Gumam Jungkook yang kemudian dibalas tatapan sinis Jung Yein. Gadis itu sudah siap mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Kau—!,"

CUP

Yein menegang di tempat saat Jungkook membungkam mulutnya lewat kecupan mematikan milik lelaki itu. Hanya satu detik Jungkook menempelkan dua materi kenyal tersebut. Dan itu berhasil membuat perempuan di hadapannya terdiam seperti patung.

"Aku akan kembali ke kantor, sayang. Pastikan kau memasak sesuatu saat aku berkunjung ke apartemenmu, hm?."

Jungkook beranjak dari tempatnya menuju pintu guna keluar dari kafe tersebut. Ia tersenyum lebar lalu mengehentikan langkahnya sebelum benar-benar jauh dari gadis itu.

Breath [SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang