Confused Ye

1.8K 184 25
                                        

Yein POV

Aku memang tidak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya. Sesuatu seperi gelenyar aneh yang membuyarkan segala pikiranku pagi ini. Persepsi-persepsi mustahil kini berputar tanpa henti di kepalaku. Memaksakanku untuk mencari jawaban atasnya, dan menyimpulkannya sendiri untuk kepuasan batinku.

Beruntung gadis cerewet itu- Lee Halla, sedang heboh hebohnya menyambut satu persatu pelanggan yang berdatangan. Tentu saja aku bisa mengingat dan merenungi dengan jelas apa yang terjadi pagi ini,

Hal yang tak pernah ku kira sebelumnya. Sebuah kecupan singkat dipagi hari dengan kata kata cinta sebagai penutupnya merupakan pengalaman yang tak pernah ku bayangkan dalam hidupku.

Okay, mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi.. bagaimana bisa? Bagaimana bisa naluriku berkata bahwa aku ingin lagi dan ciuman pemuda itu malah semakin menerbangkanku dalam delusional yang tak mungkin terjadi untuk kedua.. Atau ketiga kalinya. Entahlah.

Aku sendiri tak menghitung 'adegan panas' yang sering kulakukan dengannya yang bahkan hanya sebatas kekasih kontrakan atau pacar pura pura dan apalah itu.

Lalu setelah acara pelamaran yang lelaki itu lakukan di rumahku- tepat di depan ayah dan ibu. Sebenarnya aku ini apa di matanya? Seonggok gadis yang bisa ia pajang sebagai apapun yang ia mau? Setelah semua yang ia perbuat. Membuat diriku dengan Eunha unnie tiba tiba lost contact dengan ketegangan mendalam di antara kami?

Hah, rasanya seperti ditarik kemudian diulur, dan begitu seterusnya.

"Hei! Jung Yein yang terhormat, 'mau sampai kapan melamun begitu?"

Mataku refleks mengerjap ketika Halla menoel pipiku dengan satu tangan memegang setelan dress yang menggantung bebas di sebuah hanger. Bola mata Halla bergerak, seakan menginstruksiku untuk segera membantunya melayani para pelanggan.

Tunggu, sebenarnya siapa pemilik butik ini, 'sih?

"Oke, oke." Tak butuh waktu lama untuk berpikir, aku bergegas menuju kerumunan perempuan yang kini sibuk memilah beberapa setelan terbaru yang sengaja ku keluarkan dalam rangka menyambut musim dingin.

"Kau bodoh, Kim Mingyu! Niat tidak sih, mengurusiku? Masa meminjamiku mantel saja tidak mau? Kau ini-,"

"Diam atau aku akan membiarkanmu membeku tanpa penghangat apapun."

Telingaku dapat mendengar perdebatan dari seorang lelaki dan perempuan yang baru saja memasuki butikku. Aku sedikit menghela nafas, sebelum menoleh ke arah pintu. Siap melayani dengan sebuah senyuman jika saja diriku tak salah menangkap sosok yang berhasil membuat mataku ingin keluar dari tempatnya.

"Eunha unnie?"

Yein's POV End.

Tak ada yang tahu bagaimana sebuah kebetulan itu bisa terjadi. Naasnya, Jung Yein harus mengalami suatu kebetulan yang tak diinginkan. Nilai plus untuk kesialannya adalah bertemu Eunha di butiknya sendiri bersama seorang pria yang terasa asing di mata Yein.

Gadis itu berpikir kembali setelah sepuluh menit yang lalu mengajak kakak sepupunya untuk menikmati kopi di cafe terdekat dengan alasan urgent.

"Aku akan pulang jika kau masih mendiamiku seperti ini."

Yein tertohok ketika baru saja ingin menyeruput macchiato nya. Perempuan itu cepat-cepat menaruh cangkirnya kembali, tak ingin melewatkan moment yang begitu penting dengan Eunha.

"Maaf,"

Gadis itu menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku," Persetan dengan respon Eunha nantinya, Yein tetap mempertahankan posisinya. "Hubunganku dengan Jungkook tidak seperti yang kau pikirkan." Jelasnya dengan volume suara yang lebih kecil.

Breath [SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang