"Hah? Tidak jadi?"
Jungkook mengangguk malas. Lalu kembali memainkan ponselnya sebelum suara bass Kim Taehyung terdengar lagi.
"Kenapa bisa begitu?"
"Kau ini berisik sekali,"
"Yak!" Taehyung mendengus diikuti hadiah jitakan kepada Jungkook. "Kau ini, memangnya mereka sibuk?"
Yang ditanya hanya mengangkat bahu tak peduli "Mereka bilang punya klien dadakan, jadilah makan malam itu dibatalkan,"
Taehyung hanya ber'oh' ria mendengar ucapan Jungkook. Yah, sedaritadi memang topik yang mereka bicarakan adalah kedua orangtua Jungkook -yang super sibuk itu-
"Kenapa masih disini?" Taehyung menatap sebentar si pemilik suara. "Pulang sana," Lalu lelaki itu melemparkan bantal keropi yang berada didekatnya kepada Jungkook.
"Manusia setan,"
—————-————————
Yein terus merutuki matahari yang sedari tadi tanpa ampun menyinari penghujung dunia -atau mungkin Seoul saja- yang membuat cuaca hari ini begitu panas. Yah, gadis itu masih mencari kain untuk desain baju terbarunya.
Oh, apakah kalian belum tau?
Designer adalah impian kedua Yein setelah menjadi seorang ballerina. Menurutnya, merancang sesuatu dan mewujudkannya dalam bentuk jahitan jahitan yang indah adalah sebuah seni yang menyenangkan.
Benar benar wanita sejati
"Benang sudah, kain sudah, manik dan-- akh!"
Yein merutuk untuk kedua kalinya atas nasib yang ia dapat hari ini. Oh Tuhan, apa lagi?! Siapa yang dengan seenak jidat menabrak dan menjatuhkan belanjaan berharga miliknya?! Jangan lupa sekarang gadis itu sudah jatuh terduduk dengan tidak anggunnya
"Yak! Kalau jalan itu lihat li--"
"Mianhe, Maafkan aku," Yein mendongak melihat orang yang tadi ia kutuk dalam hati. Oh, seorang gadis. Terlihat lebih -ehm maaf- tua daripada Yein.
Gadis itu berjongkok, membantu Yein membereskan barang belanjaan yang terjatuh tadi. "Aku Minju, maafkan aku ya? Dan-- omo! Apa ini?"
Minju menyentuh pelan pergelangan kaki gadis yang ia tabrak barusan. Oh, terlihat merah hampir keunguan! Secercah rasa bersalah mulai melingkupi perasaan Minju.
Yein yang sepertinya mulai menyadari hal itu, langsung menggeleng sembari mengibaskan tangan. "Aku tak apa kok, Serius! Akh! Kenapa sakit sekali sih!" Sepertinya kau salah, Yein.
"Maafkan aku--" Minju menggantungkan kalimatnya.
"Yein,"
"Ah ya, Yein!" Minju memegang pundak gadis itu. "Karena kakimu terkilir, sebagai pertanggung jawaban. Aku akan mengantarkanmu ke apartemenku dan mengobati ini dulu—"
"Ahhh tidak perlu," Yein menggeleng cepat "ini baik, sungguh." Dan dibalas gelengan juga dari Minju.
"Ayo, aku tidak menerima penolakan,"
![](https://img.wattpad.com/cover/82933587-288-k584849.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath [SOON]
Fanfiction'Kau itu seperti oksigen, 'Lalu jika oksigenku hilang, bagaimana bisa aku bernafas?' Jeon Jungkook & Jung Yein.