Pagi hari memang waktu yang paling damai, dimana manusia terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang lebih fresh.
Tapi sepertinya pagi damai milik Jung Yein harus hancur begitu saja karena lelaki sialan yang entah sejak kapan sudah tidur di ranjangnya, tepat di sampingnya.
Tangan pria itu dengan santainya melingkari perut dengan kepala yang menelusup di leher belakang gadis itu. Membuat Yein berfikir apa saja yang akan Jungkook lakukan saat sudah menikah jika saat berpacaran saja ia sudah seperti ini.
"Jungkook, bangun! Heh, Jungkook— YA CEPAT BANGUN!"
Sepasang mata yang tadinya menutup itu kini terbuka dengan perlahan. Jungkook menampilkan senyum terpolosnya, membuat Yein tanpa ragu memukul kepala pria itu.
"Ah, sayang! Ini masih pagi—"
"Kenapa, sih kau sering sekali menumpang disini? Kau pikir ini motel?"
Jungkook tidak menjawab, ia malah terkekeh kecil ketika Yein melempar asal selimut tebal yang mereka pakai.
"Kau harus pulang sebelum aku pergi," Ujar Yein sambil mengambil beberapa pakaian dan handuk dari lemarinya.
"Mau kemana?" Jungkook bertanya cepat sebelum gadis itu hendak masuk kamar mandi.
Yein mendengus. "Ke rumah, bertemu ayah ibuku." Gadis itu terdiam sejenak, lalu menghela nafas. "Aku tidak bisa membiarkan butikku dalam keadaan kritis seperti itu—"
"Berarti kau akan mengaku kalau sudah memiliki kekasih?" Yein menatap jengah pada Jungkook yang kini bertanya dengan nada yang tak biasa.
"Ya terpaksa!"
"Kau ingat janjimu saat aku harus mengijinkan Ryu Sujeong agar bisa mengikuti tes untuk masuk kantorku?"
Yein mengangguk pelan sambil mencoba mengingat lagi, gadis itu merutuk saat Jungkook malah menganggap omongannya serius. Padahal dia hanya bercanda waktu itu!
"Aku bisa meminta apapun padamu kan?" Tanya Jungkook kemudian disertai dengan senyuman miring yang terpatri di wajahnya.
Eskpresi Yein mulai tak enak. "Yah— i-itu jika.."
"Biarkan aku ikut menemui orangtuamu,"
"HAH?!"
Yein menutup mulutnya dengan mata membesar. Ia takut membangunkan orang sekitar yang masih asik dengan dunia mimpinya. Gadis itu menatap Jungkook kaget, seolah tidak terima.
"Kau itu gila, ya. Jeon?!"
"Bukankah aku sudah bilang kalau aku gila karenamu?"
Itu ada percakapan terakhir mereka sebelum Yein menghentakkan kakinya kesal, memasuki kamar mandi. Meninggalkan Jungkook yang masih tersenyum penuh kemenangan.
()()()
"Sudah puas mempermalukan kakakmu, Jung Eunha?"
Eunha menundukkan kepalanya dalam ketika sang kakak menginterogasinya dengan tatapan tajam. Mereka sekarang sedang berada di kantor Jaehyun. Ini masih pagi tapi gadis itu sudah membuat masalah.
"Kenapa tadi malam kau mabuk, hah?"
"Oppa, kemarin itu—"
"Kau tahu seberapa repotnya Mingyu?"
"Aku tidak—"
"Apakah kau tidak kasihan padanya?"
"OPPA DENGARKAN AKU DULU!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Breath [SOON]
Fiksi Penggemar'Kau itu seperti oksigen, 'Lalu jika oksigenku hilang, bagaimana bisa aku bernafas?' Jeon Jungkook & Jung Yein.