"Jeon Jungkook menyebalkan, Jeon Jungkook menyebalkan, Jeon Jungkook — ARGGH!!."
Jungkook menautkan alisnya tatkala mendapati Yein sedang memaki dan berteriak - serta menyebut namanya. Pria itu berjalan menuju lemari tanpa suara. Menghiraukan Yein yang masih teramat kesal.
"Jeon Jungkook menye — YA! APA YANG KAU LAKUKAN BODOH?!." Yein menjerit kaget ketika Jungkook sudah berada di belakangnya dengan keadaan half naked. Jika saja tak ada handuk yang melilit di pinggang lelaki itu, mungkin kata 'half' akan menghilang begitu saja.
Yein menutup kedua matanya, "Kenapa tidak pakai baju di kamar mandi, sih?"
"Hn, lupa membawa baju..?" Balas Jungkook lalu mengidikkan kedua bahunya. "Ini baju sepupumu? Kalau begitu aku pinjam dulu."
"Yasudah sana!"
"Tidak usah menyebut mantanku."
"Sialan,"
Jungkook terkikik geli mendapati Yein yang masih setia menyatukan kedua telapak tangannya sebagai penghalang agar gadis itu tak melihat ke arah Jungkook. Lelaki itu lalu berjalan mendekati Yein.
Pluk!
"Mworago?"
Jungkook menepuk kepala Yein pelan. Barusan, lelaki Jeon itu menyampirkan handuk di atas kepala gadisnya. Mengisyaratkan agar Yein segera mandi.
"Mandi sana, bau sekali," Ujar Jungkook setengah bercanda. Namun masih bisa membuat Yein berdecak kesal.
Gadis itu mendengus. Lalu buru-buru beranjak jika saja ia tak kehilangan keseimbangan —
Brug
"Aduh!"
Yein memekik ketika merasakan keningnya berbenturan keras dengan sesuatu. Mata gadis itu menutup rapat sambil sesekali mengelus keningnya yang lumayan sakit.
"Kau benar-benar ceroboh, Jung."
Bisikan tak asing kini mampu menyadarkan Yein dari rasa sakitnya. Gadis itu membuka matanya perlahan. Netranya membulat ketika mendapati Jungkook sudah berada di atasnya — dengan kata lain menindih tubuh gadis itu.
"K-kenapa menindihku? Jangan berbuat macam macam!"
"Aku kaget, bodoh. Ku pikir belakangmu itu ubin." Jungkook ikut melotot saat gadis di bawahnya malah memelototinya dengan mata yang hampir keluar.
Sumpah, kali ini, Jungkook tidak bohong. Lelaki itu kaget — atau mungkin lebih tepatnya khawatir, Jeon? — saat Yein tiba-tiba saja hampir terjatuh. Otomatis Jungkook langsung menahan pinggangnya. Lelaki itu sendiri lupa bahwa Yein terjatuh di mana — seharusnya tak perlu berlebihan seperti itu, sih.
Tapi sebenarnya salah Jungkook di mana?
"Lalu kenapa kau menindihku?!"
"Tentu saja karena tubuhmu terlalu berat, makannya aku ikut jatuh."
"Berat katamu?" Ucap Yein tak percaya. "Aku sudah melakukan diet! Kenapa juga aku berat?! Sialan."
Jungkook mengidikkan bahu. "Itu yang kurasakan,"
"YA!"
Jungkook hampir saja memekik ketika Yein menjambak rambut basahnya dengan gerakan yang tiba-tiba. Gadis itu sangat sensitif terhadap berat badan. Ah, bukan gadis itu saja. Tapi hampir semua perempuan seperti itu. Dan sepertinya Jungkook salah jika mengira bahwa Yein tidak akan meledak seperti sekarang.
Jungkook menahan lengan gadis itu, "Y-ya.. Akh! Kenapa kau menjambak rambut — ARGH! YEIN ITU SAKIT."
Yein menarik rambut halus milik Jungkook tanpa ampun. Gadis itu benar-benar kesal. Sampai sampai Yein sendiri lupa bahwa posisi mereka tak wajar sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath [SOON]
Fiksi Penggemar'Kau itu seperti oksigen, 'Lalu jika oksigenku hilang, bagaimana bisa aku bernafas?' Jeon Jungkook & Jung Yein.