Musim gugur, tahun 2015
Emosi James tidak kunjung membaik. Amarahnya masih berada di ubun-ubun saat ia tiba di apartemen mewahnya di daerah jantung Kota New York. Ia berjalan dengan punggung tegak menuju meja bar kecil yang terdapat di ujung ruang santainya. Pria itu membuka tutup botol lalu menuangkan brendy mahal itu ke dalam gelas kristal untuk dirinya sendiri.
Gara-gara Casandra dia batal memiliki teman kencan malam ini. "Brengsek!" makinya kasar. Lalu dia harus menghadapi sang drama queen setelahnya, seolah belum cukup dia kembali harus berhadapan dengan wanita sialan yang diyakininya ingin menguras uangnya.
"Omong kosong!" ujarnya yang diakhiri sebuah umpatan kasar saat ia teringat akan wanita berambut cokelat madu itu. Ia mendesis, meletakkan gelas brendy-nya kasar lalu menyambar kamera yang dirampasnya dari Helena. "Tidak mengenalku, huh?" bisiknya sinis. "Kau akan mendapatkan uang jika kau menjual tubuhmu padaku!" ucapnya dengan gigi gemertuk.
Saat ini tidak ada binar mata menggoda yang selalu diperlihatkannya pada setiap wanita yang ditemuinya. Juga tidak ada binar mata ramah yang selalu diperlihatkannya pada kolega-koleganya. Saat sendirian James bebas menjadi dirinya sendiri—dingin, antipati dan kesepian. James kembali mendengus kasar, sebelum dengan cepat ia menyalakan kamera digital milik Helena. Ia lalu menekan tombol on, menatap layar LCD kamera sementara jari tangan kanannya dengan lincah menekan tombol navigasi.
Satu foto.
Dua foto.
Dua puluh foto telah ditampilkan dan dilihatnya pada layar LCD, namun kenapa tidak ada satu pun foto dirinya dan Casandra di sana? Tidak ada satu pun. Ini tidak mungkin, ujarnya dalam hati. Ia dengan jelas melihat wanita itu mengambil beberapa foto ke arahnya. Dia tidak mungkin salah, kan?
James menekuk keningnya dalam. Rasa penasarannya membuatnya melihat lebih banyak foto yang tersimpan di dalam kamera itu. Wanita itu jelas sudah pergi ke beberapa negara selama ini, itu yang bisa disimpulkan James saat melihat hasil jepretan foto yang tersimpan di dalam kamera itu.
Pria itu terus melihatnya dengan gerakan cepat, dan tawanya pun meledak setelah sepuluh menit dia berkutat dengan benda di tangannya itu.
Brengsek! Wanita itu ternyata tidak berbohong. Dia sama sekali tidak mengambil foto dirinya dan Casandra. Wanita itu hanya mengambil beberapa foto bangunan di sebelah restoran tempatnya makan malam bersama dengan Casandra serta foto pejalan kaki yang berlalu-lalang di sekitarnya.
James terkekeh pelan. "Sekarang wanita itu membuatku tersinggung," gumamnya dengan senyum aneh. "Dia mengabaikanku dan memilih untuk mengambil objek lain?" James mndecih, terlihat tidak suka karena untuk kali pertama dia merasa diabaikan oleh seorang wanita muda yang cantik.
Senyum James kembali terkembang dengan aneh. Pria itu mematikan kamera, lalu membawanya beserta gelas brendy-nya menuju kamar pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Helena (Walcott series #1)
RomanceVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Helena Collins, wanita muda berusia 25th, cantik, mandiri, keras kepala, tapi sulit didekati. Ia tidak percaya cinta dan sudah bertekad untuk tidak menikah seumur hidupnya. Helena menutup rapat hatinya...