Author playlist : Jet - Look What You've Done
***
Enjoy! ^-^
***
"Suatu kehormatan besar Anda bersedia datang—" Helena terdiam sejenak, melirik sekilas ke arah Rowena yang berdiri di depan pintu. "Anda datang untuk menjengukku bukan?" tambahnya dengan nada mencemooh yang sama sekali tidak disembunyikannya.
Rowena tersenyum samar. Diikuti Andrew di belakangnya, dengan langkah tertata ia berjalan ke arah putrinya. "Aku hanya memastikan sumber uangku baik-baik saja," balasnya membuat Helena tertawa keras, terlihat puas mendengar jawaban ibu kandungnya itu.
Dengan acuh Helena mengangkat sebelah bahunya. "Setidaknya kau tidak berbasa-basi hanya untuk menyenangkanku."
"Bisakah kalian hentikan pertengkaran ini?" Andrew berusaha untuk menengahi. Dia cukup lelah melihat pertengkaran keduanya, sementara alasan lainnya, pria itu sangat takut jika sikap istrinya malah membuat Helena semakin muak. "Rowena, putrimu sedang sakit. Bisakah kau sedikit bersabar menghadapinya?"
Helena mendengus, sama sekali tidak tersentuh oleh pernyataan ayah tirinya itu. "Jika kalian datang hanya untuk membujukku, sebaiknya kalian lupakan saja!" ujarnya, setelah jeda panjang. "Aku masih belum berubah pikiran," tambahnya dingin. Dia berbalik, berusaha untuk tetap tenang di bawah tatapan tajam ibunya. "Jangan mengharapkan sesuatu dariku—"
"Setidaknya kau harus membalas budi karena aku bersedia melahirkanmu, anak tidak tahu diri!" Rowena berkata dengan tenang, sementara Andrew yang duduk di sampingnya hanya bisa menggelengkan kepala pelan. Terlihat menyerah. "Jika bukan karena pengorbananku, kau tidak akan bisa melihat dunia saat ini."
"Dan kau bangga akan hal itu?" tanya Helena getir. "Setelah kau memperlakukanku dengan begitu buruknya?"
Rowena kembali mengangkat bahunya ringan. "Kau seharusnya menyalahkan takdirmu, Helena." Ia menjeda. "Kau harus bertanya kepada Tuhan kenapa Dia menjadikanmu sebagai putri dari bajingan yang memperkosaku!" tukasnya penuh penekanan. "Saat aku melihatmu, yang kulihat hanya dia. Dia Si Bajingan brengsek yang sudah menodaiku!"
Helena tidak menjawab.
"Kau pikir bagaimana perasaanku setiap kali aku melihatmu?"
Hening.
Rowena meremat dadanya. "Rasanya aku ingin sekali mati saat teringat kejadian mengerikan itu," tukasnya dengan nada lebih rendah namun menusuk. "Setiap kali melihatmu, rasanya aku ingin membunuhmu," tegasnya membuat Helena tersentak, sakit hati.
Kenapa ibunya harus menyalahkannya? Bukan keinginan Helena untuk dilahirkan ke dunia. Bukan keinginan Helena juga terlahir sebagai anak dari hasil pemerkosaan. Kenapa semua kebencian yang dimiliki oleh ibunya harus dilimpahkan kepadanya? Tanya Helena di dalam hati.
"Rowena, tolong hentikan!" pinta Andrew lembut, berusaha untuk menenangkan istrinya, namun Rowena bergeming. Rasa sakit yang dikuburnya dalam kini kembali ke permukaan saat ia menatap Helena yang dilihatnya semakin mirip dengan pria itu. Pria yang sudah menghancurkan masa remajanya. Pria yang telah meredupkan masa depannya.
Rowena mengetatkan rahangnya. Kedua tangannya terkepal erat hingga membuat buku-buku jarinya memutih. "Seharusnya aku memberikanmu pada ayah bejadmu itu saat dengan pongahnya dia kembali datang padaku dan bertanya mengenai dirimu."
Helena bergerak bangkit hanya untuk kembali terhuyung dan terduduk di sisi ranjangnya. "Apa maksudmu?" tanyanya setengah berbisik.
Apa lagi ini? Tanyanya di dalam hati. Apa maksud ibunya tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Helena (Walcott series #1)
RomanceVERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Helena Collins, wanita muda berusia 25th, cantik, mandiri, keras kepala, tapi sulit didekati. Ia tidak percaya cinta dan sudah bertekad untuk tidak menikah seumur hidupnya. Helena menutup rapat hatinya...