Bab 21 : So Close

29.6K 2.7K 116
                                    

Author playlist : Blue feat Elton John - Sorry Seems to be the Hardest Word

***

Selamat siang! PO sudah dibuka s/d tanggal 05 Maret 2022. Harga buku diluar ongkir dari Bandung Rp. 110.000, soft cover (up to 80K words).

Untuk yang ingin memesan versi cetak, silahkan DM atau isi form pemesanan di profile saya.

Terima kasih! ^^

.

.

.

Enjoy! ^-^

***

Paris. Helena tidak pernah menyangka jika ia akan menginjakkan kaki di kota ini lagi. Kota romantis dengan segala keindahannya. Wanita itu tidak bisa menahan senyum saat netranya menatap bangunan yang menjadi salah satu monumen paling terkenal di Paris—Arc de Triomphe(1).

Tuhan... Helena bahkan sangat menyukai udara kota ini. Paris memang sama padatnya dengan New York tapi kota ini memberi kesan tersendiri bagi Helena yang sangat menyukai novel-novel romantis.

"Coba lihat mimik wajahmu!"

Suara William yang terdengar geli membuat Helena menoleh ke arahnya.

"Kau terlihat seperti anak kecil yang mendapatkan permen kesukaannya," sambung pria itu saat Helena tidak menyahut ucapannya. William meletakkan majalah fashion yang tengah dibacanya lalu menoleh dan menatap lekat adiknya dengan ekspresi serius. "Jika kau begitu menyukai kota ini kenapa kau tidak pindah dan menetap bersamaku?"

Helena tidak menjawab membuat William mendesah keras dan kembali bicara, kini dengan nada ketus, "Tolong jangan katakan jika kau tidak bisa berada jauh dari tunanganmu itu."

William menjeda untuk menarik napas. "Sebenarnya apa yang kau lihat darinya?" tanyanya lagi. "Hingga detik ini aku tidak mengerti kenapa kau bisa begitu tergila-gila pada tunanganmu itu."

Ah, andai William tahu yang sebenarnya, pikir Helena miris.

"Aku bahkan sangat terkejut karena dia memberimu izin untuk ikut bersamaku ke Paris."

"Sebenarnya aku tidak meminta izin padanya," jawab Helena membuat William mengangkat satu alisnya. Ia mengangkat bahu tak acuh, "Kenapa aku harus meminta izin padanya? Aku pergi ke Paris bukan hanya karena mengikutimu tapi karena pekerjaan," sambungnya penuh penekanan pada kalimat terakhirnya.

"Apa pun alasanmu, kau tetap ikut bersamaku ke Paris," sahut William cuek. "Well, selamat datang di Paris. Bien venue(2)!" sambungnya menutup pembicaraan mereka mengenai James. Sejujurnya William masih belum bisa menerima sepenuhnya James sebagai tunangan adik bungsunya. Ia menerima pria itu hanya sebagai penghormatan atas apa yang sudah dipilih oleh Helena karena bagaimanapun adik bungsunya itu yang akan menjalaninya dan William hanya akan mengulurkan tangan saat Helena meminta bantuannya.

***

Untuk pertama kali dalam kurun waktu dua puluh lima tahun, Largo merasa kembali seperti anak kecil yang tertangkap tangan melakukan kesalahan. Pria berusia tiga puluh dua tahun itu menarik tipis sudut mulutnya ke atas. "Hai, Nona Collins!" sapanya dengan nada yang terdengar aneh bahkan untuk indra pendengarannya sendiri.

Rowena menghela napas panjang, dan seperti biasa—ekspresinya sangat tidak bersahabat.

"Boleh aku masuk?" tanya Largo, gugup.

Rowena tidak langsung menjawab hingga akhirnya wanita itu mengangguk kaku. Ia membuka pintu rumahnya lebar dan mempersilahkan Largo untuk masuk. Rowena membimbing pria itu masuk ke dalam rumahnya, melewati beberapa ruangan hingga tiba di ruang tamunya yang luas dan tertata rapi dan feminim—begitu khas Rowena.

TAMAT - Helena (Walcott series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang