Summary:
Dunia sihir butuh seorang pahlawan. Namun, apa yang akan terjadi jika topi seleksi tak mau mempertimbangkan pilihan Harry Potter kecil? Bagaimana jika topi kumal itu meneriakkan 'Slytherin' untuk Harry? Apakah kisah penyelamat dunia sihir itu akan berubah sepenuhnya? / "Tidak, Potter. Aku akan menempatkanmu di sana. Tempat di mana kau seharusnya berada. SLYTHERIN!" / "Kau yakin dia sanggup beradaptasi disini? Santo Potter itu—" / "Akan kulakukan apa pun untukmu. Apa pun. Kumohon ubahlah aku, Malfoy." / "Kau bilang apa pun, kan?" / DRARRY! Read and review, please.
.....
Langkah Harry terkesan gontai dan diseret-seret. Raut wajahnya menyiratkan keengganan yang teramat sangat. Matanya tertuju pada daun pintu di ujung koridor. Labelnya mengatakan bahwa ruangan itu adalah ruang penghargaan Hogwarts. Harry mendesah. Entah ada berapa banyak trofi-trofi yang perlu digosoknya sampai mengkilat disana. Bahkan seseram apa pun asramanya, ia pasti lebih memilih tidur di sana dibandingkan menggosok benda-benda berdebu itu sepanjang malam.
Harry mencebik, mencibir gaya bicara Madam Hooch ketika memberinya detensi sialan ini. Sudah cukup membuatnya malu setengah mati, kini justru menambah beban Harry lagi. Apakah menyihir sapu muridnya sendiri agar tak bisa bergerak adalah sesuatu yang pantas untuk dilakukan seorang guru? Oh. Yang benar saja.
Madam Hooch serius membuatnya sengsara. Bahkan kini Harry mulai bisa mencium gosip-gosip kurang ajar yang sedang panas-panasnya beredar. Tentang dirinya dan cowok brengsek satu itu.
Aish.
Harry baru saja akan melanjutkah keluh kesah diam-diamnya, ketika mendadak sesuatu mengusiknya. Matanya menangkap dua sorot abu-abu tepat di sana. Cowok dengan bekas luka sambaran kilat itu menghentikan langkahnya. Tersedak.
Harry baru ingat siapa yang akan menemaninya melakukan detensi laknat ini.
.....
a Drarry fanfiction written by GinevraPutri:
Change Me, Malfoy
Harry Potter © J.K. Rowling
Rated-T. Romance and Adventure.
Warning: A little bit bad languange. Maybe typo(s), OOC(s), plothole(s).
Alright. I told you that. And now-
Enjoy this.
.....
Chapter 3 – Dua Hati yang Beku
Sorot abu-abu itu membuat wajah Harry memerah sekali lagi. Malfoy memutar mata begitu menemukan partnernya, wajah pucatnya terlihat lelah ditimpa cahaya temaram dari lampu minyak yang tergantung di sepanjang dinding, satu sama lain berjarak beberapa meter. Rupanya ia juga mengalami hari pertama yang panjang dan melelahkan.
Malfoy mengedikkan kepala ke arah pintu, mengisyaratkan 'masuk, sana!'. Harry bergeming. Dalam hati mencibir, mengapa tidak Malfoy yang masuk duluan. Dasar pengecut.
Harry meraih kusen pintu dan menariknya ke bawah. Namun si pintu membandel, tak mau terbuka. Terkunci.
"Kau bertemu Filch dalam perjalanan kemari?"
"Mis-ter Filch, Malfoy."
Malfoy mendecak kesal, "Terserahlah. Kau melihat dia atau tidak?"
Harry menggeleng, "Kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Me, Malfoy
Fanfiction[WINNER OF #WATTYS2018: THE REVISIONIST!] [COMPLETED] Dunia sihir butuh seorang pahlawan. Namun, apa yang akan terjadi jika topi seleksi tak mau mempertimbangkan pilihan Harry Potter kecil? Bagaimana jika topi kumal itu meneriakkan 'Slytherin' untuk...