Dua Arah

13.1K 1.9K 742
                                    

Summary:

Dunia sihir butuh seorang pahlawan. Namun, apa yang akan terjadi jika topi seleksi tak mau mempertimbangkan pilihan Harry Potter kecil? Bagaimana jika topi kumal itu meneriakkan 'Slytherin' untuk Harry? Apakah kisah penyelamat dunia sihir itu akan berubah sepenuhnya? / "Tidak, Potter. Aku akan menempatkanmu di sana. Tempat di mana kau seharusnya berada. SLYTHERIN!" / "Kau yakin dia sanggup beradaptasi disini? Santo Potter itu—" / "Akan kulakukan apa pun untukmu. Apa pun. Kumohon ubahlah aku, Malfoy." / "Kau bilang apa pun, kan?" / DRARRY! Read and review,please.

.....

'Aku sudah gila. Aku sudah gila. AKU SUDAH GILA!'

Malfoy merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan ke asrama Slytherin. Pikirannya berkecamuk, frustasi atas keputusan yang baru saja diambilnya. Mengubah cowok keparat satu itu? Malfoy mengerang. Sebilah pedang serasa menancap di ulu hatinya.

Iris abu-abunya yang mempesona itu melirik cowok berkacamata yang juga berjalan bersamanya. Gejolak aneh muncul lagi, sama seperti malam di rumah sakit kala itu. Malfoy menggeleng, menjernihkan otak. Perlahan, kakinya berpacu lebih cepat. Sedikit meninggalkan teman berjalannya itu di belakang. Malfoy berusaha mengalihkan perhatiannya, namun apa daya, sekali-kali ia harus berhenti untuk mengelak keras-keras dari nalurinya yang mendesak ingin menoleh ke belakang, memperhitungkan jarak di antara mereka yang semakin menjauh.

Malfoy menggeram dalam hati. Sialan, ada yang salah dengannya.

Hening.

"Kau ingat kata sandinya?"

Malfoy mengerjap dan berusaha kembali fokus. Ah, ternyata mereka sudah sampai di depan dinding batu berlumut itu. Well, tepatnya dinding batu berlumut yang merupakan pintu masuk ke asrama Slytherin.

"Pureblood."

Dinding itu bergeser terbuka, menampakkan panorama suram ruang rekreasi Slytherin yang temaram, nyaris gelap gulita. Malfoy melangkah masuk, memandang sekelilingnya dan mendesah. Dengkuran teman-temannya terdengar menggema dari kamar asrama. Ah, sialan. Mereka sudah tidur duluan.

Malfoy melirik jam di sudut ruangan. Pukul sebelas— "shit, tentu saja mereka sudah tidur!" —malam. Ternyata detensi laknat itu benar-benar menyita waktu tidur malamnya. Malfoy mencebik sekali lagi, sebelum melangkahkan kakinya ke arah kamar asrama laki-laki.

Tepat saat itu, Harry James Potter membuka suara.

"Bisakah aku sarapan bersamamu, besok?"

.....

a Drarry fanfiction written by GinevraPutri:

Change Me, Malfoy

Harry Potter © J.K. Rowling

Rated-T. Romance and Adventure.

Warning: A little bit bad languange. Maybe typo(s), OOC(s), plothole(s).

Alright. I told you that. And now-

Enjoy this.

.....

Chapter 5 – Dua Arah

"Apa?"

Malfoy berbalik, mendelik ngeri.

Harry mengalihkan pandang. "Mm.. kau tahu, sebagai tindak lanjut dari kerja sama kita."

Change Me, MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang