Epilog: The Right Desicion

14.6K 1.4K 968
                                    

.....

Change Me, Malfoy [14/15]

Modified-Canon. Drarry. T. Romance. Drama. Adventure. 1st-year.

Started: 10/04/15

Finished: 25/12/16

.....

Epilog: The Right Desicion

.....

Ia baru separuh terjaga waktu decitan pintu benar-benar membangunkannya.

Harry mengucek mata, berusaha menghapus kantuk. Iris kehijauannya mengerjap beberapa kali sebelum kembali terfokus pada keadaan sekitar. Ia mengernyit begitu melihat tempat tidur-tempat tidur berseprai putih bersih di sekelilingnya. Aroma Dittany sesegera mungkin menusuk indra penciuman. Harry tersadar.

Ia tidak sedang berada di asramanya— karena di sini terang, bukannya remang-remang.

Ini.. bangsal rumah sakit?

Oh, benar. Otaknya mulai bekerja. Rasanya ia ingat betul ruangan ini. Ia pernah ke sini dulu sekali, gara-gara—

"Kau sudah bangun?"

—ditinju Malfoy.

Yeah, Draco Malfoy.

Harry merasakan sengatan di kepalanya. Matanya mencari-cari sumber suara.

Figur yang baru saja dibicarakan itu kini menyandarkan diri ke dinding. Iris abu-abunya memandang dengan tajam seperti biasa, seakan-akan yang dipandangnya adalah makhluk paling tidak berdaya yang pernah eksis di permukaan bumi.

Sebelum protes, Harry memutuskan mengecek dirinya sendiri terlebih dahulu.

Oke. Tubuh terbungkus selimut sampai leher. Perban di kedua tangan. Tulang rusuk terasa patah semua. Punggung tidak bisa digerakkan. Kepala pusing setengah mati. Kaki beku.

Ia menelan ludah dengan susah payah.

Berusaha menggerakkan tangan untuk menyentuh dahi, Harry mendengar suara gemeretak. Baru sedetik kemudian ia sadar kalau itu tulangnya.

Bagus.

Kesimpulan: ia hancur total.

Tidak heran Malfoy sanggup menahan diri untuk diam tanpa memaki-maki.

Harry merasakan wajahnya memanas. Saat ini, dengan keadaan seperti ini, ia tidak butuh dikasihani siapa-siapa— apalagi Malfoy, tapi tampaknya cowok itu sudah terlanjur kasihan. Sempurna. Harry menyumpah dalam hati. Ia kira ia cuma bakal memar satu-dua dan akan sembuh semenit kemudian kalau mengikuti prosedur pengobatan Madam Pomfrey— tapi, ya, kayaknya dia sudah mendekam satu bulan sendiri di sini.

Kalau dilihat dari kondisinya sekarang, ia bisa bilang ia korban kecelakaan pesawat yang jatuh di tengah hutan belantara.

Merlin, dia cuma dicekik oleh gurunya sendiri— yang ditempeli penyihir paling hitam sejagad raya, oke. Oh, memang ironis sih, tapi tidak seharusnya ia berbaring tidak berguna di sini dengan perban-perban menyedihkan melilit sekujur tubuh. Harry menggigit bagian dalam pipinya, mengerling Malfoy sembunyi-sembunyi.

Cowok itu menghela napas.

"Biar kupanggil Madam Pomfrey."

"T—" sial. Jangan bilang pita suaranya ikut putus. Harry berdeham, menahan rasa sakit. Lehernya terasa berdenyut. Tapi setidaknya ia harus bicara, sedikiiit saja terlihat punya daya akan terlihat sangat baik.

Change Me, MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang