Summary:
Dunia sihir butuh seorang pahlawan. Namun, apa yang akan terjadi jika topi seleksi tak mau mempertimbangkan pilihan Harry Potter kecil? Bagaimana jika topi kumal itu meneriakkan 'Slytherin' untuk Harry? Apakah kisah penyelamat dunia sihir itu akan berubah sepenuhnya? / "Tidak, Potter. Aku akan menempatkanmu di sana. Tempat di mana kau seharusnya berada. SLYTHERIN!" / "Kau yakin dia sanggup beradaptasi di sini? Santo Potter itu—" / "Akan kulakukan apa pun untukmu. Apa pun. Kumohon ubahlah aku, Malfoy." / "Kau bilang apa pun, kan?" / DRARRY! Read and review, please.
.....
"Omong kosong, Draco."
Malfoy masih mendengarnya. Mendengar tiga patah kata yang seakan menertawakan keputusannya— yang setelah dipikir-pikir memang konyol, mengingat ia tidak memiliki alasan untuk mengatakannya, sederet kalimat yang meluncur begitu saja tanpa pemikiran panjang.
"Berdoalah agar aku sanggup melakukannya, Potter. Berdoalah agar aku mampu menjauhimu."
Oh ya, Malfoy. Sangat sangat menyentuh.
Arrgh— Sejak kapan ia tidak bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutnya?
Omong kosong, Draco.
Omong kosong, Draco.
Omong kosong, Draco.
Lagi-lagi kalimat itu terngiang dalam otak Malfoy. Berputar-putar berulang kali, seakan mengoloknya karena membohongi diri sendiri.
Malfoy mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya kacau balau, berantakan. Ia benar-benar butuh mengosongkan otaknya, kemudian mengingatkan dirinya sendiri bahwa lambang ular yang melekat pada jubahnya bukan hanya sekedar lambang. Itulah yang selalu orang tuanya katakan. Keberadaannya di Slytherin adalah segala-galanya. Yang berarti, Malfoy harus menata hidupnya menjadi seorang Slytherin. Ia akan mengikuti jejak-jejak leluhurnya, dan serta-merta menjauhi perasaan-perasaan pengecut yang timbul di hatinya.
Ibunya sendiri sudah mewanti-wanti, berkata bahwa perasaan sialan itu pasti akan mengusik Malfoy selama masa pendewasaannya. Hanya saja beliau tidak menjelaskan lebih detail mengenai perasaan-perasaan apa saja yang akan dirasakan oleh Malfoy. Atau mungkin.. ibunya sendiri juga tak tahu bagaimana harus menjelaskannya?
Seperti yang Malfoy rasakan saat ini?
Ia tak dapat mengungkapkannya. Rasa itu seakan membludak, menghancurkan benteng-benteng pertahanannya. Rasa itu seakan menguasai dirinya, mengacaukan pikirannya. Mungkin inilah akibat bersinggungan dengan seorang Gryffindor munafik—kata Pansy—setiap hari.
Bukannya menularkan ke-Slytherin-an, malah dia yang tertular ke-Gryffindor-an.
Cowok itu benar-benar memengaruhinya, mengubahnya. Padahal seharusnya, Malfoy-lah yang bertugas mengubah Harry!
Kenapa jadi begini? Dimana letak kesalahannya?
Malfoy mengerang, mempercepat langkah. Tidak ada yang boleh tahu mengenai kebimbangan ini. Tidak ada yang boleh tahu bahwa seorang Malfoy pernah melakukan kesalahan. Tidak, tidak seorang pun.
"Hei, Draco!"
Ia mendengar beberapa seruan di belakangnya. Teman-temannya.
Kakinya sudah berhenti melangkah. Tumitnya sudah siap untuk memutar tubuh, berbalik.
Namun entah mengapa, rasanya ide tentang pertemanan terasa semakin konyol sekarang ini.
Dan mendadak Malfoy melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Me, Malfoy
Fanfiction[WINNER OF #WATTYS2018: THE REVISIONIST!] [COMPLETED] Dunia sihir butuh seorang pahlawan. Namun, apa yang akan terjadi jika topi seleksi tak mau mempertimbangkan pilihan Harry Potter kecil? Bagaimana jika topi kumal itu meneriakkan 'Slytherin' untuk...