Part 10 : Equally Childish

13K 220 4
                                    

Hening, kini cakka sedang bersantai menonton televisi, dia hanya bersantai tidak seperti nadya yg kalang kabut, gadis tersebut bingung harus bagaimana, duduk saja dia tidak bisa, dia terus berjalan lalu berputar balik kembali, jari telunjuk kanannya pun digigitnya, sesekali dia melirik cakka yg nampak tak ambil pusing, malah sesekali tertawa akibat film yg ditontonnya.

"kak, gim-"

"Ssstt...! biarkan saja, kau tak usah memikirkannya, shilla memang seperti itu, nanti kembali juga, kalau dia tahu yg sebenarnya, aku yakin, dia pasti sangat malu, hahaha... !! wajahnya pasti terlihat semakin bodoh, wahh senangnya melihat wajah bodohnya"

nadya hanya bisa memutar bola matanya dan menatap kesal kearah cakka, perlahan dia mencoba menenangkan hatinya, jujur saja, dia merasa bersalah akibatnya ini.

"kau masih mengkhawatirkannya?" tanya cakka sambil menepuk alas duduk sofa disampingnya, nadya pun langsung duduk disana sambil melipat kedua tangannya dan menganggukkan pelan kepalanya.

"tentu saja!! aku tak tahu jadinya akan seperti ini, aku sangat merasa bersalah kak, seharusnya aku tidak seperti itu, ku kira kak shilla wanita yg dewasa dan biasa saja menghadapi hal ini, lalu bagaimana sekarang kak??" nadya tak hentinya menampakkan wajah gelisahnya, tangannya pun terus saja diremas-remaskannya.

"kau tahu nadya? umurnya baru saja menginjak 20 tahun, dan kau lebih tua satu tahun darinya, seharusnya dia yg memanggilmu dengan sebutan kakak, bukan nya kau, haahh... shilla memang seperti itu nad, sudahlah, santai saja, kita tunggu sampai malam tiba, paling dia akan pulang dan merengek-rengek kelaparan" sahut cakka sambil merentangkan kedua tangannya disandaran sofa.

raut wajah nadya terlihat jelas, gadis itu seakan ragu dengan ucapan cakka. "benarkah?" tanya nadya sambil menatapkan wajahnya kearah cakka.

"iya adik kuuuu...!!" seru cakka sambil mengacak-acak poni nadya yg sepertinya ditata rapi oleh si empu di salon langganannya.

"ihhh...!! jangan diacak-acak kak!! oh iya, kalau kak shilla tak pulang juga malam ini bagaimana?? kakak akan tetap santai saja?" cakka agak tertegun akan pertanya'an nadya, setelah iya pikir-pikir, bisa saja istri nya itu merajuk tak ingin pulang, behh... tidur sendiri, batin cakka.

"ak-aku,... ahh tenang saja!! dia tak akan seperti itu, nad, kau masih ingin memanggilnya dengan sebutan kak?" nadya pun nampak berpikir sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu nya, lalu tersenyum mengangguk.

"tentu saja, dia kan istri kakak, dan pasti lah dia menjadi kakak iparku, hehe.." kekeh nadya dengan lesung pipi nya yg begitu nampak terlihat.

"kau bisa saja" ucap cakka sambil mengacak poni nadya lagi, dan dibalas rengutan wajah dari nadya.

***

"Pokoknya aku tak mau pulang sampai dia yg menjemputku kemari!!!" pekik shilla sambil meremas kuat bantal ditangannya,  dia benar-benar kesal dengan suaminya yg sampai detik ini tak kunjung-kunjung menelphone nya ataupun yg lainnya, padahal saat iya dengan kesalnya pergi dari rumahnya, suaminya tersebut mengejar-ngejarnya serta meneriaki namanya. hahh... seperti ftv saja. batin shilla ketika mengingat kejadian pagi tadi.

Ziravia, sahabatnya tersebut hanya bisa mengelus-elus pundak shilla sambil memberikan kata-kata penenang untuk sahabatnya seperti "IYA SHILL!! GAK USAH PULANG AJA!! EMANG PLEYYBEEYY TUH SI CICAKK!!" atau yg lainnya.

"huhuhu... vi, aku dirumahmu sampai alvin datang ya, menemani kamu" rayu shilla sambil mengedip-kedipkan matanya dan ditambah wajah  sok imut nya itu. via pun langsung menganggukkan pelan kepalanya sambil tersenyum lebar.

"boleh!! nanti kita akan menghabiskan waktu bersama, time girl's!!!"

shilla dan via langsung berteriak ke senangan dan langsunglah via turun dari ranjangnya lalu menyalakan music kesuka'annya.

Will You Love me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang