Part 17 : Thanks for you.

15.6K 378 128
                                    

ZIRAVIA P.O.V

sudah beberapa hari ini sahabatku selalu menangis, diam, melamun dan seperti mayat hidup. hatiku terasa sakit melihatnya. meskipun aku baru tiga tahun menjadi sahabatnya. namun tiga tahun itu cukup untukku mengenal begitu dekat dengan shilla. gadis, eh bukan! wanita. ya, wanita itu adalah wanita yg sangat baik sekali dimataku. dia baik, jujur dan.. terlalu polos.

semenjak cakka tak pernah datang lagi ke rumah nya-rumah mereka- shilla terus saja bersedih, dan selalu menyalahkan apa yg sudah terjadi itu salahnya. aku sebagai sahabatnya tak bisa berbuat apa-apa. namun setelah ku pikir-pikir sesudah shilla menceritakan awal mula masalah nya dengan cakka. ku rasa alasan cakka pergi dari rumah bukan hanya tentang shilla menanyakan siapa wanita yg dua minggu lalu dicium cakka. aku yakin sekali, pasti ada alasan lain. namun entahlah apa.

hari ini adalah hari minggu. hari yg biasanya yg paling ku tunggu juga shilla. hari yg membuat kami bebas dari tugas-tugas kuliah atau apapun juga. namun, hari minggu ini berbeda dengan hari minggu sebelum-sebelumnya. kali ini aku mengajak jalan shilla kesebuah taman bermain anak-anak. kata nenekku, tempat menenangkan jiwa adalah taman bermain anak-anak. karena, semua masalah hilang kalau melihat anak-anak yg lucu-lucu.

"shilla my baby!!! jangan sedih lagi lah!! aku yg menjadi sahabatmu kan ikut-ikutan sedih! sudahlah sayang! eh iya shill, aku pergi sebentar ya, aku mau membelikan sesuatu untukmu" ucapku pada nya. shilla menganggukkan pelan kepala nya. dia tampak diam. diam dan itu menyakitkan hatiku, sedih sekali melihat sahabatku seperti mayat hidup. cakka benar-benar lelaki yg kejam sekali! apakah dia tak memikirkan bagaimana perasaan shill!!? ahh sudah lah.

dari kejauhan, ku lihat shilla menangis lagi. oh baiklah, dia ku biarkan sendiri, mungkin itu membuatnya lebih baik. aku sedang membelikan arum manis untuk sahabatku itu. dia sangat menyukai nya, mungkin saja arum manis ini bisa melupakan sejenak kesedihannya.

"mas, arum manis nya dua ya!" pinta ku pada penjual arum manis yg ada disekitar taman bermain. mas-mas itu tersenyum kearahku, lalu mulai sibuk dengan membuat arum manis digerobaknya.

pikiranku melayang lagi kepada rumitnya rumah tangga sahabatku. kenapa kisah cinta nya tragis sekali sih. tidak ada kah lelaki yg dapat membahagiakan se-la-ma-nya sahabatku! raka! ah, kenapa nama lelaki itu yg muncul dalam benakku. sahabatku yg satu itu juga tragis kisah cinta nya. itu karna dia juga sih! terlalu lama berfikir untuk menyatakan cinta nya pada shilla. andai saja, raka menyatakan cinta nya pada shilla tepat seminggu sebelum shilla diberitahukan akan menikah. andai saja raka dengan berani nya menyatakan cinta nya pada shilla. aku tahu, sangat tahu. mereka berdua dulu saling mencintai, namun gengsi yg terlalu besar yg membuat cinta mereka tak bisa bersatu, tapi.. bisa kok!

"mbak, ini arum manisnya," ucapan mas-mas penjual arum manis tersebut menyadarkanku. aku pun langsung mengambil dua arum manis tersebut dari tangan si penjual, lalu menyerahkan uang sepuluh ribuan, kemudian berjalan menuju shilla.

***

aku tersenyum dengan riangnya menuju shilla, satu arum manis ditangan kiriku sudah setengah ku makan, hehe. selain itu makanan kesukaan shilla, itu juga makanan kesukaanku.

senyumku seketika pudar, dan berganti wajah penuh iba pada sahabatku yg semakin menangis. dia terlihat rapuh sekali, dia butuh seseorang yg mampu menampung air mata kepedihannya. cakka... ada apa sih suaminya itu!

"shill..? kenapa lagi?" tanyaku seraya duduk disampingnya, aku sangat khawatir pada nya. ada apa lagi ini? jangan-jangan cakka tadi datang? atau apa?

shilla mendongakkan wajahnya kearahku, ya tuhaann!! mengenaskan sekali wajahnya, air mata terus berlinangan dipipi nya. dia tersenyum getir kearahku dan menggumamkan sesuatu, "cakka menceraikanku vi,"

Will You Love me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang