Part 18 : Enough

6.5K 263 94
                                    


Author P.O.V.

Suara dentuman musik begitu menghentak dan mengiang-ngiang ditelinga, lampu kerlap-kerlip yang membuat mata silau akannya, meskipun suasana seperti itu tetap saja banyak orang yg begitu menikmatinya, tak peduli dengan semua hal yg terjadi, yg dirasa hanya nikmatnya berpesta dan juga para gadis yg begitu memabukkan bagi para lelaki.


Disudut ruangan tersebut, Cakka, dia sudah terduduk lemas disebuah sofa panjang nan mewah, dikelilingi gadis-gadis seksi, dirinya pun sudah tak sadarkan diri. Matanya pun menyiratkan kesedihan dan kepahitan dalam hidupnya, Ia hanya menikmati ketika para gadis disekelilingnya merayapi tubuhnya, yg ada didalam hatinya hanya ada Shilla, perempuan itu..


Plaakkk!!!


Suara tamparan yg begitu keras mengenai pipi Cakka, yg ditampar hanya tersenyum dan berusaha menunutup matanya, Ia hanya mengusap pipinya lalu tertawa tidak karuan.


"Cakka, cukup!! kamu harus pulang sekarang!"


Cakka mencoba membuka matanya sedikit, mencari tahu siapa gerangan yg sudah berani menamparnya lalu menyuruhnya pulang. tak ada satupun yg berhak menyuruhnya pulang. Kecuali, Shilla.


"Heh!! kau saja yg pulang, aku tak akan sudi meninggalkan tempat ini, kau... kau tak tahu apa yg kurasakan... sudah sana kau saja yg pulang!!" Cakka terus meracau dengan tak jelas, dan ujung-ujungnya dia menutup matanya lagi dan kadang sambil tertawa tidak karuan, yap ini pengaruh minum-minuman yg terus Cakka minum tanpa Ia tahu apa akibat yg akan terjadi.


BUUGH


Suara bogeman yg mengenai perut Cakka, benar-benar menyulut emosinya. Ia mengerang kesakitan, dan membuatnya kalap, tak peduli siapa yg memukulnya tadi. Cakka langsung membalasnya, namun ditangkis seseorang.


"SADAR, KKA!! AKU TAHU KAU DEPRESI, TAPI BUKAN BEGINI PENYELESAIAN MASALAHNYA, KAU HARUS IKUT KAMI PULANG!!" pekik seseorang yg tak memukulnya, Cakka mencoba menatapnya dalam-dalam, entah mengapa setelah itu Cakka menangis dengan kerasnya, membuat orang-orang disekitarnya menatap aneh. Ya, wajar saja aneh, lelaki yg berpenampilan berkelas seperti Cakka malah menangis dengan meraung-raung.


"KAU!! Kau tak tahu.. Aku sangat merindukan Shilla, tak peduli dengan mulutnya yg cerewet atau tingkahnya yg menyebalkan, dia.. Wanita satu-satunya yg paling kucintai.. KENAPA!!? KENAPA DIA PERGI!! APA SALAHKU! APA SALAHKU?!" Cakka terus meracau saja disela tangisnya. "AAARRGHHH... DASAR PEREMPUAN BODOH!! KENAPA TAK BERTANYA PADAKU LEBIH DAHULU, DIA BENAR-BENAR WANITA TERBODOH YG PERNAH AKU TEMUI!! hahahha.. namun begitu aku tak tahu kenapa aku sangat mencintainya, sangat.. HAH! AKU YG SANGAT BODOH! DAN DIA JUGA BODOH HAHAHAH... KAMI PASANGAN YG BODOH!!"


Gabriel, lelaki itu hanya diam, menghembuskan napasnya beberapa kali. Dia sebenarnya juga tahu bagaimana diposisi Cakka, malah lebih parah daripada itu. Cakka masih beruntung, Shilla masih ada didunia ini, sedangkan dirinya.. Ah sudahlah.


"Sudah selesai, tuan Giovanni? aku tak mau mendengar penolakan, sekarang kita pulang."


Will You Love me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang