5

54.1K 3.5K 46
                                    

Aku membanting tubuhku ke kasur besar di kamarku. Aku sebut kamarku karena di situlah aku pulang untuk sementara waktu selama pengerjaan design sampai resort itu jadi.

Hari pertama yang melelahkan.
Aku masih tidak percaya pada apa yang kualami hari ini.
Saat Richard membawaku kembali ke ruang kerjaku, di sana sudah tersedia beberapa jenis makanan dan minuman. Bule itu memaksaku untuk makan meskipun sudah tidak bisa lagi disebut makan siang.  Lebih gilanya lagi, Richard juga ikut makan di ruanganku!
Aku heran dengannya. Untuk apa ia begitu repot mengurusi makan siangku? Apa dia tidak punya pekerjaan lain?

Kenapa pula dia begitu ngotot memaksaku untuk makan siang bersamanya? Dasar bule aneh! Gara-gara dia aku jadi bertemu dengan raja orang gila yang hampir saja mencekikku.
Dan satu hal lagi yang membuatku heran, kenapa Devan sangat patuh pada Richard?

Kulirik jam tanganku, sudah hampir jam tujuh. Dengan malas aku memaksa diri untuk bangkit dan membersihkan diri.

Hmm.... bathtub itu sangat menggodaku.
Segera kualirkan air ke dalamnya, kuatur hangatnya agar aku nyaman berendam di dalamnya. Kutuang bubble bath sebanyak mungkin hingga air dalam bathtub itu dipenuhi busa.

Kulepas pakaianku satu persatu, sebelah kakiku kucelupkan ke dalam bathtub berwarna putih itu, lalu menyusul yang sebelah lagi.

Kupejamkan mataku menikmati hangatnya air dan buih lembut yang menyentuh tubuhku. Kupasang headset dan kuputar lagu-lagu kesukaanku. Hampir semua lagu yang ada di ponselku adalah lagu melow. Aku memang suka lagu-lagu lembut dan melankolis. Aku tidak begitu suka lagu yang bergenre hip-hop, rock atau aliran musik lainnya yang menghentak-hentak.

Kak Leana sering bertanya apakah aku pernah patah hati karena aku begitu tergila-gila dengan lagu yang bertema sedih. Hihihi... Kak Leana ada-ada saja.
Kuakui, aku memang pernah menyukai seseorang,  tapi lupakanlah, aku tidak ingin mengingatnya. Teringat Kak Leana, aku jadi rindu padanya. Bagaimana kabarnya? Aku terakhir bertemu dengannya seminggu yang lalu ketika ia akan berangkat ke Singapore lalu berlanjut ke Bangkok untuk keperluan syuting. Ya, Kak Leana yang dulunya model itu sekarang mulai mengembangkan dirinya ke dunia akting. Kakakku itu memang multi talent. Jika dibandingkan denganku, kami seperti langit dan bumi. Dia punya semua yang kuinginkan yang tidak kupunyai.

Semua laki-laki yang mendekatiku pasti ada udang dibalik batu. Apalagi kalau bukan ingin mendekati Kak Leana.
Tapi jangan mengira kalau aku membenci Kakakku karena ia lebih segala-galanya dariku. Aku justru sangat menyayanginya. Aku bangga menjadi adiknya. Tidak sedikitpun terbersit iri dalam hati dan pikiranku.

Hmm... lagu-lagu yang kudengarkan sudah habis separuh dari koleksi di ponselku.

Tiba-tiba saja aku merasa pipiku ditepuk-tepuk dan sebelum aku sempat membuka mata, tubuhku diangkat dari bathtub.

Aku membuka mataku. HAH??? Bule gila itu menggendongku dengan wajah panik.
Astaga!!! Aku baru sadar bahwa aku telanjang! Jadi bule gila itu sudah melihat tubuh polosku?

"KYAAAAAAA....." aku menjerit dan meronta turun dari gendongannya.

Richard yang tidak menyangka aku meronta dan memberontak jadi kewalahan. Ia kehilangan keseimbangannya dan jatuh berdebam dengan aku di atasnya.

Menyadari keadaanku, aku buru-buru bangkit,  menyambar apapun yang bisa kuraih untuk menutupi tubuhku yang polos.

Ini kejadian memalukan kedua yang kualami hari ini. Kalian mau tau apa yang terjadi padaku? Aku bersembunyi dibalik tirai besar berwarna merah maroon yang menutupi dinding kaca kamarku. Untung saja apartemen Richard berada di lantai tertinggi sehingga tidak akan ada orang di luar sana yang melihat tubuh polosku yang saat ini menempel di dinding kaca.

BILLIONAIRE'S LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang