Joanna hampir berteriak kegirangan saat Richard memberitahukan bahwa ia akan mengurus bisnisnya di Ottawa, Kanada selama seminggu.
Tatapan Richard yang tajam membuat Joanna cepat-cepat menyembunyikan ekspresi senangnya.
"Sepertinya kau senang sekali aku pergi?" tanya Richard menyelidik.
"Ehm... biasa saja," sahut Joanna menahan sudut bibirnya yang ingin melengkung ke atas.
"Benar?"
Joanna mengangguk cepat.
"Aku boleh kembali ke apartemenku sendiri, kan?" tanya Joanna mengingat sesuatu.
Richard mengerutkan keningnya sejenak, lalu mengangguk.
"YES!" pekik Joanna senang, lalu wajahnya kembali datar saat menyadari Richard mendengus kesal menatapnya dengan curiga.
"Tapi dengan tiga syarat!" ujar Richard cepat.
"Apa?"
"Satu, kau mengantarku ke bandara besok siang," kata Richard memandang lurus ke manik mata Joanna.
"Oke," angguk Joanna.
"Dua, pulang pergi kantor, kau di antar jemput oleh Raymond," Joanna merengut mendengar syarat kedua Richard.
"Ketiga?"
"Dinner denganku malam ini, dan bersikap manislah padaku hingga aku berangkat besok siang" Richard terkekeh melihat wajah kesal Joanna.
"Syarat kedua dan ketiga tidak bisa diganti?" tanya Joanna cemberut.
"Boleh. Diganti menjadi satu syarat," sahut Richard tersenyum licik.
"Apa itu?" tanya Joanna curiga.
"Be mine!" bisik Richard mendekatkan bibirnya ke telinga Joanna.
Joanna membelalak.
"Bagaimana? Kau bisa memilih opsi kedua," tantang Richard kalem.
"Tidak! Aku memilih yang pertama!" ujar Joanna pasrah. Ia lebih memilih tiga syarat pertama dari pada satu syarat gila yang terakhir.
Richard terkekeh. Ia tak habis mengerti, kenapa gadis mungil dihadapannya ini sama sekali tidak tertarik padanya seperti gadis-gadis pada umumnya.
.
..
...
-----*£*-----
...
..
.
Joanna menyapukan lipgloss di bibirnya. Penampilannya sangat sederhana. Dirapikannya poni yang menutup acak dahinya. Hanya satu yang tidak ia sukai. Gaunnya terlalu terbuka. Richard yang membelikannya. Dan dengan sedikit paksaan dan ancaman, gaun itu akhirnya ia terima dengan berat hati.
Tok tok tok...
ketukan di pintu kamarnya menyadarkan Joanna agar ia segera bersiap. Jika sedikit saja lebih lama membuka pintu, maka Richard tidak akan segan-segan mendobrak pintu atau masuk tanpa permisi melalui pintu penghubung kamar mereka.Joanna membuka pintu sedikit, menyembulkan kepalanya.
Benar saja, Richard sudah berdiri di depan pintu dengan tidak sabar. Tangan besarnya mendorong daun pintu begitu menyadari Joanna hanya mengintip dari celah kecil pintu tebal itu.Mata Richard terbelalak. Gaun berwarna biru laut yang diberikannya memeluk tubuh Joanna dengan sempurna.
Harusnya gadis itu sering memakai gaun seperti itu, ia kelihatan errr....sexy. Richard tersenyum geli mendengar kata hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BILLIONAIRE'S LOVE (SUDAH TERBIT)
Любовные романыBuku bisa didapatkan di Shopee & e-book. Part di watty tidak lengkap. Aku tidak bisa mundur, Joanna. Begitu juga kau. Sejak awal sudah aku katakan, kau milikku!